Suara.com - Seorang ayah di Arizona menghadapi dakwaan baru setelah putrinya yang berusia dua tahun, Parker Scholtes, meninggal tragis akibat ditinggalkan dalam mobil panas selama lebih dari tiga jam.
Christopher Scholtes (37), dilaporkan teralihkan oleh permainan video di PlayStation-nya ketika insiden tersebut terjadi.
Scholtes, yang merupakan ayah dari tiga anak, awalnya mengklaim bahwa ia hanya meninggalkan Parker selama setengah jam karena tidak ingin membangunkan anaknya yang sedang tidur. Mereka baru saja pulang dari perjalanan belanja ketika peristiwa itu terjadi.
Parker ditemukan tidak bernyawa di dalam mobil oleh ibunya, Erika Scholtes, yang bekerja sebagai dokter. Erika menemukan anaknya di dalam Acura MDX 2023 milik mereka setelah pulang ke rumah.
Awalnya, Christopher didakwa dengan pembunuhan tingkat dua, namun kemudian dakwaannya ditingkatkan menjadi pembunuhan tingkat satu pada hari Kamis di Pima County, Arizona. Dia juga menghadapi tuduhan penyalahgunaan anak.
Menurut laporan dari Mirror US, Christopher mengaku kepada polisi bahwa dia tiba di rumah keluarga di pinggiran Tucson, Marana, sekitar pukul 2.30 siang.
Dia menjelaskan bahwa garasi mereka dipenuhi peralatan olahraga, sehingga ia memarkir mobil di luar. Ia lupa mengeluarkan Parker yang tertidur di kursi mobil sebelum mematikan mesin dan masuk ke dalam rumah.
Rekaman CCTV yang ditinjau oleh pihak berwenang menunjukkan bahwa Christopher tiba di rumah sekitar pukul 12.30 siang dan meninggalkan Parker dalam suhu yang menyengat selama lebih dari tiga jam.
Dokumen kasus mengungkapkan bahwa Christopher teralihkan oleh permainannya dan menyimpan makanan.
Baca Juga: 4 Rekomendasi Tablet Snapdragon untuk Main Game, Terbaik Agustus 2024
Sementara menurut kedua putrinya, ayah mereka sering meninggalkan mereka di dalam mobil tanpa pengawasan saat dia masuk ke dalam rumah.
Christopher mengakui kepada polisi bahwa meskipun dia meninggalkan AC menyala, dia sadar bahwa itu akan mati setelah setengah jam.
Pada penampilan sebelumnya di pengadilan, Christopher menghadapi dakwaan pembunuhan dan pembahayaan anak. Istrinya memohon agar dia dibebaskan sementara menunggu persidangan, menyebut kesalahan mematikan itu sebagai kesalahan besar.
"Saya hanya meminta agar Anda mengizinkannya pulang ke kami sehingga kami dapat memulai proses berduka, agar dia dapat menguburkan putri kami bersama kami minggu ini dan agar kami dapat menjalani proses ini bersama sebagai keluarga," Erika memohon kepada hakim.
"Ini adalah kesalahan besar... tidak menggambarkan dirinya. Saya hanya ingin gadis-gadis itu melihat ayah mereka - agar saya tidak perlu memberi tahu mereka malam ini bahwa mereka harus mengalami kehilangan lagi." lanjutnya.
Berita Terkait
-
4 Rekomendasi Tablet Snapdragon untuk Main Game, Terbaik Agustus 2024
-
Tewas Diberondong Peluru, Penembak WNI di Malaysia Masih 'Bergentayangan'
-
Wahana Rumah Balon Pantul Terbawa Angin, Tewaskan Satu Anak
-
Besok, Polisi Ekshumasi Jasad Selebgram Medan Yang Tewas Sedot Lemak Di Depok
-
Korps Garda Revolusi Iran Sebut Haniyeh Dibunuh dengan Proyektil Jarak Pendek
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
Pilihan
-
Bernardo Tavares Cabut! Krisis Finansial PSM Makassar Tak Kunjung Selesai
-
Ada Adrian Wibowo! Ini Daftar Pemain Timnas Indonesia U-23 Menuju TC SEA Games 2025
-
6 Fakta Demo Madagaskar: Bawa Bendera One Piece, Terinspirasi dari Indonesia?
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan RAM 8 GB Terbaru, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Pertamax Tetap, Daftar Harga BBM yang Naik Mulai 1 Oktober
Terkini
-
DPRD DKI Sidak 4 Lahan Parkir Ilegal, Pemprov Kehilangan Potensi Pendapatan Rp70 M per Tahun
-
Patok di Wilayah IUP PT WKM Jadi Perkara Pidana, Pengacara: Itu Dipasang di Belakang Police Line
-
Divonis 16 Tahun! Eks Dirut Asabri Siapkan PK, Singgung Kekeliruan Hakim
-
Eks Dirut PGN Ditahan KPK! Terima Suap SGD 500 Ribu, Sempat Beri 'Uang Perkenalan'
-
Ikutilah PLN Journalist Awards 2025, Apresiasi Bagi Pewarta Penggerak Literasi Energi Nasional
-
Soal Arahan Jokowi Dukung Prabowo-Gibran 2 Periode, Gus Yasin: PPP Selalu Sejalan dengan Pemerintah
-
Rayakan HUT ke-80 TNI di Monas, Tarif Transportasi Umum Jakarta Jadi Rp80
-
Kepala BPHL Dicecar Pembangunan Jalan di Kawasan IUP PT WKM, Hakim: Saudara Kok Nggak Bisa Jawab!
-
Anggota DPR Ngamuk! Minta BGN 'Spill' Nama Politisi Peminta Jatah Dapur MBG
-
Gus Yasin 'Sentil' Balik Kubu Mardiono: Aturan AD/ART Sudah Diubah di Muktamar!