Suara.com - Dua orang warga suku Badui di pedalaman Kabupaten Lebak,Provinsi Banten kembali digigit ular berbisa jenis ular tanah, dan mereka telah dirujuk ke RSUD Banten untuk mendapatkan perawatan medis.
"Kita bulan Juli lalu juga merujuk tiga warga Badui korban gigitan ular berbisa," kata Ketua Koordinator Sahabat Relawan Indonesia (SRI) Muhammad Arif Kidiat saat dikonfirmasi di Rangkasbitung Lebak Banten, Minggu (4/8/2024).
Dia menjelaskan, korban gigitan ular tanah yang dirujuk ke RSUD itu sebanyak dua warga Badui, di antaranya Ohong (50) dengan alamat Kampung Kaduketer 1 Desa Kanekes Kabupaten Lebak.
Mereka saat ini sudah menjalani perawatan di RSUD Banten secara gratis, dengan menyertakan Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM).
Masyarakat Badui, katanya, kerap kali menjadi korban gigitan ular mematikan itu, dan jika tidak cepat dilarikan ke tenaga medis dikhawatirkan akan menimbulkan kondisi yang lebih buruk.
Sebab, penunjang puskesmas di sekitar permukiman Badui tidak memiliki obat anti ular berbisa (ABU), sehingga korban gigitan ular itu harus dirujuk ke RSUD Banten untuk menyelamatkan jiwa mereka.
"Kami setiap bulan merujuk korban gigitan ular berbisa ke RSUD Banten dengan ambulans agar mereka mendapatkan perawatan medis," katanya sebagaimana dilansir Antara.
Menurut dia, saat ini, masyarakat Badui tengah membuka ladang pertanian dengan membuka hutan, dan dipastikan di sana banyak korban gigitan ular tanah.
Masyarakat Badui membuka hutan itu tanpa menggunakan peralatan keselamatan, seperti memakai sepatu bot untuk menghindari gigitan ular tersebut.
Selain itu juga jika musim hujan populasi ular berbisa di kawasan permukiman Badui banyak ditemukan di jalan-jalan hingga tempat-tempat penyimpanan kayu bakar.
Petugas medis dari relawan ketika menerima informasi dari warga Badui adanya korban gigitan ular tanah itu langsung bergerak cepat untuk melakukan pertolongan hingga ke lokasi dengan berjalan kaki menembus hutan belukar dan terjal dan banyak curam.
"Kami relawan memiliki tenaga medis terdiri atas bidan dan perawat sehingga dapat melakukan pertolongan bagi warga Badui yang menjadi korban gigitan ular mematikanil itu," katanya.
Sementara itu, Ohong mengatakan pihaknya kini kondisi tubuhnya sudah membaik, dan hanya mengalami demam setelah ditangani tenaga medis RSUD Banten.
"Kami beruntung adanya relawan sehingga dapat ditolong dan selamat dari gigitan ular mematikan itu," katanya.
Warga Badui kembali digigit ular berbisa jenis ular tanah dan dirujuk ke RSUD Banten untuk diberikan pertolongan medis. Mereka umumnya tinggal di daerah pegunungan dan perbukitan.
"Dan menangani warga Badui yang menjadi korban gigitan ular mematikan itu antara dua sampai enam orang per bulan," kata Muhammad Arif menjelaskan.
Berita Terkait
-
Momen Sarti Artis Badui Bareng Nikita Mirzani, Auto Bakal Jadi Anak Angkat: Pengganti Lolly
-
Momen Nikita Mirzani Dikerumuni Saat Berkunjung ke Badui, Aksinya Yang Ramah Jadi Omongan
-
5 Ciri-ciri Ular Berbisa, Apakah Weling Termasuk Salah Satunya?
-
Berkah UMKM Perajin Dompet Kain Tenun Badui: Hits Sejak 20 Tahun Lalu
-
Enam Warga Badui Dalam Terserang DBD, Dua Nyawa Melayang
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Sadis! Pembunuh Guru di OKU Ternyata Mantan Penjaga Kos, Jerat Leher Korban Demi Ponsel
-
Gebrakan Menhan-Panglima di Tambang Ilegal Babel Dikritik Imparsial: Pelanggaran Hukum, Tanda Bahaya
-
Otak Pembakar Rumah Hakim PN Medan Ternyata Mantan Karyawan, Dendam Pribadi Jadi Pemicu
-
Dari IPB hingga UGM, Pakar Pangan dan Gizi Siap Dukung BGN untuk Kemajuan Program MBG
-
Menhaj Rombak Skema Kuota Haji: yang Daftar Duluan, Berangkat Lebih Dulu
-
Isu Yahya Cholil Staquf 'Dimakzulkan' Syuriyah PBNU, Masalah Zionisme Jadi Sebab?
-
Siap-siap! KPK akan Panggil Ridwan Kamil Usai Periksa Pihak Internal BJB
-
Bukan Tax Amnesty, Kejagung Cekal Eks Dirjen dan Bos Djarum Terkait Skandal Pengurangan Pajak
-
Menhaj Irfan Siapkan Kanwil Se-Indonesia: Tak Ada Ruang Main-main Jelang Haji 2026
-
Tembus Rp204 Triliun, Pramono Klaim Jakarta Masih Jadi Primadona Investasi Nasional