Suara.com - Selama aksi pendudukan tentara Israel di Gaza banyak orang tua di Israel yang meminta sperma dari tubuh anak laki-laki mereka, yang terbunuh dalam konflik yang sedang berlangsung, untuk diambil dan dibekukan, kata sebuah laporan BBC.
Sejak serangan habis-habisan Hamas pada tanggal 7 Oktober dan pembalasan brutal Israel, lebih dari 400 warga Israel telah terbunuh.
Dari jumlah tersebut, sperma telah diambil dari 170 pria, baik warga sipil maupun tentara, menurut kementerian kesehatan Israel. Angka ini meningkat 15 kali lipat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Prosesnya melibatkan pembuatan sayatan kecil di testis untuk mengambil sepotong jaringan tempat sel sperma hidup dapat diekstraksi dan dibekukan. Peluang keberhasilan pengambilan kembali sangat tinggi dalam waktu 24 jam setelah kematian, namun sel sperma dapat hidup hingga 72 jam di dalam tubuh orang yang meninggal.
Untuk memudahkan proses bagi keluarga yang tengah berduka, beberapa aturan prosedur telah dilonggarkan namun keluarga masih merasa frustrasi dengan panjangnya proses hukum yang mereka hadapi.
Pada bulan Oktober, Kementerian Kesehatan Israel menghapus permintaan perintah pengadilan yang mengharuskan orang tua menggunakan prosedur pengambilan sperma. Meskipun pembekuan sperma menjadi lebih mudah, para janda atau orang tua yang ingin menggunakannya dalam mengandung anak harus membuktikan di pengadilan bahwa orang yang meninggal tersebut ingin memiliki anak.
Para orang tua mengatakan keseluruhan prosesnya bisa memakan waktu bertahun-tahun, penantian yang lama menambah kesedihan mereka.
Pasangan Israel pertama yang mengawetkan dan menggunakan sperma putra mereka yang telah meninggal melakukannya pada tahun 2002 setelah putra mereka, seorang tentara, ditembak mati oleh penembak jitu Palestina di Jalur Gaza. Cucu perempuan mereka kini berusia 10 tahun.
Meskipun para ahli percaya bahwa proses tersebut memiliki “makna besar” bagi keluarga yang ditinggalkan, mereka juga mengatakan bahwa “peraturan yang ada saat ini telah menciptakan konflik dalam kasus pria lajang” karena keinginan mereka untuk memiliki anak harus dibuktikan di pengadilan agar prosedur dapat berjalan. dilakukan.
Baca Juga: Projo, PDN, dan Tentara Israel: Menakar Posisi Politik Budi Arie di Tengah Badai
Karena laki-laki lajang seringkali tidak memiliki catatan persetujuan yang jelas, keluarga mereka, yang sudah menghadapi kesedihan dalam “situasi yang sangat sulit”, hanya dapat membekukan sperma namun tidak dapat menggunakannya untuk pembuahan.
Saat ini, anggota parlemen Israel sedang berupaya merancang rancangan undang-undang untuk menciptakan aturan yang lebih jelas dan komprehensif mengingat tingginya jumlah kematian dalam perang yang sedang berlangsung di Gaza.
Berita Terkait
-
Biadab! Penyandang Disabilitas Asal Palestina Dibunuh Tentara Israel
-
Tentara Israel Tembaki Sekolah Tempat Pengungsian Di Gaza, 30 Orang Tewas
-
Penduduk di Tepi Barat Selatan Jadi Sasaran, Remaja Palestina Tewas Dibunuh Tentara Israel di Bagian Kepala
-
Anjing Tentara Serang Nenek di Gaza, Bukti Baru Kekejaman Israel?
-
Projo, PDN, dan Tentara Israel: Menakar Posisi Politik Budi Arie di Tengah Badai
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Geger Mark-Up Whoosh, Mahfud MD Siap Dipanggil KPK: Saya Akan Datang
-
Detik-detik Atap Lapangan Padel Taman Vila Meruya Ambruk Diterjang Badai Jakarta
-
Kemenag Minta Dosen PTK Manfaatkan Beasiswa Riset LPDP, Pembiayaan Hingga Rp 2 Miliar
-
Jalur Kedunggedeh Normal Lagi Usai KA Purwojaya Anjlok, Argo Parahyangan Jadi Pembuka Jalan
-
Menjelang HLN ke-80, Warga Aek Horsik Tapanuli Tengah Akhirnya Nikmati Listrik Mandiri
-
Isi Rapor SMA Ferry Irwandi Dibuka, 40 Hari Tak Masuk Sekolah Tapi Jadi Wakil Cerdas Cermat
-
Pesan Terakhir Pria di Lubuklinggau Sebelum Tenggak Racun: Aku Lelah, Terlilit Utang Judol
-
Curanmor di Tambora Berakhir Tragis: Tembak Warga, Pelaku Dihajar Massa Hingga Kritis!
-
Bantu Ibu Cari Barang Bekas, Anak 16 Tahun di Lampung Putus Sekolah, Ini Kata Kemen PPPA!
-
Sidak Gabungan di Lapas Karawang, Puluhan Ponsel Disita dari Blok Narapidana