Suara.com - Krisis air di Kalimantan bukan masalah yang baru-baru ini terjadi. Pakar Mitigasi Bencana UPN Veteran Yogyakarta, Eko Teguh Paripurno, mengatakan bahwa kondisi itu bahkan telah terjadi sejak tahun 1970-an.
Masalah ketersediaan air itu bermula karena penggundulan hutan atau deforestasi yang sudah terjadi pada masa itu. Eko menjelaskan, pada era tersebut menjadi kali pertama pembabatan hutan besar-besaran di Kalimantan.
"Durasi kedua kerusakannya ketika tambang dan sekarang sawit. Tentu deforestasi itu berpengaruh terhadap kelangkaan air," kata Eko saat dihubungi Suara.com, Jumat (19/7/2024).
Dengan kondisi seperti itu, gegap gempita membangun Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur harusnya dilakukan lebih hati-hati. Eko mengatakan kalau saat ini pemerintah bukan harus lakukan pembatasan deforestasi, melainkan dilarang menebang hutan.
"Tapi rasanya perlakuan itu masih saja dilakukan dari tahun 70-an sampai sekarang," kritik Eko.
Itu sebabnya, menurut Eko, masalah krisis air di Kalimantan tidak hanya serta merta karena pembangunan IKN. Dia menegaskan bahwa sebelum ada IKN, ketersediaan air Kalimantan sudah terbatas karena faktor alamnya.
Dengan kondisi tersebut, pemerintah justru melakukan tata kelola di Kalimantan dengan tidak benar.
"Ini perlu saya sampaikan agar kita tidak terjebak bahwa IKN lah yang memperparah krisis air. Tapi tata kelola Kalimantan sejak tahun 70-an, pembabatan hutan besar-besaran, pertambangan besar-besaran, lalu mungkin berikutnya akan ada penghabisan karst," tuturnya.
Itu sebabnya, dia menyarankan bahwa sekarang bukan lagi tindakan mitigasi yang bisa dilakukan di Kalimantan. Tetapi, pencegahan dengan tak lagi lakukan penebangan hutan.
Baca Juga: Upacara 17 Agustus Perdana di IKN Bakal Jadi Sejarah Bagi Kalimantan Timur
"Jadi jangan sampai disempitkan menjadi IKN. Yang menghancurkan gaya hidup pembangunan, kita yang sudah menghancurkannya," kata Eko.
Berita Terkait
-
Miris! Warga Sekitar IKN Berebut Air Bersih dengan Pekerja Proyek
-
Keponakan Prabowo Jadi Wakil Sri Mulyani, Ada Misi Khusus Apakah?
-
Ihwal Krisis Air di Kalimantan; Dimulai dari Deforestasi, Makin Parah Sejak Pembangunan IKN
-
Upacara 17 Agustus Perdana di IKN Bakal Jadi Sejarah Bagi Kalimantan Timur
-
Dari Fakta Mengerikan Soal IKN Hingga Makan Siang Gratis Prabowo Rp 7.500
Terpopuler
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 5 Bek Kanan Terbaik Premier League Saat Ini: Dominasi Pemain Arsenal
Pilihan
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
-
5 HP RAM 12 GB Paling Murah, Spek Gahar untuk Gamer dan Multitasking mulai Rp 2 Jutaan
-
Meski Dunia Ketar-Ketir, Menkeu Purbaya Klaim Stabilitas Keuangan RI Kuat Dukung Pertumbuhan Ekonomi
-
Tak Tayang di TV Lokal! Begini Cara Nonton Timnas Indonesia di Piala Dunia U-17
-
Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Sri Mulyani: Sebut Eks Menkeu 'Terlalu Protektif' ke Pegawai Bermasalah
Terkini
-
Tegaskan IKN Tak Akan Jadi Kota Hantu, Menkeu: Jangan Denger Prediksi Orang Luar, Sering Salah Kok
-
Setara Institute Sebut Upaya Jadikan Soeharto Pahlawan Nasional Sengaja Dilakukan Pemerintah
-
20 Siswa SDN Meruya Selatan 01 Diduga Keracunan MBG di Hari ke-3, Puding Coklat Bau Gosong
-
Luncurkan Dana Abadi ITS, BNI dan ITS Dorong Filantropi Pendidikan Digital
-
Dosen di Jambi Dibunuh Polisi: Pelaku Ditangkap, Bukti Kekerasan dan Dugaan Pemerkosaan Menguat
-
Nasib Charles Sitorus Terpidana Kasus Gula Tom Lembong usai Vonisnya Diperkuat di Tingkat Banding
-
Amnesty: Pencalonan Soeharto Pahlawan Cacat Prosedur dan Sarat Konflik Kepentingan!
-
Pemulihan Cikande: 558 Ton Material Radioaktif Berhasil Diangkut Satgas Cesium-137
-
Waspada Banjir Rob, BPBD DKI Peringatkan 11 Kelurahan di Pesisir Utara
-
Bank Mandiri Siap Salurkan Rp3,22 Triliun BLTS Kesra 2025 lewat Jaringan Cabang & Mandiri Agen