News / Nasional
Rabu, 05 November 2025 | 17:35 WIB
Budi Arie Setiadi, Ketum Projo periode 2025-2030. (Suara.com/Novian)
Baca 10 detik
  • Ketua Umum Projo Budi Arie Setiadi membantah Projo adalah singkatan dari Pro Jokowi demi bergabung dengan Gerindra, namun jejak digital video lamanya membuktikan pernyataan sebaliknya
  • Analis politik Hendri Satrio menduga manuver Projo ini adalah strategi "Kuda Troya" dari Jokowi untuk menyusupkan pengaruh dan mengontrol arah Partai Gerindra dari dalam
  • Setelah pernyataannya viral dan menuai kritik, Budi Arie menuding media telah melakukan adu domba dan menegaskan bahwa sejarah Projo tidak dapat dipisahkan dari sosok Jokowi

Suara.com - Manuver politik Ketua Umum Projo, Budi Arie Setiadi, yang bersikeras membawa gerbong relawannya bergabung dengan Partai Gerindra memicu kontroversi panas. Demi memuluskan langkah politiknya ke lingkaran Prabowo Subianto, Budi Arie secara mengejutkan menyatakan bahwa nama Projo bukanlah akronim dari Pro Jokowi, sebuah klaim yang langsung dipatahkan oleh jejak digitalnya sendiri.

Pernyataan kontroversial ini dilontarkan Budi Arie usai terpilih kembali menjadi Ketua Umum dalam Kongres III Projo di Jakarta, Minggu (2/11/2025). Di hadapan elite Gerindra, ia menegaskan bahwa Projo akan mengubah logo siluet wajah Joko Widodo (Jokowi) dan mengklaim nama organisasinya berasal dari bahasa Sansekerta.

"Projo itu sendiri artinya negeri dalam bahasa Sanskerta dan dalam bahasa Jawa Kawi itu artinya rakyat," ungkap Budi Arie. Ia menambahkan bahwa populeritas Projo sebagai singkatan Pro Jokowi hanyalah karena pelafalan yang mudah oleh media. "Memang nggak ada (akronim Pro Jokowi), cuma teman-teman media itu (mempopulerkan) Projo (menjadi) Pro Jokowi itu kan karena gampang dilafalkan saja," kata Budi.

Namun, internet tak pernah lupa. Politikus PDIP, Mohamad Guntur Romli, dengan cepat membongkar pernyataan Budi Arie dengan menyandingkan video lama saat ia masih setia di barisan Jokowi. Dalam video lawas tersebut, Budi Arie dengan lantang dan tegas menyatakan makna Projo yang sesungguhnya.

"Udah jelas Projo itu Pro Jokowi, kalau Projo enggak Pro Jokowi bukan projo berarti," ungkap Budi Arie dalam video pertama yang viral di media sosial X.

Guntur Romli menyindir keras perubahan sikap Budi Arie. "Saat Budi Arie jilat Jokowi, Projo: Pro Jokowi," tulis Guntur Romli melalui akun X @GunRomli, Selasa (4/11/2025). "Saat Budi Arie muntahin Jokowi, Projo: Bukan Pro Jokowi, bisa-bisanya media aja...," tambahnya.

Merasa tersudut, Budi Arie kemudian berusaha meralat dan menuding adanya upaya adu domba. Ia meminta media tidak membingkai manuvernya sebagai perpisahan dengan Jokowi. "Saya ingin menjelaskan kepada teman-teman media sekalian karena dari perkembangan berita ini seolah-olah disampaikan terkesan Projo putus hubungan dengan Pak Jokowi. Jangan diframing," katanya.

"Projo ini lahir dari semangat perlunya lahirnya pemimpin rakyat yang ada yang bernama Bapak Joko Widodo," tegasnya, seolah mencoba menenangkan situasi.

Analis Bongkar Skenario 'Kuda Troya' Jokowi

Baca Juga: Budi Arie Merapat ke Gerindra? Muzani: Syaratnya Cuma Ini!

Di tengah drama politik ini, Analis Komunikasi Politik Hendri Satrio (Hensa) menawarkan perspektif yang lebih dalam. Menurutnya, langkah Projo ini bukanlah perpisahan, melainkan sebuah strategi canggih dari Jokowi untuk menyusupkan pengaruhnya ke dalam tubuh Partai Gerindra.

"Menurut saya, itu sangat mungkin adalah strategi Jokowi juga untuk menyusupkan Projo ke Gerindra, supaya Jokowi juga memahami arah dan strategi Gerindra mau apa ke depan," ujar Hensa, Senin (3/11/2025).

Hensa menyebut manuver ini sebagai "drama" atau pertunjukan politik di permukaan. Ia mengingatkan bahwa Projo sengaja "disusupkan" untuk memantau dan memengaruhi keputusan internal Gerindra, terutama untuk mengamankan skenario Prabowo-Gibran dua periode.

"Hati-hati buat Gerindra. Ini bisa jadi Projo adalah kuda Troya-nya Jokowi buat Gerindra yang sengaja disusupkan supaya keinginan Jokowi soal Prabowo-Gibran 2 periode itu benar-benar terjadi," tegas Hensa.

Sementara itu, pihak Projo yang diwakili Ketua Umum PASBATA Prabowo, David Febrian Sandi, membela langkah tersebut sebagai sebuah kedewasaan politik. Menurutnya, bergabung dengan Gerindra adalah langkah terhormat untuk melanjutkan visi pembangunan nasional.

“Jangan ada yang mencoba mengadu domba kami. Kami lahir dari Bapak Jokowi, dan hari ini kami berjuang bersama Bapak Prabowo untuk melanjutkan cita-cita besar beliau demi rakyat dan negara,” tegasnya.

Load More