Suara.com - Korea Selatan tengah menghadapi krisis demografi yang cukup serius, dengan populasi yang menua dengan cepat dan tingkat kelahiran yang rendah. Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah telah meluncurkan sejumlah inisiatif, termasuk menawarkan uang kepada penduduk yang mau berpacaran.
Ada beberapa faktor yang berkontribusi terhadap penurunan populasi Korea Selatan, antara lain, tingginya biaya hidup, terutama di kota-kota besar seperti Seoul. Budaya kerja yang kompetitif dan menuntut, penundaan pernikahan dan kelahiran, serta meningkatnya biaya pendidikan dan perawatan kesehatan.
Penurunan populasi memiliki konsekuensi serius bagi Korea Selatan, seperti tenaga kerja yang menyusut, penurunan pertumbuhan ekonomi, tekanan pada sistem kesejahteraan sosial hingga penuaan masyarakat.
Untuk mengatasi krisis demografi, pemerintah Korea Selatan telah meluncurkan sejumlah inisiatif. Mulai dari tunjangan keuangan untuk orang tua, pemerintah memberikan tunjangan kepada keluarga dengan anak-anak untuk membantu mengurangi biaya pengasuhan anak.
Cuti melahirkan dan hak asuh yang diperpanjang, pemerintah telah memperpanjang cuti melahirkan dan hak asuh untuk memungkinkan orang tua menyeimbangkan kehidupan kerja dan keluarga.
Perumahan yang terjangkau, pemerintah membangun perumahan yang terjangkau untuk keluarga muda dan orang tua.
Layanan penitipan anak, pemerintah meningkatkan akses ke layanan penitipan anak yang terjangkau dan berkualitas tinggi.
Salah satu inisiatif terbaru pemerintah adalah program pacaran berhadiah. Dalam program ini, pemerintah akan memberikan uang kepada penduduk yang berhasil menemukan pasangan melalui layanan perjodohan yang disponsori pemerintah.
Jumlah uang yang ditawarkan bervariasi tergantung pada daerah dan usia peserta. Di beberapa daerah, penduduk yang berpacaran dan menikah dapat menerima hingga 10 juta won (sekitar Rp120 juta).
Baca Juga: PSSI Ungkap Kondisi Shin Tae-yong Usai Operasi Radang Selaput Dada
Program pacaran berhadiah telah menuai kritik dari beberapa pihak. Beberapa kritikus berpendapat bahwa program tersebut dangkal dan tidak akan berdampak signifikan terhadap tingkat kelahiran. Sementara, yang lain khawatir program tersebut dapat menumbuhkan budaya ketergantungan.
Namun, pemerintah mempertahankan bahwa program tersebut hanyalah salah satu dari banyak inisiatif untuk mengatasi krisis demografi yang serius. Pemerintah berharap program tersebut akan mendorong lebih banyak orang untuk mencari pasangan dan memulai sebuah keluarga.
Penurunan populasi merupakan tantangan besar bagi Korea Selatan. Pemerintah telah meluncurkan sejumlah inisiatif untuk mengatasi masalah ini, termasuk program pacaran berhadiah. Meskipun program tersebut telah menuai kritik, program tersebut tetap merupakan bagian dari upaya pemerintah yang lebih luas untuk meningkatkan tingkat kelahiran dan memastikan masa depan yang berkelanjutan bagi negara tersebut.
Berita Terkait
-
Ketegangan Meningkat! Korut Kecam Jepang Atas Pembuangan Air Radioaktif Fukushima, Sebut Bencana Mengancam
-
3 Drama Romantis yang Dibintangi Moon Sang Min, Terbaru Cinderella at 2 AM
-
PSSI Ungkap Kondisi Shin Tae-yong Usai Operasi Radang Selaput Dada
-
Gegara Pakai Syal, Gaya Ayu Ting Ting Jadi Bulan-bulanan: Maksain Korean Style
-
Siap Tayang di Bioskop, Ini 4 Alasan Kuat 'Project Silence' Wajib Ditonton
Terpopuler
- Panglima TNI Kunjungi PPAD, Pererat Silaturahmi dan Apresiasi Peran Purnawirawan
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- Profil Komjen Suyudi Ario Seto, Calon Pengganti Kapolri Listyo Sigit Prabowo?
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
Pilihan
-
Desy Yanthi Utami: Anggota DPRD Bolos 6 Bulan, Gaji dan Tunjangan Puluhan Juta
-
Kabar Gembira! Pemerintah Bebaskan Pajak Gaji di Bawah Rp10 Juta
-
Pengumuman Seleksi PMO Koperasi Merah Putih Diundur, Cek Jadwal Wawancara Terbaru
-
4 Rekomendasi HP Tecno Rp 2 Jutaan, Baterai Awet Pilihan Terbaik September 2025
-
Turun Tipis, Harga Emas Antam Hari Ini Dipatok Rp 2.093.000 per Gram
Terkini
-
Skandal Korupsi Kemenaker Melebar, KPK Buka Peluang Periksa Menaker Yassierli
-
Siapa Lelaki Misterius yang Fotonya Ada di Ruang Kerja Prabowo?
-
Dari Molotov Sampai Dispenser Jarahan, Jadi Barang Bukti Polisi Tangkap 16 Perusuh Demo Jakarta
-
BBM di SPBU Swasta Langka, Menteri Bahlil: Kolaborasi Saja dengan Pertamina
-
Polisi Tetapkan 16 Perusak di Demo Jakarta Jadi Tersangka, Polda Metro: Ada Anak di Bawah Umur
-
Skandal 600 Ribu Rekening: Penerima Bansos Ketahuan Main Judi Online, Kemensos Ancam Cabut Bantuan
-
Misteri Foto Detik-Detik Eksekusi Letkol Untung, Bagaimana Bisa Dimiliki AFP?
-
Kebijakan Baru Impor BBM Ancam Iklim Investasi, Target Ekonomi Prabowo Bisa Ambyar
-
Apresiasi Mendagri untuk Komisi II atas Dukungan terhadap Program Kinerja Kemendagri 2026
-
Penjelasan Lengkap Menkominfo Soal Video Presiden di Bioskop: Transparansi atau Propaganda?