Suara.com - Otoritas Selandia Baru berusaha keras untuk melacak simpanan paket permen mengandung sabu yang berpotensi mematikan dan secara tidak sengaja dibagikan kepada para tunawisma.
Misi Kota Auckland mengatakan pada hari Rabu bahwa permen rasa nanas yang dikemas dalam kemasan obat, yang dibungkus dengan logo perusahaan permen “Rinda” yang tampak polos, diberikan kepada badan amal tersebut oleh donor yang tidak disebutkan namanya dan disertakan dalam paket makanan.
Sejauh ini pihak berwenang telah menemukan 16 permen palsu tersebut, namun badan amal tersebut telah menjangkau sebanyak 400 orang yang mungkin tanpa sadar menerimanya.
Tiga orang telah dirawat di rumah sakit setelah memecahkan permen tersebut, termasuk seorang anak dan seorang staf di bank makanan yang mencicipi salah satu paket tersebut.
“Kami ingin memperjelas bahwa Rinda Food tidak menggunakan atau memaafkan penggunaan obat-obatan terlarang dalam produk kami,” kata manajer umum perusahaan tersebut, Steven Teh, dalam sebuah pernyataan.
Menurut Yayasan Narkoba Selandia Baru, yang pertama kali menguji permen tersebut, setiap bungkusnya mengandung 300 kali lipat dosis metamfetamin pada umumnya, yang dapat membuatnya sangat mematikan.
Direktur yayasan Sarah Helm mengatakan setiap permen mengandung sekitar 3 gram sabu.
“Kami tidak tahu seberapa luas penyebaran permen yang terkontaminasi ini, jadi kami menyarankan untuk tidak memakan permen nanas merek Rinda jika Anda memilikinya,” kata Helm kepada New Zealand Herald. “Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal sudah memakannya dan merasa tidak enak badan, segera hubungi 111 [darurat Selandia Baru].”
Pihak berwenang mengatakan permen-permen tersebut, yang masing-masing bernilai lebih dari $600 (Rp9,4 juta), merupakan indikasi praktik umum yang dilakukan para penyelundup untuk menyembunyikan narkoba dalam kemasan yang tampak tidak berbahaya.
Untungnya, permen yang mengandung obat-obatan tersebut digambarkan sebagai “rasa yang lucu” dan “menjijikkan,” yang berarti kebanyakan orang yang memasukkannya ke dalam mulut kemungkinan besar akan langsung memuntahkannya, kata pejabat kota.
Metamfetamin adalah obat yang rasanya pahit dan tidak berbau yang mempengaruhi sistem saraf pusat.
Berita Terkait
-
Badan Amal Ini Tak Sengaja Bagikan 'Permen Narkoba' ke 400 Orang, Efeknya Mematikan!
-
Cek Fakta: Banyak Anak-anak Kejang Akibat Permen Semprot di Gorontalo, Benarkah?
-
Amnesty International Indonesia: Usut Tuntas Pembunuhan Pilot Selandia Baru di Papua
-
Tembak dan Bakar Pilot asal Selandia Baru, Komnas HAM Kecam Aksi Sadis OPM: Cederai Perdamaian di Papua
-
Pilot Selandia Baru Ditembak dan Dibakar OPM, Begini Kronologi Satgas Cartenz Evakuasi Jasad Glen ke Timika
Terpopuler
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
Pilihan
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
Terkini
-
Mensos Gus Ipul Bebas Tugaskan Staf Ahli yang Jadi Tersangka Korupsi Bansos di KPK
-
Detik-detik Bus DAMRI Ludes Terbakar di Tol Cikampek, Semua Penumpang Selamat
-
Titik Didih Krisis Puncak! Penutupan Belasan Tempat Wisata KLH Picu PHK Massal, Mulyadi Geram
-
Minta Pendampingan KPK, Gus Irfan Pastikan Ibadah Haji dan Umrah Bebas Rasuah
-
Misteri Keracunan 1.315 Siswa Terpecahkan: BGN Temukan Kadar Nitrit Hampir 4 Kali Lipat Batas Aman
-
Wali Kota Semarang Dorong Sekolah Rakyat Jadi Wadah Lahirkan Generasi Hebat
-
Izin Dibekukan, DPR Ingatkan TikTok untuk Kooperatif dan Transparan
-
12 Tokoh Ajukan Amicus Curiae di Praperadilan Nadiem, Gugat Bobroknya Sistem Penetapan Tersangka
-
Genjot Skrining Tuberkulosis, Ahmad Luthfi Luncurkan Program Speling Melesat dan TB Express
-
Menteri Haji Ingin Samakan Masa Tunggu Haji Jadi 26,4 Tahun di Seluruh Indonesia, Begini Rencananya