Suara.com - Minimnya minat perusahaan yang ada di Indonesia untuk melakukan penelitian disinyalir menjadi salah satu alasan utama periset memilih bekerja di luar negeri ketimbang bertahan di tanah air.
Pernyataan tersebut disampaikan mantan Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Bambang Brodjonegoro dalam agenda Tanoto Scholars Gathering (TSG) 2024 di Pangkalan Kerinci, Riau, Minggu (28/7/2024).
"Di Indonesia, minat perusahaan untuk melakukan riset dan pengembangan (R&D) itu sangat terbatas, belum banyak. Mereka (perusahaan) lebih suka menggunakan teknologi yang sudah ada," katanya.
Tak heran, jika hal tersebut memicu kepindahan periset asal Indonesia ke luar negeri. Ia mengemukakan bahwa peneliti Indonesia yang memilih berkarya di luar negeri bukan cerita baru, sebab sudah lama terjadi.
Namun, persoalan banyaknya peneliti Indonesia yang memilih menjadi diaspora sempat ramai mengemuka pada 2009. Walau sudah nyaris dua dekade menjadi pembicaraan, Bambang mengatakan, hingga kini masih terus bergulir dan belum ada solusi.
Pilihan peneliti Indonesia yang menjadi diaspora seharusnya dicarikan solusi konkret. Apalagi Pemerintah Indonesia memiliki target visi Indonesia Emas di tahun 2045.
"Barangkali dari pemerintah perlu memberikan anggaran atau dukungan yang lebih besar kepada kegiatan riset dan pengembangan. Kepada perusahaan juga diberi insentif," ujar mantan Kepala Bappenas.
Ia juga mengemukakan, pemerintah perlu turun tangan untuk menghadirkan variasi pekerjaan bagi peneliti yang tidak hanya berada di sektor akademik atau instasi negara, tetapi juga sektor privat.
"Jadi tidak hanya terbatas bekerja di instansi pemerintah untuk penelitian, atau di universitas. Karena yang saya lihat di luar negeri banyak yang hidupnya cukup bagus saat menjadi peneliti di perusahaan swasta," katanya. (Antara)
Baca Juga: Penelitian: Hiu di Perairan Brasil Terdeteksi Mengandung Kokain
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
- 6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
Pilihan
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Curacao dan 10 Negara Terkecil yang Lolos ke Piala Dunia, Indonesia Jauh Tertinggal
-
Danantara Soroti Timpangnya Setoran Dividen BUMN, Banyak yang Sakit dan Rugi
-
Mengapa Pertamina Beres-beres Anak Usaha? Tak Urus Lagi Bisnis Rumah Sakit Hingga Hotel
-
Pandu Sjahrir Blak-blakan: Danantara Tak Bisa Jauh dari Politik!
Terkini
-
BPJS Kesehatan Angkat Duta Muda: Perkuat Literasi JKN di Kalangan Generasi Penerus
-
Kondisi Gunung Semeru Meningkat ke Level Awas, 300 Warga Dievakuasi
-
Soal Pelimpahan Kasus Petral: Kejagung Belum Ungkap Alasan, KPK Bantah Isu Tukar Guling Perkara
-
Semeru Status Awas! Jalur Krusial Malang-Lumajang Ditutup Total, Polisi Siapkan Rute Alternatif
-
Babak Baru Korupsi Petral: Kejagung Resmi Limpahkan Kasus ke Tangan KPK, Ada Apa?
-
DPR-Kemdiktisaintek Kolaborasi Ciptakan Kampus Aman, Beradab dan Bebas Kekerasan di Sulteng
-
Fakta Baru Sengketa Tambang Nikel: Hutan Perawan Dibabat, IUP Ternyata Tak Berdempetan
-
Survei RPI Sebut Tingkat Kepuasan Publik Terhadap Polri Tinggi, Ini Penjelasannya
-
Momen Roy Suryo Walk Out dari Audiensi Reformasi Polri, Sentil Otto Hasibuan: Harusnya Tahu Diri
-
Deteksi Dini Bahaya Tersembunyi, Cek Kesehatan Gratis Tekan Ledakan Kasus Gagal Ginjal