Suara.com - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) saat ini dinilai sudah bukan lagi menjadi alat hukum, tetapi sudah menjadi alat politik penguasa.
Pernyataan itu disampaikan Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) Deddy Yevri Sitorus dengan merujuk pada apa yang terjadi terhadap Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto.
"Siapa yang bisa membantah itu sekarang hukum adalah alat politik. Kita alami. Kasus Sekjen PDIP dalam berkas persidangan jelas disebutkan sekjen PDIP, melarang dalam BAP salah satu tersangka ada urusan cawe-cawe uang di sana. Tapi masih dikejar-kejar. Apa urusannya siap menyuap. Perkaranya sudah selesai," katanya dalam diskusi bertajuk "26 Tahun Reformasi Dihancurkan Presiden RI Jokowi" di Kawasan SCBD, Jakarta Selatan, Rabu (31/7/2024).
Ia mengatakan, kekinian KPK sedang getol-getolnya untuk memanggil parapihak untuk diperiksa.
"Sekarang semua dipanggilin. Sampai kesel itu yang namanya penyidik saya dengar. 'Udah lah, tolong lah ubah BAP, kami udah capek tiap hari ditelepon. Bagaimana, udah bisa masuk penjara nggak Hasto?' Gila kan," katanya.
"Jadi supaya ada sandiwara kembali lah diperiksa. Wahyu diperiksa. Istri tersangka yang sudah dipenjara masih diperiksa. Ini apa-apaan. Memang nggak ada masalah yang lebih penting dari urusan korupsi," ungkapnya.
Dengan adanya hal itu, ia pun menuding bahwa kekinian, KPK telah menjadi alat kejahatan bukan alat penegakan hukum. Ia bahkan menuding bahwa KPK melakukan tebang pilih.
"Saya dengan segala hormat, Bang Saut, KPK sekarang itu menjadi alat kejahatan menurut saya. Bukan alat penegakan hukum," ujarnya.
"Kenapa 3 orang anggota DPRD Provinsi Jawa Timur segera diproses. Gubernur dan wagub aman. Tebang pilih dong. Kenapa?"
Baca Juga: Deddy Sitorus PDIP: Semua Kesalahan Soeharto Ada Pada Jokowi
"Kenapa tiba-tiba seorang Wali Kota Semarang diproses, padahal sudah deal, dan sudah minta iziin sama penguasa, eh tetap juga diambil. Saya nggak usah kasih tahu kenapa. Tapi begitu lah instrumen hukum digunakan. Dan kalau hari ini insan murni KPK pasti menangis dalam gedung KPK," katanya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- Calon Pelatih Indonesia John Herdman Ngaku Dapat Tawaran Timnas tapi Harus Izin Istri
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
Pilihan
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
-
4 Tablet RAM 8 GB dengan Slot SIM Card Termurah untuk Penunjang Produktivitas Pekerja Mobile
-
3 Fakta Perih Usai Timnas Indonesia U-22 Gagal Total di SEA Games 2025
-
CERPEN: Catatan Krisis Demokrasi Negeri Konoha di Meja Kantin
-
CERPEN: Liak
Terkini
-
Wagub Sumut Apresiasi Bantuan Korban Banjir dan Longsor dari Pemprov Bengkulu
-
Sidang Etik 6 Anggota Yanma Pengeroyok Matel di Kalibata Digelar Pekan Depan, Bakal Dipecat?
-
Menanti Status Bencana Nasional Sumatera sampai Warga Ingin Ajukan Gugatan
-
BGN Optimis, Program Makan Bergizi Gratis Mampu Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi hingga 8 Persen
-
BGN Minta SPPG Tidak Lagi Menggunakan Makanan Buatan Pabrik Pada Program MBG
-
Tak Hanya Ciptakan Lapangan Kerja, Waka BGN Sebut Program MBG Jalan Tol Pengentasan Kemiskinan
-
6 Anggota Yanma Mabes Polri Jadi Tersangka Kasus Tewasnya 2 Debt Collector, Ini Identitasnya
-
Dari OTT ke Jejak Dana Gelap Pilkada: Seberapa Mahal Biaya Kampanye Calon Kepala Daerah?
-
Prabowo ke Pengungsi Banjir Aceh: Maaf, Saya Tak Punya Tongkat Nabi Musa, Tapi Rumah Kalian Diganti
-
Dasco Unggah Video Prabowo saat Bikin Kaget WWF karena Sumbangkan Tanah di Aceh