Suara.com - Pembunuhan pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, di Tehran menjadi pukulan telak bagi sistem keamanan Iran, memperlihatkan kerentanan besar dan adanya penyusup di dalam Republik Islam tersebut. Menurut para analis, kejadian ini mengungkap kelemahan serius dalam sistem keamanan Iran.
Hamas melaporkan bahwa Haniyeh tewas dalam serangan Israel di Iran saat menghadiri upacara pelantikan presiden baru, Masoud Pezeshkian. Korps Pengawal Revolusi Islam Iran (IRGC) mengonfirmasi bahwa Haniyeh dan seorang pengawalnya tewas setelah kediaman mereka di Tehran terkena serangan.
Mengutip laman Al Arabiya, para analis mengatakan bahwa pembunuhan ini mengirimkan pesan tegas kepada Iran dan sekutunya bahwa mereka tidak berada di luar jangkauan Israel, bahkan di Tehran. Insiden ini juga menyoroti kemampuan rahasia Israel yang luar biasa di dalam Iran.
Namun hingga saat ini, Israel belum mengklaim bertanggung jawab atas pembunuhan Haniyeh, dan pejabat AS menyatakan bahwa mereka tidak terlibat.
Farzan Sabet, peneliti senior di Geneva Graduate Institute, menyebut pembunuhan Haniyeh sebagai kegagalan besar keamanan Iran, menunjukkan beberapa faktor di balik kerentanan Iran.
Menurut Sabet, kerentanan keamanan Iran kemungkinan disebabkan oleh kondisi ekonomi yang buruk, kerusuhan sosial, legitimasi politik yang terkikis, dan sistem keamanan yang tidak dirancang optimal untuk menghadapi ancaman asing serta kurang mampu menarik personel yang berbakat dan tepercaya.
Sabet juga menambahkan bahwa kejadian ini menyoroti pilihan rezim untuk mengalokasikan sumber daya intelijen keamanan secara signifikan untuk memantau dan menekan warganya sendiri, tampaknya dengan mengorbankan penanganan ancaman eksternal.
Sementara Jason Brodsky, direktur kebijakan di United Against Nuclear Iran (UANI), menyebut pembunuhan ini sebagai penghinaan besar bagi Iran dan menunjukkan keunggulan intelijen dan militer Israel.
Pembunuhan Haniyeh terjadi hanya beberapa jam setelah Israel menargetkan komandan senior Hezbollah, Fuad Shukr, di salah satu basis Hezbollah di Beirut. Hal ini menunjukkan bahwa bahkan proxy paling kuat Iran pun dapat dengan mudah disusupi.
Hezbollah mengonfirmasi kematian Shukr pada hari Rabu setelah Israel secara terbuka mengklaim serangan tersebut.
“Membunuh seseorang dengan kedudukan seperti Haniyeh relatif belum pernah terjadi sebelumnya, dan membunuhnya hanya beberapa jam setelah pelantikan presiden Iran mengirimkan sinyal yang jelas bahwa Israel memiliki kemampuan dan kemauan untuk menargetkan tokoh-tokoh bernilai tinggi kapan saja, di mana saja,” ujar Gregory Brew, seorang analis senior di Eurasia Group.
Sabet mencatat bahwa insiden ini berbeda dari pembunuhan Israel sebelumnya di tanah Iran, yang biasanya menargetkan tokoh militer atau ilmuwan nuklir. Hal ini menunjukkan bahwa Iran mungkin tidak memperkirakan langkah berani seperti itu terhadap tokoh politik seperti Haniyeh.
"Orang-orang Iran sekali lagi gagal mengantisipasi keberanian dan kepercayaan diri orang-orang Israel, sehingga ini mungkin merupakan kegagalan imajinasi sekaligus kekalahan intelijen keamanan." kata Sabet.
Berita Terkait
-
Tentara Israel Disidang Atas Tuduhan Pelecehan Seksual Tahanan Palestina, Menteri Kepolisian Protes Penangkapan
-
Israel Diduga Dalangi Pembunuhan Pemimpin Hamas di Iran, Timur Tengah di Ambang Perang?
-
Sperma Tentara Israel yang Tewas di Gaza Dibekukan, Orang Tua Keluhkan Proses yang Bertahun-tahun
-
Erdogan Ancam Siap Invasi, Ini Perbandingan Kekuatan Militer Turki vs Israel
-
4 Artis Ucapkan Duka untuk Meninggalnya Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh, Doa Teuku Wisnu Menyentuh Hati
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- 7 Sunscreen yang Wudhu Friendly: Cocok untuk Muslimah Usia 30-an, Aman Dipakai Seharian
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- Pria Protes Beli Mie Instan Sekardus Tak Ada Bumbu Cabai, Respons Indomie Bikin Ngakak!
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 23 Oktober 2025: Pemain 110-113, Gems, dan Poin Rank Up Menanti
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Datangi Pabrik Aqua Lagi, Dedi Mulyadi Ungkap Sumber Airnya yang Tak Sesuai Iklan
-
Tragedi Prada Lucky: Sidang 22 Seniornya Digelar, Sang Ibu Tuntut Keterbukaan
-
Terbang ke Kualalumpur, Selain Gaza, Isu 'Nuklir' Jadi Bahasan Panas Prabowo di KTT ASEAN
-
'Cuma Omon-omon?' Refly Harun Skeptis Prabowo Bisa Lepas dari Pengaruh Jokowi
-
Siap-siap, Sidang Dimulai: KPK Limpahkan Berkas Eks Kadis PUPR Sumut ke Jaksa
-
PDIP Gagas Sumpah Pemuda Baru, Ini Kata Hasto Kristiyanto
-
Airbus A400M Milik TNI AU Akan Bermarkas di Halim
-
BNI Lepas 27.300 Pelari di Wondr JRF 2025 untuk Dorong Ekonomi Hijau dan Gaya Hidup Sehat
-
Hasto Kristiyanto: Dorong Kebangkitan Ekonomi Maritim dan Desa Wisata Indonesia
-
Indonesia Sambut Timor Leste, Anggota Paling Bungsu ASEAN