Suara.com - Serangan roket yang menghantam lapangan sepak bola di kota Druze, Majdal Shams, Dataran Tinggi Golan yang dikuasai Israel menewaskan 12 anak-anak dan remaja serta melukai 20 orang lainnya. Serangan ini memicu kekhawatiran akan perang regional yang lebih luas antara Israel dan Hizbullah, meskipun kelompok militan tersebut dengan tegas membantah keterlibatan mereka dalam serangan tersebut.
Pemerintah Israel segera merespons dengan menyerang sejumlah target di Lebanon pada malam harinya. Meskipun serangan balasan ini tidak berbeda dari pertempuran lintas perbatasan yang sudah berlangsung selama berbulan-bulan, intensitas dan dampaknya kini menjadi sorotan dunia.
Kronologi Kejadian
Pada Sabtu, sebuah roket menghantam lapangan sepak bola di Majdal Shams, sebuah kota Druze yang berjarak sekitar 12 kilometer dari Lebanon dan dekat dengan perbatasan Suriah. Untuk diketahui, Israel merebut wilayah tersebut dari Suriah dalam perang Timur Tengah pada 1967. Meski begitu, sebagian besar negara tidak mengakui wilayah tersebut sebagai milik Israel.
Insiden serangan roket ini terjadi saat puluhan anak-anak dan remaja sedang bermain di sana. Serangan tersebut menewaskan 12 anak dan remaja serta melukai 20 orang lainnya.
"Saya merasa gelap di dalam dan di luar. Tidak ada yang seperti ini terjadi di sini," kata Anan Abu Saleh, seorang penduduk setempat.
"Ini tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata. Saya melihat anak-anak, tapi saya tidak ingin menceritakan apa yang saya lihat. Sangat mengerikan, benar-benar mengerikan. Kami butuh lebih banyak keamanan," katanya pula.
Tanggapan Israel dan Hizbullah
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, segera kembali dari Amerika Serikat untuk mengevaluasi situasi dan memperingatkan bahwa Hizbullah akan membayar mahal untuk serangan ini. Menteri Pertahanan Yoav Gallant juga diberikan wewenang untuk menentukan langkah berikutnya.
Sementara itu, Kepala Staf Militer Israel, Letnan Jenderal Herzi Halevi, menyatakan bahwa roket tersebut adalah Falaq buatan Iran dengan hulu ledak seberat 53 kilogram yang diduga milik Hizbullah. Namun, Hizbullah dengan tegas membantah keterlibatan mereka dalam serangan ini.
Reaksi Internasional
Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih mengumumkan bahwa pihaknya sedang berbicara dengan rekan-rekan mereka di Israel dan Lebanon untuk mencari solusi diplomatik guna mengakhiri semua serangan di area perbatasan.
Baca Juga: Judoka Tajikistan Kalahkan Atlet Israel, Tolak Jabat Tangan dan Serukan 'Allahu Akbar'
Di Lebanon, persiapan dilakukan untuk menghadapi kemungkinan serangan balasan dari Israel. Perdana Menteri sementara Najib Mikati mengadakan panggilan darurat dengan diplomat dan politisi untuk merespons situasi ini. Sementara itu, penerbangan ke Beirut ditunda hingga Senin pagi sebagai langkah pencegahan.
Dampak Terhadap Perang di Gaza
Serangan di Golan Heights ini terjadi di tengah negosiasi gencatan senjata antara Israel dan Hamas untuk mengakhiri perang yang telah berlangsung hampir 10 bulan di Gaza. Para pejabat dari Amerika Serikat, Mesir, dan Qatar sedang bertemu dengan pejabat Israel di Roma untuk mendorong kesepakatan gencatan senjata.
Seorang pejabat Mesir yang terlibat dalam negosiasi menyatakan bahwa serangan di Golan Heights dapat mempercepat proses negosiasi.
"Kedua front ini saling terhubung. Gencatan senjata di Gaza akan memicu gencatan senjata dengan Hizbullah," ujarnya.
Sekretaris Jenderal PBB pun menyerukan kepada semua pihak untuk menahan diri semaksimal mungkin guna menghindari eskalasi konflik yang lebih parah.
Berita Terkait
-
Judoka Tajikistan Kalahkan Atlet Israel, Tolak Jabat Tangan dan Serukan 'Allahu Akbar'
-
Tegang! Rusia Sebut Israel Musuh, Sebut Hamas Tak Mungkin Dilenyapkan
-
Pendidikan Coki Pardede vs Indah G, Adabnya Menertawakan Aksi Boikot Produk Pro Israel Tuai Kecaman
-
12 Orang Tewas Akibat Serangan Roket, Israel Bakal Habisi Kelompok Hizbullah Lebanon
-
Peringatan Perang! Korea Utara Bersumpah Hancurkan Total Siapa Saja Musuhnya
Terpopuler
- 7 Sepatu New Balance Diskon 70 Persen di Sports Station, Mulai Rp100 Ribuan
- Petugas Haji Dibayar Berapa? Ini Kisaran Gaji dan Jadwal Rekrutmen 2026
- 5 Mobil Bekas Selevel Innova Budget Rp60 Jutaan untuk Keluarga Besar
- Liverpool Pecat Arne Slot, Giovanni van Bronckhorst Latih Timnas Indonesia?
- 5 Pilihan Ban Motor Bebas Licin, Solusi Aman dan Nyaman buat Musim Hujan
Pilihan
-
Hasil Liga Champions: Kalahkan Bayern Muenchen, Arsenal Kokoh di Puncak Klasemen
-
Menkeu Purbaya Diminta Jangan Banyak Omon-omon, Janji Tak Tercapai Bisa Jadi Bumerang
-
Trofi Piala Dunia Hilang 7 Hari di Siang Bolong, Misteri 59 Tahun yang Tak Pernah Tuntas
-
16 Tahun Disimpan Rapat: Kisah Pilu RR Korban Pelecehan Seksual di Kantor PLN
-
Harga Pangan Nasional Hari Ini: Cabai Makin Pedas
Terkini
-
KPK Klaim Punya Bukti Penghilangan Barang Bukti oleh Maktour dalam Kasus Haji
-
Mendagri Puji Pesona Alam Hingga Kekayaan Sejarah Banda Neira Saat Resmikan Banda Heritage Festival
-
Ira Puspadewi Dapat Rehabilitasi, ICW: Presiden Prabowo Harus Berhenti Intervensi Kasus Korupsi
-
Kuasa Hukum Bongkar Fakta Baru: Tiga Sidik Jari di Lakban Arya Daru Dibiarkan Tanpa Analisis
-
Keluarga Veteran di Matraman Tolak Pengosongan Rumah Rampasan Belanda: Bukan Rumah Dinas!
-
PWNU Serukan Islah! Kiai Daerah Minta Gus Yahya dan Rais Aam Akhiri Konflik Jelang Muktamar
-
Jeritan Hati Anak Riza Chalid dari Penjara: Ayah Saya Difitnah, Saya Bukan Penjahat Besar
-
Setuju TNI Jaga Kilang, Bahlil Bicara Sabotase dan Potensi Ancaman
-
Sindir Ada Pihak Tak Waras Beri Informasi Sesat, Rais Syuriyah Bawa-bawa Elite NU
-
KPK Sebut Belum Terima Salinan Keppres Rehabilitasi, Eks Dirut ASDP Ira Puspadewi Batal Bebas Besok?