Suara.com - Kebijakan pemerintah yang menghapus jurusan IPA, IPS, dan bahasa ditingkat SMA diperkirakan akan berdampak panjang terhadap pendidikan Indonesia. Hal terburuk, menurut aktivis pendidikan dari Tamansiswa, Ki Darmaningtyas, Indonesia bisa jadi makin tertinggal dalam bidang ilmu dan teknologi.
"Karena ilmu pasti (Biologi, Fisika, Kimia, dan Matematika) adalah dasar pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Tapi dengan dihapuskannya jurusan IPA, IPS makin sedikit murid-murid SMA yang mengikuti pembelajaran materi tersebut," kata Darma kepada Suara.com saat dihubungi pada Senin (22/7/2024).
Dia melanjutkan, dengan tidak ada pengelompokan jurusan IPA, IPS, dan bahasa rentan membuat murid cenderung memilih paket mata pelajaran yang mudah saja. Meskipun sistem dihapusnya jurusan itu memang telah dilakukan di sejumlah negara maju, tapi menurut Darma, Indonesia belum siap lakukan hal serupa.
"Kita tidak dapat membandingkan dengan negara-negara lain, karena kita memiliki tingkat literasi dan numerasi yang rendah. Sementara negara-negara maju memiliki tradisi literasi dan numerasi yang panjang dan sudah terbukti terdepan," imbuhnya.
Kesulitan bagi sekolah dalam menerapkan sistem tersebut, lanjutnya, dengan menyiapkan tenaga pengajar bila setiap tahun yang kecenderungan memilih paket pembelajaran berubah-ubah. Berbeda dengan sebelumnya ada penjurusan yang dapat diprediksi secara pasti kebutuhan guru serta banyaknya kelas disetiap jurusan yang akan dikembangkan.
Darma juga menyoroti perubahan materi tes masuk ke Perguruan Tinggi Negeri (PTN) yang tidak lagi berdasarkan pada mata pelajaran terkait dengan jurusan yang akan dimasuki.
Seperti misalnya, bila siswa akan melanjutkan ke jurusan Farmasi, maka pelajaran kimia harus baik. Darma mempertanyakan, tidak ada tes terkait dengan materi yang relevan, cara PTN dalam menjaring calon-calon mahasiswanya yang punya kemampuan sesuai dengan bidangnya.
"Jadi kebijakan penghapusan jurusan IPA, IPS dan juga seleksi masuk PTN yang tidak memasukkan materi yang relevan dengan fakultas yang akan dimasuki adalah kebijakan yang populis, tapi tidak cerdas, karena tidak melihat sosio kultural dan politis di Indonesia," ujarnya.
Berita Terkait
-
Penghapusan Jurusan IPA, IPS, dan Bahasa di SMA, Pakar Pendidikan Nilai Banyak Sekolah Tidak Siap
-
Jurusan IPA, IPS dan Bahasa Dihapus Pemerintah, Ortu Siswa SMA di Jakarta Protes: Bikin Anak Gak Terarah Mau ke Mana
-
Tahun Ini, Disdik DKI Hapus Jurusan IPA-IPS-Bahasa di SMA Jakarta
-
Tawuran Pas Azan Magrib, Pelajar SMA di Kebon Jeruk Tewas Disambar Kereta
Terpopuler
- 4 Sepatu Lokal Senyaman On Cloud Ori, Harga Lebih Terjangkau
- 5 Body Lotion Niacinamide untuk Cerahkan Kulit, Harganya Ramah Kantong Ibu Rumah Tangga
- Menguak PT Minas Pagai Lumber, Jejak Keluarga Cendana dan Konsesi Raksasa di Balik Kayu Terdampar
- 5 HP Murah Terbaik 2025 Rekomendasi David GadgetIn: Chip Mumpuni, Kamera Bagus
- 55 Kode Redeem FF Terbaru 9 Desember: Ada Ribuan Diamond, Item Winterlands, dan Woof Bundle
Pilihan
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
-
OJK: Kecurangan di Industri Keuangan Semakin Canggih
-
PT Tusam Hutani Lestari Punya Siapa? Menguasai Lahan Hutan Aceh Sejak Era Soeharto
-
Harga Minyak Melonjak: AS Sita Kapal Tanker di Lepas Pantai Venezuela
Terkini
-
Polisi Buka Peluang Tersangka Baru dalam Tragedi Kebakaran Ruko Terra Drone
-
Puslabfor 'Bongkar' Ulang TKP Kebakaran, Buru Bukti Jerat Bos Terra Drone
-
Korban Tewas Bencana di Agam Tembus 192 Orang, 72 Masih Hilang
-
Lonjakan Pemilih Muda dan Deepfake Jadi Tantangan Pemilu 2029: Siapkah Indonesia Menghadapinya?
-
MKMK Tegaskan Arsul Sani Tak Terbukti Palsukan Ijazah Doktoral
-
Polisi Kembali Lakukan Olah TKP Terra Drone, Apa yang Dicari Puslabfor?
-
MyFundAction Gelar Dapur Umum di Tapsel, Prabowo Janji Rehabilitasi Total Dampak Banjir Sumut
-
Ikuti Arahan Kiai Sepuh, PBNU Disebut Bakal Islah Demi Akhiri Konflik Internal
-
Serangan Kilat di Kalibata: Matel Diseret dan Dikeroyok, Pelaku Menghilang dalam Sekejap!
-
10 Saksi Diperiksa, Belum Ada Tersangka dalam Kasus Mobil Berstiker BGN Tabrak Siswa SD Cilincing