Suara.com - Wakil Presiden (Wapres) terpilih Gibran Rakabuming mulai uji coba program makan bergizi di sejumlah daerah dengan membagikan paket makan dan susu UHT. Namun, paket tersebut malah mendapat kritikan dari ahli nutrisi anak.
Ahli nutrisi dokter Tan Shot Yet menyampaikan bahwa susu tak perlu diberikan untuk anak-anak. Sebab, sebagai Bangsa Melayu, kebanyakan orang Indonesia sebenarnya memiliki intoleransi laktosa secara genetik.
Laktosa merupakan jenis gula yang ada dalam kandungan susu sapi. Salah satu efek samping yang dapat dialami intoleransi laktosa akibat konsumsi susu, yakni diare.
"Kalau diare pun bukannya nambah kerjaan? Intoleransi laktosa itu genetik dan alamiah," kata dokter Tan kepada Suara.com, dihubungi Selasa (30/7/2024).
Merujuk data Worldwide prevalence of lactose intolerance, dokter Tan mengungkap bahwa intoleransi laktosa di Indonesia angkanya mencapai 80-100 persen. Angka itu sama seperti di negara-negara area di Asia Tenggara.
Dokter Tan menegaskan bahwa Bangsa Melayu tidak bisa disamakan dengan kebiasaan warga Eropa yang memang minim kasus intoleransi laktosa, sehingga mereka terbiasa konsumsi susu sapi.
"Pemerintah yang baru mestinya belajar dari peraturan-peraturan yang sudah ada di pemerintahan sebelumnya."
"Peraturan dibuat kan ada sejarahnya, ada pertimbangannya. Hargai. Agar kita tidak mengulang kesalahan yang sama di masa lalu," tutur dokter Tan.
Dia juga menekankan, untuk pemberian makan bergizi seharusnya memanfaatkan sumber makanan lain yang juga mengandung protein hewani seperti susu.
Baca Juga: Gibran Beri Lampu Hijau, Projo Bakal Gelar Simulasi Makan Bergizi Gratis di Sejumlah Daerah
"Banyak studi membuktikan asupan protein hewani selain susu memberi dampak tumbuh kembang yang sama dengan konsumen susu," ujarnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Mobil Terbaik untuk Lansia: Fitur Canggih, Keamanan dan Kenyamanan Optimal
- 10 Mobil Mini Bekas 50 Jutaan untuk Anak Muda, Sporty dan Mudah Dikendarai
- 5 Tablet RAM 8 GB Paling Murah yang Cocok untuk Multitasking dan Berbagai Kebutuhan
- 6 Motor Paling Nyaman untuk Boncengan, Cocok buat Jalan Jauh Maupun Harian
- Jesus Casas dan Timur Kapadze Terancam Didepak dari Bursa Pelatih Timnas Indonesia
Pilihan
-
OJK Lapor Bunga Kredit Perbankan Sudah Turun, Cek Rinciannya
-
Profil PT Abadi Lestari Indonesia (RLCO): Saham IPO, Keuangan, dan Prospek Bisnis
-
Profil Hans Patuwo, CEO Baru GOTO Pengganti Patrick Walujo
-
Potret Victor Hartono Bos Como 1907 Bawa 52 Orang ke Italia Nonton Juventus
-
10 City Car Bekas untuk Mengatasi Selap-Selip di Kemacetan bagi Pengguna Berbudget Rp70 Juta
Terkini
-
Anggota Komisi IV DPR Kasih 'Jempol' Produksi dan Gerakan Pangan Murah Polri
-
BRIN Siap Kembangkan Pesawat Amfibi dan Perkuat Alutsista Nasional Sesuai Arahan Presiden
-
Jejak Digital Sadis Alex Si Ayah Tiri, Terkuak Isi WA 'Perjanjian Buang Mayat' Bocah Alvaro
-
Parlemen Didorong Segera Implementasikan Putusan MK Soal Keterwakilan Perempuan di AKD
-
Usai OTT Bupati, KPK Tahan 3 Tersangka yang Diduga Terima Uang Korupsi Pembangunan RSUD Koltim
-
150 Batalyon Infanteri Teritorial Dibentuk Mulai 2025, Tujuannya untuk Apa?
-
Kasus Dugaan Korupsi Pembiayaan Fiktif Telkom Rugikan Negara Rp464 M, 11 Nama Diseret ke Meja Hijau
-
Kemendagri Minta Pemkot Malang Aktifkan Kembali Siskamling untuk Pemulihan Pasca-Aksi Unjuk Rasa
-
Survei CISA: Masyarakat Puas dengan Kinerja Polri, Bisa Menjadi Simbol Supremasi Sipil
-
Bukan di Tahanan Ayah Tiri Alvaro Kiano Tewas Bunuh Diri di Ruang Konseling, Kenapa Bisa?