Suara.com - Wakil Menteri Agraria dan Tata Ruang (Wamen ATR) Raja Juli Antoni menuai sorotan usai dinilai memotong pembicaraan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono.
Dalam video yang beredar terlihat Basuki Hadimuljono sedang diwawancara awak media. Kemudian Raja Juli Antoni menambahkan penjelasan mengenai Ibu Kota Nusantara (IKN).
Video tersebut viral salah satunya dibagikan akun Instagram @terang_media. Unggahan tersebut mendapat banyak komentar dari warganet.
Belakangan, Raja Juli memberikan klarifikasi terkait video yang viral tersebut. Politikus Partai Solidaritas Indonesia (PSI) itu meminta maaf atas kejadian itu.
Akan tetapi, dia meminta masyarakat untuk menonton videonya secara utuh. Dalam momen tersebut, Raja Juli menyebut Basuki telah mempersilakannya untuk berbicara. "Namun kalau memang saya dianggap enggak sopan, ya Pak Bas itu orang tua saya, saya mohon maaf kepada Pak Bas. Dan dari hati yang tulus, kalau benar memang itu, saya mohon maaf," ujarnya kepada wartawan pada Jumat (2/8/2024).
Profil dan Riwayat Pendidikan Raja Juli Antoni
Pria kelahiran Riau, 13 Juli 1977 itu menjabat sebagai Wamen ATR pada sejak 15 Juni 2022.
Raja Juli dikenal sebagai seorang politikus. Sebelum bergabung dengan PSI, dia lebih dulu menjadi kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) hingga 2014.
Putra tokoh Muhammadiyah Riau, Raja Ramli Ibrahim itu pernah mencalonkan diri sebagai anggota DPR RI dari PDIP untuk Dapil Jawa Barat IX (Kabupaten Subang, Sumedang, dan Majalengka). Namun, dia belum beruntung. Suaranya masih kalah dengan Maruar Sirait.
Tidak banyak refrensi mengenai Raja Juli. Dikutip dari website probadinya diketahui dia pernah menempuh pendidikan di Pondok Pesantren Darul Arqam Muhammadiyah, Garut, Jawa Barat.
Baca Juga: Kementerian PUPR Janji Segera Ganti Rugi Lahan Warga Terdampak IKN, Nilainya Rp90 M
Raja Juli juga lulusan IAIN Syarif Hidayatullah (UIN Jakarta) jurusan Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir.
Dia kemudian mendapat beasiswa di Universitas Bradford, Inggris untuk menyelesaikan gelar master di The Department of Peace Studies. Studi doktoralnya diraih di School of Political Science and International Studies pada Universitas Queensland, Australia.
Berita Terkait
Terpopuler
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 5 Oktober: Ada 20.000 Gems dan Pemain 110-113
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Kedua 6-12 Oktober 2025
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
Pilihan
-
Dana Transfer Dipangkas, Gubernur Sumbar Minta Pusat Ambil Alih Gaji ASN Daerah Rp373 T!
-
Menkeu Purbaya 'Semprot' Bobby Nasution Cs Usai Protes TKD Dipotong: Perbaiki Dulu Kinerja Belanja!
-
Para Gubernur Tolak Mentah-mentah Rencana Pemotongan TKD Menkeu Purbaya
-
Daftar Harga HP Xiaomi Terbaru Oktober 2025: Flagship Mewah hingga Murah Meriah
-
Kepala Daerah 'Gruduk' Kantor Menkeu Purbaya, Katanya Mau Protes
Terkini
-
Mau Kucurkan Dana Triliunan ke Bank Jakarta, Menkeu Purbaya: Jangan Sampai Saya Kasih Duit Panik
-
Cak Imin: Semua Pembangunan Pesantren Tanpa Izin Harus Dihentikan Sementara
-
Pemda Berperan Penting Dukung Produktivitas Nasional, Tegas Mendagri
-
Roy Suryo Soal Relawan Jokowi Mau Demo Pakai Celana Dalam: ODGJ, Jogetin Aja!
-
Kenaikan Gaji PNS 2025: Hoax atau Fakta?
-
Duel Maut Petani Sukabumi vs King Kobra 4 Meter: Sama-sama Tewas, Ular Tertancap Tongkat
-
Bela Palestina, Orasi Felix Siauw di Kedubes AS: Amerika Penyokong Israel untuk Bunuh Anak-anak!
-
Misteri Bola Api di Langit Cirebon Terkuak, Polisi: Bukan Meteor, Tapi Lahan Tebu Dibakar
-
Jalan Depan Kedubes Amerika Ditutup Imbas Aksi Demo, Ini Rute Alternatifnya
-
Menteri PU Soal Tradisi Santri Ngecor di Pesantren: Enggak Boleh Ngomong Begitu