Suara.com - Maksud hati ingin mencari kehidupan lebih layak dengan bekerja di luar negeri, Maizidah Salas malah jadi korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO) saat usianya masih 18 tahun.
Kejadian itu telah lewat lebih dari 20 tahun lalu, namun Sadas masih ingat setiap detail dari kejadian buruk yang dia alami ketika menjadi tenaga kerja wanita (TKW) di Taiwan.
Ditemui Suara.com di kantor Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA), Sadas menceritakan kalau dirinya bisa sampai ke Taiwan lewat suatu agensi penyalur kerja di tanah air. Dia ditawari untuk bekerja menjadi buruh pabrik maupun pekerja rumah tangga di Taiwan.
Namun, dalam prosesnya, dia bersama ratusan TKW lainnya harus melalui pelatihan di suatu tempat yang tidak layak selama tiga bulan.
"Di sana tidur tanpa alas, tanpa selimut, tanpa bantal selama 3 bulan. Alasannya untuk pendidikan. Tapi tidak pernah sekalipun diajarkan cara memasak makanan Taiwan," cerita Sadas.
Sadas yang kala itu masih berusia remaja, tak banyak curiga kalau dirinya tengah menjadi korban TPPO. Setelah masa 'pendidikan' tiga bulan itu berakhir, Sadas diminta pihak agensi untuk tanda tangan kontrak kerja di Taiwan.
Mulanya, pihak agensi menyampaikan kalau dia akan bekerja merawat lansia. Namun saat diantar ke rumah majikannya, Sadas tak mendapati seorang lansia pun. Rupanya Sadas justru dipekerjakan di suatu restoran Taiwan.
Di sana, Sadas dipaksa bekerja selama 20 jam, mulai jam 4 pagi hingga pukul 1 malam. Tugasnya untuk menyemai sayuran secara manual sebanyak 27 kilo juga mencuci usus babi yang banyaknya mencapai 7 kilogram. Serta harus bantu memasak hingga mengurus pekerjaan rumah tangga.
"Saat makan siang itu saya hanya boleh makan yang sisa makan kemarin," ungkapnya.
Baca Juga: Desakan Ekonomi Jadi Pemicu TKI Mudah Terjebak Perdagangan Orang
Sadas makin merasa tidak nyaman ketika majikannya itu mulai melarangnya salat. Majikannya itu beranggapan kalau Salas malas bekerja karena sering pergi ke kamar saat waktu tertentu, yang sebenarnya dia lakukan untuk salat.
"Akhirnya ketahuan kalau saya salat di kamar. Mereka bilang, 'Tuhan kamu di Indonesia, bukan di sini. Saya membayar kamu mahal itu untuk kerja, bukan untuk salat', gitu," ungkap Salas dengan suara bergetar.
Selama bekerja di tempat itu, sang majikan kerap mencari-cari kesalahan Sadas. Pada akhirnya, baru beberapa bulan bekerja, Sadas dipecat oleh majikannya karena berbagai alasan yang dibuat-buat.
Sempat mendapatkan majikan yang baik setelahnya, namun baru tiga bulan bekerja, pihak agensi justru memberinya kabar harus pulang ke Indonesia.
"Alasannya majikan lama tidak bisa mengambil pekerja migran asing kalau saya belum dipulangkan, karena saya terikat kontrak 3 tahun," ungkapnya.
Tetapi rupanya, alasan tersebut hanya akal-akalan pihak agensi. Dalam perjalanan di dalam mobil, Sadas mendapat tindak pelecehan seksual.
Berita Terkait
-
Indonesia Masih Jadi Sarang Perdagangan Orang, Kasus Tersebar dari Jakarta Sampai Papua
-
Pura-pura jadi Pembeli, Tim Gabungan Berhasil Selamatkan Gadis di Bawah Umur dari Upaya Perdagangan Orang di San Diego
-
Desakan Ekonomi Jadi Pemicu TKI Mudah Terjebak Perdagangan Orang
-
Menteri PPPA Ungkap Perdagangan Orang di Luar Negeri Paling Banyak Dialami Pekerja ART
Terpopuler
- 7 Mobil Keluarga 7 Seater Seharga Kawasaki Ninja yang Irit dan Nyaman
- Bukan Akira Nishino, 2 Calon Pelatih Timnas Indonesia dari Asia
- Diisukan Cerai, Hamish Daud Sempat Ungkap soal Sifat Raisa yang Tak Banyak Orang Tahu
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 22 Oktober 2025, Dapatkan 1.500 Gems dan Player 110-113 Sekarang
Pilihan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
-
Heboh Kasus Ponpes Ditagih PBB hingga Diancam Garis Polisi, Menkeu Purbaya Bakal Lakukan Ini
-
Makna Mendalam 'Usai di Sini', Viral Lagi karena Gugatan Cerai Raisa ke Hamish Daud
-
Emil Audero Akhirnya Buka Suara: Rasanya Menyakitkan!
-
KDM Sebut Dana Pemda Jabar di Giro, Menkeu Purbaya: Lebih Rugi, BPK Nanti Periksa!
Terkini
-
Lapor Polisi soal Chat WA Misterius, Ini Teror-teror 'Ngeri' Bikin Istri Gus Yazid Trauma
-
Dua Begal Bersenpi Diamuk Massa di Tambora, Warga Ikut Terluka Kena Pantulan Peluru!
-
Sambangi Kantor BPK, Dedi Mulyadi Cek Alur Kas Pemprov Jabar Sudah Benar atau Tidak
-
Ganti Dana Otsus, Walkot Sabang Usul Legalkan Ganja di Aceh: Kalau di Sini Dijual Pasti Laku Keras
-
Sudah Lama Jadi Tersangka, KPK Panggil Sekjen DPR RI Indra Iskandar Kasus Korupsi Rumah Jabatan
-
Dor...! Lepaskan Tembakan saat Diamuk Warga di Tambora, 2 Pelaku Begal Senpi Kritis
-
Krisis Lahan, 11 TPU di Jakarta Ini Masih Terima Pembuatan Makam Baru
-
Dikira Dilempar Batu, Rumah Warga di Cengkareng Jakbar Terkena Peluru Nyasar
-
Menkeu Purbaya Bilang Rugi Simpan di Giro, KDM: Tidak Mungkin Juga Kan Pemda Nyimpan Uang di Kasur
-
Pakar Sebut Wacana Prabowo Prioritaskan Bahasa Portugis di Sekolah Politis: Kepentingan Relasi Aja