Suara.com - Pelaksanaan program penghapusan jurusan IPA, IPS, dan bahasa di SMA tuai kritikan. Pengamat pendidikan Darmaningtyas menyebut kalau implementasi dari konsep tersebut pada akhirnya sama saja dengan sistem peminatan Kurikulum 2013.
Bukan hanya tidak menawarkan sistem pendidikan yang baru, namun Darma juga melihat kalau program tersebut hanya merepotkan sekolah.
"Pada akhirnya sekolah menjadi lebih repot. Sebagai contoh, ada sekolah yang membagi dengan paket-paket. Paket pelajaran yang kira-kira memang anak-anaknya akan kuliah di jurusan IPA, ada paket untuk menyiapkan mereka yang akan kuliah ke jurusan sosial humaniora. Akhirnya ya bohong-bohongan saja karena hanya ganti istilah, dari jurusan menjadi paket," kritik Darma kepada Suara.com, dihubungi pada Senin (22/7/2024).
Kebijakan dihapusnya penjurusan itu pun disebut ngawur. Pasalnya, pemerintah dinilai tidak melihat kalau infrastruktur pendidikan Indonesia sebenarnya belum siap lakukan program tersebut. Sebab, dikatakan oleh Darma kalau penghapusan jurusan ditingkat SMA itu kebanyakan dilakukan oleh negara-negara dengan sistem pendidikan yang maju.
"Penghapusan jurusan tersebut dicoba diakomodasi dalam Kurikulum 2013 dengan konsep Peminatan. Tapi kebijakan peminatan ini tidak bisa jalan karena insfrastrukturnya tdk mendukung, ruang kelas, guru, laboratorium, dan birokrasinya. Juga masyarakat, orang tua murid dan murid belum siap," tuturnya.
Salah satu masalah yang pernah muncul dari sistem peminatan terdahulu juga karena ada mata pelajaran yang menjadi pilihan favorit murid. Sehingga guru jadi kelebihan jam mengajar, atau bahkan sampai tidak cukup pengajar.
Di sisi lain juga ada pelajaran yang sepi peminat padahal gurunya tersedia cukup. Darma menegaskan kalau kondisi itu bukan masalah sepele. Terlebih terjadi di hampir semua sekolah, karena hal itu terkait dengan kesejahteraan guru.
"Guru yang minim mengajar akan sulit memperoleh tunjangan profesi, karena ada kewajiban guru mengajar 24 jam seminggu. Sementara kalau peminatnya sedikit, guru mengajar kurang dari 24 jam, sehingga tidak memperoleh tunjangan profesi," jelasnya.
Baca Juga: Imbas Jurusan SMA Dihapus, Darmaningtyas: IPTEK di Indonesia Terancam Tertinggal
Berita Terkait
-
Imbas Jurusan SMA Dihapus, Darmaningtyas: IPTEK di Indonesia Terancam Tertinggal
-
Tahun Ini, Disdik DKI Hapus Jurusan IPA-IPS-Bahasa di SMA Jakarta
-
Tawuran Pas Azan Magrib, Pelajar SMA di Kebon Jeruk Tewas Disambar Kereta
-
Kronologi Ketua OSIS SMA Tewas saat Ultah: Sebelum Diceburkan ke Kolam, Fajar Sempat Ditepungi Teman-temannya
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 5 Mobil Bekas yang Perawatannya Mahal, Ada SUV dan MPV
- 5 Perbedaan Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia yang Sering Dianggap Sama
- 5 Mobil SUV Bekas Terbaik di Bawah Rp 100 Juta, Keluarga Nyaman Pergi Jauh
- 13 Promo Makanan Spesial Hari Natal 2025, Banyak Diskon dan Paket Hemat
Pilihan
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
-
Libur Nataru di Kota Solo: Volume Kendaraan Menurun, Rumah Jokowi Ramai Dikunjungi Wisatawan
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga
Terkini
-
800 Polantas Bakal Dikerahkan Blokade Sudirman-Thamrin di Malam Tahun Baru 2026
-
Kapuspen TNI: Pembubaran Massa di Aceh Persuasif dan Sesuai Hukum
-
Jangan Terjebak, Ini Skema Rekayasa Lalin Total di Sudirman-Thamrin Saat Malam Tahun Baru 2026
-
Viral Dosen UIM Makassar, Ludahi Kasir Perempuan Gegara Tak Terima Ditegur Serobot Antrean
-
Jadi Wilayah Paling Terdampak, Bantuan Akhirnya Tembus Dusun Pantai Tinjau Aceh Tamiang
-
Elite PBNU Sepakat Damai, Gus Ipul: Di NU Biasa Awalnya Gegeran, Akhirnya Gergeran
-
Ragunan Penuh Ribuan Pengunjung, Kapolda: 151 Polisi Disiagakan, Copet Nihil
-
Tolak UMP 2026, Buruh Bakal Gugat ke PTUN dan Kepung Istana
-
Kecelakan Hari Ini: Motor Kebut Tabrak Viar Pedagang Tahu Bulat di Kalimalang, Satu Pemuda Tewas
-
Buruh Tolak Keras UMP Jakarta 2026: Masa Gaji Bank di Sudirman Kalah dari Pabrik Panci Karawang