Suara.com - Hamas mengumumkan bahwa Yahya Sinwar telah diangkat sebagai pemimpin baru kelompok tersebut, menggantikan Ismail Haniyeh yang baru saja dibunuh di Tehran minggu lalu. Penunjukan Sinwar sebagai kepala biro politik Hamas diumumkan pada hari Selasa.
“Hamas mengumumkan pemilihan Yahya Sinwar sebagai kepala biro politik gerakan ini,” kata pernyataan dari kelompok tersebut, dikutip suara.com dari Al Arabiya, Rabu.
Tak lama setelah pengumuman tersebut, sayap bersenjata Hamas, Brigade Ezzedine al-Qassam, meluncurkan serangkaian roket dari Jalur Gaza menuju Israel.
Seorang pejabat senior Hamas mengatakan, pemilihan Sinwar adalah pesan kuat kepada pendudukan (Israel) bahwa Hamas akan terus melanjutkan jalur perlawanan.
Pejabat tersebut menambahkan bahwa pembunuhan Haniyeh, yang mendukung kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran tahanan, mendorong Hamas untuk memilih pemimpin yang dapat mengelola pertempuran dan perlawanan terhadap musuh.
Israel belum mengklaim tanggung jawab atas pembunuhan tersebut, namun Israel telah mengakui bahwa mereka membunuh pemimpin senior lainnya, termasuk wakil pemimpin Hamas Saleh al-Arouri yang dibunuh di Beirut, dan Mohammed Deif, komandan militer gerakan tersebut.
Israel menuduh Sinwar sebagai salah satu otak di balik serangan 7 Oktober ke Israel, menjadikannya salah satu militan yang paling dicari oleh Israel. Sejak perang dimulai pada bulan Oktober, Sinwar telah bersembunyi di Gaza, menolak upaya-upaya Israel untuk membunuhnya.
Serangan Hamas pada 7 Oktober lalu mengakibatkan sekitar 1.200 orang tewas menurut data Israel. Selama serangan tersebut, para militan juga menangkap 251 orang, 111 di antaranya masih ditahan di Gaza, termasuk 39 yang menurut militer Israel telah meninggal.
Sementara menurut kementerian kesehatan Gaza, upaya balasan Israel di Gaza sejauh ini telah menewaskan sedikitnya 39.653 orang.
Baca Juga: Israel Lancarkan Dua Serangan Udara Terpisah, 12 Warga Palestina Meninggal Dunia di Tepi Barat
Sinwar, yang menghabiskan sebagian besar hidupnya di penjara Israel, adalah pemimpin Hamas yang paling berpengaruh yang masih hidup setelah pembunuhan Haniyeh. Keberadaan Sinwar meningkatkan ketegangan di kawasan tersebut, terutama setelah Iran berjanji akan membalas dengan keras.
Lahir di kamp pengungsi di kota Khan Younis, Gaza selatan, Sinwar yang berusia 61 tahun terpilih sebagai pemimpin Hamas di Gaza pada tahun 2017 setelah mendapatkan reputasi sebagai penegak hukum yang kejam dan musuh tak termaafkan Israel.
Sebelumnya, ia memimpin aparat keamanan al-Majd yang melacak, membunuh, dan menghukum warga Palestina yang dituduh bekerja sama dengan layanan intelijen Israel sebelum ia dipenjara.
Berita Terkait
-
Israel Lancarkan Dua Serangan Udara Terpisah, 12 Warga Palestina Meninggal Dunia di Tepi Barat
-
Beberapa Tentara AS Terluka dalam Serangan Roket di Pangkalan Ain al-Asad Irak
-
Pengadilan Militer Israel Perpanjang Hukuman Lima Tentara yang Memperkosa Tahanan Palestina
-
Siapa Keluarga Rothschild, Konglomerat Yahudi 'Pengendali' Bank Raksasa Dunia
-
Perang Multi-Front? Israel Bersiap Hadapi Ancaman Balas Dendam Iran dan Sekutunya
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Murah untuk Aktivitas Harian Pemula, Biaya Operasional Rendah
- Shio Paling Hoki pada 8-14 Desember 2025, Berkah Melimpah di Pekan Kedua!
- 7 Rekomendasi Bedak Padat Anti Dempul, Makeup Auto Flawless dan Anti Cakey
- 51 Kode Redeem FF Terbaru 8 Desember 2025, Klaim Skin Langka Winterlands dan Snowboard
- Sambut HUT BRI, Nikmati Diskon Gadget Baru dan Groceries Hingga Rp1,3 Juta
Pilihan
-
Rekomendasi 7 Laptop Desain Grafis Biar Nugas Lancar Jaya, Anak DKV Wajib Tahu!
-
Harga Pangan Nasional Hari Ini: Cabai Sentuh Rp70 Ribu
-
Shell hingga Vivo sudah Ajukan Kuota Impor 2026 ke ESDM: Berapa Angkanya?
-
Kekhawatiran Pasokan Rusia dan Surplus Global, Picu Kenaikan Harga Minyak
-
Survei: Kebijakan Menkeu Purbaya Dongkrak Optimisme Konsumen, tapi Frugal Spending Masih Menguat
Terkini
-
Mensos Sebut Donasi Bencana Boleh Disalurkan Dulu, Izin dan Laporan Menyusul
-
Usai dari Pakistan, Prabowo Lanjut Lawatan ke Moscow, Bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin
-
Tragedi Terra Drone: Kenapa 22 Karyawan Tewas? Mendagri Siapkan Solusi Aturan Baru
-
Solidaritas Nasional Menyala, Bantuan Kemanusiaan untuk Sumatra Tembus 500 Ton
-
Nestapa Korban Tewas di Kebakaran Kantor Drone, KemenPPPA Soroti Perlindungan Pekerja Hamil
-
Ketua DPD RI Soal Bencana Sumatera Masih Tutup Keran Bantuan Asing: Bangsa Kita Masih Mampu
-
Kebakaran Gedung Terra Drone Jadi Alarm, Mendagri Panggil Kepala Daerah Bahas Izin Bangunan
-
Geger PBNU: Klaim Restu Ma'ruf Amin Dibantah Keras Keluarga, Siapa yang Sah?
-
Respons Gerakan 'Patungan Beli Hutan', Ketua DPD RI: Itu Sebenarnya Pesan Kepada Negara
-
Satpol PP Tindak Rumah Makan dan Tempat Pemotongan Anjing di Jakarta Timur