Suara.com - Penembakan yang menargetkan mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, selama rapat umum di Butler, Pennsylvania, pada Sabtu malam telah mengguncang dunia. Kejadian tersebut menewaskan satu orang dan melukai dua lainnya, termasuk Trump yang mengalami luka di telinga. Insiden ini telah memicu reaksi keras dari para pemimpin dunia yang mengecam tindakan kekerasan tersebut.
Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, dengan tegas mengecam penembakan tersebut dalam sebuah pernyataan. "Tidak ada tempat di Amerika untuk kekerasan seperti ini. Ini sangat mengerikan. Kita harus bersatu sebagai bangsa untuk mengecam tindakan ini," kata Biden. Ia juga menyatakan belasungkawa kepada keluarga korban dan menyampaikan rasa syukur atas keselamatan Trump.
Di Inggris, Perdana Menteri Rishi Sunak juga menyatakan keprihatinannya. "Kami berdiri bersama Amerika dalam menghadapi serangan terhadap demokrasi ini. Kekerasan tidak pernah bisa menjadi jawaban," kata Sunak dalam pernyataannya.
Presiden Prancis, Emmanuel Macron, mengutuk penembakan tersebut dan menyatakan dukungannya kepada rakyat Amerika. "Serangan ini adalah serangan terhadap nilai-nilai demokrasi yang kita junjung tinggi. Kami bersama Amerika dalam mengecam kekerasan ini," ujarnya.
Dari Jerman, Kanselir Olaf Scholz juga menyampaikan kecamannya. "Kami sangat mengutuk tindakan kekerasan ini. Kebebasan berbicara dan berkumpul adalah hak dasar yang harus dilindungi," kata Scholz.
Reaksi keras juga datang dari berbagai organisasi internasional. Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa, António Guterres, menyebut insiden tersebut sebagai "serangan terhadap prinsip-prinsip perdamaian dan keamanan internasional." Ia menambahkan, "Kami menyerukan kepada semua pihak untuk menahan diri dan tidak menggunakan kekerasan sebagai sarana mencapai tujuan politik."
Organisasi NATO juga menyatakan solidaritasnya dengan Amerika Serikat. Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg, mengatakan, "Serangan terhadap pemimpin demokratis adalah serangan terhadap semua negara demokratis. Kami berdiri bersama Amerika dalam menghadapi ancaman ini."
Selain kecaman, banyak pemimpin dunia juga menyerukan untuk perdamaian dan rekonsiliasi. Paus Fransiskus dalam pidatonya di Vatikan mengatakan, "Kekerasan hanya akan membawa penderitaan dan kebencian. Marilah kita berdoa untuk perdamaian dan pengertian di antara semua bangsa."
Presiden Afrika Selatan, Cyril Ramaphosa, menekankan pentingnya dialog dan kerja sama internasional. "Di saat seperti ini, kita harus bekerja sama untuk memastikan bahwa kekerasan politik tidak menjadi norma. Dialog dan kerja sama adalah kunci untuk mencapai perdamaian dan stabilitas global," katanya.
Baca Juga: Donald Trump Ditembak saat Kampanye, Jokowi: Saya Terkejut dan Sedih
Penembakan yang menargetkan Donald Trump telah memicu gelombang kecaman dari pemimpin dunia. Mereka dengan tegas mengecam tindakan kekerasan tersebut dan menyerukan untuk perdamaian dan rekonsiliasi. Insiden ini menjadi pengingat bahwa kekerasan tidak boleh menjadi alat dalam politik, dan pentingnya menjaga nilai-nilai demokrasi serta hak asasi manusia di seluruh dunia.
Berita Terkait
-
Saksi di Dekat Donald Trump Angkat Bicara: Dia Memutar Kepala Tepat pada Waktunya
-
Fakta Thomas Matthew Crooks, Sosok Penembak Donald Trump Diduga Republikan
-
BREAKING NEWS: FBI Ungkap Nama Pelaku Penembakan Donald Trump
-
Warga AS Histeris saat Donald Trump Ditembak, Detik-detik Sniper Secret Service Tembak Mati Pelakunya
-
Terungkap! FBI Identifikasi Pelaku Penembakan Donald Trump di Kampanye
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Semua Agama Dapat Porsi, Menag Nazaruddin Umar: Libur Nasional 2026 Sudah Adil
-
Presiden Prabowo 'Ketok Palu!' IKN Resmi Jadi Ibu Kota Politik 2028 Lewat Perpres Baru
-
Penggugat Ijazah Gibran Bantah Bagian dari Musuh Keluarga Jokowi: Saya Tidak Sedang Mencari Musuh!
-
Rekam Jejak Wahyudin Anggota DPRD Gorontalo, Narkoba hingga Video Rampok Uang Negara
-
Bongkar Gurita Korupsi Pertamina, Kejagung Periksa Jaringan Lintas Lembaga
-
Guntur Romli Murka, Politikus PDIP 'Rampok Uang Negara' Terancam Sanksi Berat: Sudah Masuk Evaluasi!
-
Dasco: UU Anti-Flexing Bukan Sekadar Aturan, tapi Soal Kesadaran Moral Pejabat
-
Harta Kekayaan Minus Wahyudin Moridu di LHKPN, Anggota DPRD Ngaku Mau Rampok Uang Negara
-
Dapat Kesempatan Berpidato di Sidang Umum PBB, Presiden Prabowo Bakal Terbang ke New York?
-
SPBU Swasta Wajib Beli BBM ke Pertamina, DPR Sebut Logikanya 'Nasi Goreng'