Suara.com - Baru-baru ini, beredar klaim bahwa mandi pada waktu-waktu tertentu—seperti 30 menit setelah salat Ashar, setelah salat Magrib antara pukul 18.00-19.00 WIB, dan setelah salat Isya hingga pukul 24.00 WIB—dapat berakibat fatal.
Namun, klaim ini tidak didukung oleh bukti ilmiah yang valid. Menurut dr. Sondang Jasmine Mustikasari, Sp.JP, seorang dokter spesialis jantung dan pembuluh darah di RSUD Dr HM Rabain Muara Enim, Sumatera Selatan, risiko serangan jantung terkait dengan perbedaan suhu tubuh dan suhu air saat mandi, bukan pada waktu tertentu.
“Jadi, tidak ada kaitannya dengan waktu tertentu. Kapan pun mandi, jika ada perbedaan suhu tubuh dengan air, itu bisa menjadi pemicu,” jelas dr. Sondang seperti dikutip suara.com dari Turnbackhoax, Kamis.
Menurutnya, penelitian yang ada tidak menghubungkan serangan jantung dengan waktu mandi tertentu. Beberapa studi tentang kematian di kamar mandi menunjukkan hasil yang tidak konklusif. Oleh karena itu, klaim mengenai risiko kematian akibat mandi pada waktu-waktu tertentu masuk dalam kategori konten yang menyesatkan.
Sebagai informasi, serangan jantung merupakan kondisi medis darurat yang terjadi ketika aliran darah ke otot jantung terhambat. Kondisi ini dapat menyebabkan kerusakan permanen pada otot jantung dan bahkan kematian jika tidak segera ditangani. Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami serangan jantung.
Salah satu penyebab utama serangan jantung adalah penyakit jantung koroner. Penyakit ini terjadi ketika arteri koroner yang memasok darah ke jantung tersumbat oleh plak. Plak terbentuk dari lemak, kolesterol, dan zat-zat lain dalam darah. Seiring waktu, plak dapat menebal dan menyebabkan penyempitan arteri. Jika plak pecah, dapat terbentuk gumpalan darah yang menghalangi aliran darah ke jantung. Faktor risiko lainnya yang dapat meningkatkan risiko serangan jantung meliputi tekanan darah tinggi, kadar kolesterol tinggi, diabetes, obesitas, merokok, kurang aktivitas fisik, dan riwayat keluarga penyakit jantung.
Selain faktor-faktor di atas, gaya hidup yang tidak sehat juga dapat memicu serangan jantung. Pola makan yang tinggi lemak jenuh dan kolesterol, konsumsi alkohol berlebihan, serta stres kronis dapat merusak pembuluh darah dan meningkatkan risiko penyakit jantung. Oleh karena itu, penting untuk menjaga gaya hidup sehat dengan mengonsumsi makanan bergizi, berolahraga secara teratur, mengelola stres, dan menghindari kebiasaan buruk seperti merokok.
Untuk menjaga kesehatan jantung, penting untuk memperhatikan faktor risiko lain yang lebih relevan dan melakukan langkah pencegahan yang sesuai.
Baca Juga: Misteri Kematian Penjual Bakso di Tasikmalaya, Terbujur Kaku di Toilet Kontrakan
Berita Terkait
-
Misteri Kematian Penjual Bakso di Tasikmalaya, Terbujur Kaku di Toilet Kontrakan
-
Setahun Berlalu, Penyebab Kematian Sinead O'Connor Akhirnya Terungkap
-
Ini Jenis Olahraga yang Paling Sering Menyebabkan Kematian Mendadak Akibat Penyakit Jantung
-
Dapat Picu Kematian Mendadak, Ini Tips Jaga Kesehatan Jantung Saat Olahraga
-
Menyedihkan! Eks Menristek Ini Bongkar Alasan Peneliti Indonesia Pilih Berkarya di Luar Negeri
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- 7 Sunscreen yang Wudhu Friendly: Cocok untuk Muslimah Usia 30-an, Aman Dipakai Seharian
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- Pria Protes Beli Mie Instan Sekardus Tak Ada Bumbu Cabai, Respons Indomie Bikin Ngakak!
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 23 Oktober 2025: Pemain 110-113, Gems, dan Poin Rank Up Menanti
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
RESMI! Timor Leste Gabung ASEAN, Prabowo dan Pemimpin Asia Tenggara Teken Deklarasi
-
Ungkap 38 Ribu Kasus Narkoba Sepanjang 2025, DPR Minta Polri Waspadai Peningkatan Akhir Tahun
-
Dinilai Bebani Petani Kecil, SPKS Minta Pemerintah Tinjau PP 45 Tahun 2025
-
Gus Najih: Rakyat Dukung Polri Sikat Bandar, Hukum Mati Pengedar Narkoba!
-
KA Purwojaya Anjlok, 8 Perjalanan Kereta Dibatalkan, Cek Rute dan Info Refund di Sini
-
Kemenag Bentuk Satgas Tangani Kekerasan, Perkuat Komitmen Wujudkan Pesantren Ramah Anak
-
Menteri PPPA Sesalkan Vonis Ringan Kematian Anak oleh TNI di Deli Sedang, Dorong Naik Banding
-
Akhir Penantian Panjang, Warga Murung Raya Kini Resmi Nikmati Terang Listrik PLN
-
Datangi Pabrik Aqua Lagi, Dedi Mulyadi Ungkap Sumber Airnya yang Tak Sesuai Iklan
-
Tragedi Prada Lucky: Sidang 22 Seniornya Digelar, Sang Ibu Tuntut Keterbukaan