Suara.com - Pengurus Komisariat Fakultas Hukum IKA Universitas Surabaya (UBAYA) menyampaikan amicus curiae atau pengajuan sebagai sahabat pengadilan kepada Mahkamah Agung (MA). Amicus Curiae untuk menanggapi vonis bebas terdakwa Gregorius Ronald Tannur terkait kasus pembunuhan terhadap kekasihnya, Dini Sera Afrianti alias Andini.
Salawati selaku Ketua Tim Amicus Curiae yang juga Waka 1 Bidang Advokasi Komsa FH Ika Ubaya menjelaskan pihaknya berpendapat bahwa dalam penegakan hukum, tentu semua menghormati asas praduga tak bersalah.
Namun, kata dia, bila dalam proses persidangan dan pengambilan keputusan hakim tidak didasarkan pada fakta hukum yang transparan dan adil, maka berarti para hakim telah mencederai prinsip kekuasaan kehakiman.
Padahal ketentuan itu dinilai seharusnya menjadi menegakkan hukum dan keadilan dalam hal ini terlihat terjadi kesewenang-wenangan atau abuse of power.
"Bahwa kematian Dini yang tidak wajar dan tidak ada pertanggungjawaban pidana terlihat dalam Putusan Pengadilan Negeri Surabaya menunjukkan keterangan saksi-saksi yang terakhir kali bertemu dengan Dini beberapa jam sebelum kematiannya menerangkan bahwa Dini dalam keadaan baik-baik saja saat awal bertemu dan berpisah Dini dan terakhir bersama dengan Terdakwa (Ronald Tannur) sesaat sebelum meninggal dunia, hal mana juga diakui oleh Terdakwa," kata Salawati dalam keterangannya dikutip pada Rabu (7/8/2024).
"Kemudian keterangan saksi security tempat kejadian perkara yang melihat Dini tergeletak di lokasi parkiran dan terdapat pola tertentu di bagian tubuh Dini dan pakaiannya terlihat kotor," tambah dia.
Sayangnya, Salawati menilai dalam hal ini majelis hakim tidak merangkai bukti-bukti yang berkesesuaian terutama dengan adanya hasil visum et revertum yang menunjukkan hasil otopsi luka-luka di tubuh Dini, resapan darah di kepala leher bagian dalam dan dada.
Kesimpulannha, penyebab kematian Dini ialah luka majemuk dan luka robek majemuk pada organ hati akibat kekerasan tumpul sehingga terjadi perdarahan hebat.
"Dalam perkara ini, pertimbangan majelis Hakim terkesan lebih mengutamakan membahas tentang alkohol yang terkesan menjadi penyebab kematian," ujar Salawati.
Terlebih, lanjut dia, ada foto yang sudah diterbitkan di media menunjukkan adanya pola tersebut di bagian tubuh Dini kami sertakan dalam amicus curiae.
Dalam hal memeriksa perkara ini, Salawati menilai Majelis Hakim tidak menggunakan atribut dan kewenangannya untuk menggali fakta lebih lanjut dan bukti-bukti yang berkesesuaian menjadi bukti petunjuk yang meyakinkan majelis hakim bahwa yang seharusnya Ronald Tannur bisa mempertanggunjawabkan perbuatannya secara hukum.
Sebelumnya, Rabu (24/7), majelis hakim PN Surabaya memutus bebas Gregorius Ronald Tannur dari dakwaan pembunuhan Dini Sera Afrianti. Hakim Ketua Erintuah Damanik menyatakan terdakwa tidak terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan pembunuhan maupun penganiayaan yang menyebabkan tewasnya korban.
Vonis majelis hakim berbeda dengan tuntutan jaksa. Pada peraka itu, Jaksa Penuntut Umum (JPU) menuntut Gregorius Ronald Tannur dengan pidana penjara 12 tahun karena dianggap terbukti melakukan pembunuhan.
Diketahui, Dini Sera Afrianti (29), tewas usai karaoke bersama teman kencannya, Gregorius Ronald Tannur, di salah satu tempat hiburan malam yang ada di Jalan Mayjen Jonosewojo, Lakarsantri, Surabaya pada Rabu (4/10/2023) malam.
Berita Terkait
-
Kecam Vonis Bebas Ronald Tannur, Pimpinan Komisi III DPR: Hilangnya Hati Nurani Hakim Sebagai Wakil Tuhan
-
Imbas Anaknya Divonis Bebas, Legislator PKB di Depan Keluarga Dini Sera: Edward Tannur Dinonaktifkan dari Partai
-
Sahroni Heran Dini Disebut Meninggal Karena Alkohol Bukan Pembunuhan: Saya Punya Teman Pemabok, Nggak Mati
-
Tak Sudi Ronald Tannur Divonis Bebas, Keluarga Dini Sera Laporkan Sang Hakim ke KY, Rieke PDIP Ikut Dampingi
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Dicopot
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
- Prabowo Disebut Reshuffle Kabinet Sore Ini! Ganti 4 Menteri, Menhan Rangkap Menkopolhukam
Pilihan
-
3 Kontroversi Purbaya Yudhi Sadewa di Tengah Jabatan Baru sebagai Menteri
-
Indonesia di Ujung Tanduk, Negara Keturunan Jawa Malah Berpeluang Lolos ke Piala Dunia 2026
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB, Terbaru September 2025
-
IHSG Jeblok Hingga 1 Persen di Sesi I Perdagangan Selasa Setelah Sertijab Menteri Keuangan
-
19 Tewas di Aksi Demo Anti Korupsi, Eks Persija Jakarta: Pemerintah Pembunuh!
Terkini
-
Perusuh Memasuki Kediaman Presiden Nepal
-
Kenapa Publik Kini Bersimpati pada Sri Mulyani: Dianggap Karyawan Terbaik Didepak Bos?
-
DPR Soroti Efektivitas Dana Desa, Pertanyakan Jumlah Kades Dipenjara dan Biaya Politik Miliaran
-
Mendadak Viral, Anak Menkeu Klaim Modal Nabung Jadi Miliarder di Usia 18 Tahun
-
Dito Ariotedjo Dicopot dari Jabatan Menpora karena Kasus Korupsi Mertua?
-
Taufik Hidayat Disebut Jadi Menpora, Amali: Ya Dilanjutkan..
-
Budi Arie Kembali Follow Instagram Prabowo Subianto, Labil atau Panik Aksinya Viral?
-
Gokil! Viral Aksi Nekat Gen Z Nepal Lempar Balik Gas Air Mata ke Polisi
-
Kekayaan Menhan Sjafrie Sjamsoeddin, Sahabat Karib Prabowo Rangkap Jabat Menko Polkam Ad Interim!
-
Mahfud MD Tunjuk Hidung Biang Kerok Korupsi Para Menteri: Orang Luar yang Sok Berkuasa