Suara.com - Seniman sekaligus budayawan Yogyakarta Butet Kartaredjasa menjadi satu di antara masyarakat yang turun aksi di Yogyakarta. Mereka akan mengawal putusan MK yang rencananya akan dianulir baleg DPR.
Butet bilang situasi negara ini yang sudah darurat menjadi salah satu alasannya ikut turun ke jalan. Apalagi ada persoalan yang lebih besar menyangkut kepentingan rakyat.
"Karena sudah persoalan-persoalan rakyat, yang merasa rakyat punya akal sehat, kewarasan dan perasaan mencintai bangsa dan negara harus turun, hukumnya wajib karena yang dirusak konstitusi," kata Butet ditemui di tengah massa aksi, Kamis (22/8/2024).
Disampaikan Butet, krisis kontitusi ini tidak bisa dibiarkan terus menerus. Jika dibiarkan maka akan membahayakan kehidupan bersama rakyat Indonesia khususnya.
Konstitusi itu, kata Butet, puncak masyarakat bersandar untuk menjaga demokrasi di Indonesia. Sehingga putusan yang dikeluarkan MK itu harus dipatuhi dan dihormati.
"Kalau konstitusi demokrasi dan hukum dirusak kita harus berontak. Diingatkan tidak bisa ya diingatkan dengan kekuatan rakyat. Sekarang tugasnya rakyat untuk mengembalikan dalam kita bernegara semua baik," ujarnya.
"Ini bukan masalah kebencian tapi masalah menyelamatkan bangsa dan negara. Yang bertugas ya seluruh rakyat apapun profesinya. Kita harus peduli untuk bangsa dan negara," imbuhnya.
Menurutnya skenario akal-akalan untuk terus membohongi rakyat itu sudah terlihat jelas. Tergambar dari manuver yang coba dilakukan DPR untuk menganulir putusan MK.
"Itu jelas sebuah skenario akal-akalan yang terang benderang. Mengibuli seluruh rakyat Indonesia. Mosok kita dikibulin mau," tandasnya.
Baca Juga: Perkataan Jokowi Tahun 2019 Soal Putusan MK Viral Lagi, Dibandingkan Saat Ini Dinilai Beda
Berita Terkait
-
Upah Menkumham Supratman Usai Bilang DPR Tak Lakukan Pembangkangan Konstitusi
-
Lepas Jas, Ketua dan Anggota Baleg Temui Massa Tolak RUU Pilkada, Habiburokhman: Kira-kira Mau Ngomong Apa?
-
Telak! Sindir Jokowi Belum Puas Meski Anaknya jadi Wapres, Dandhy Laksono: Apa Mau Seperti Bangladesh?
-
Puan Maharani Absen Rapat Paripurna RUU Pilkada, Kemanakah Gerangan?
Terpopuler
- 10 Sunscreen untuk Flek Hitam Terlaris di Shopee yang Bisa Kamu Coba
- Lebih Murah dari Innova Zenix: 5 Mobil 7 Seater Kabin Lega Cocok untuk Liburan Keluarga Akhir Tahun
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- 7 Mobil 8 Seater Termurah untuk Keluarga, MPV hingga SUV Super Nyaman
Pilihan
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
Terkini
-
KCIC Siap Bekerja Sama dengan KPK soal Dugaan Mark Up Anggaran Proyek Kereta Cepat Whoosh
-
Mendagri Tito Karnavian Buka-bukaan, Ini Biang Kerok Ekonomi 2 Daerah Amblas!
-
Sidang Kasus Korupsi Pertamina, Karen Agustiawan Ungkap Tekanan 2 Pejabat Soal Tangki Merak
-
Ultimatum Gubernur Pramono: Bongkar Tiang Monorel Mangkrak atau Pemprov DKI Turun Tangan!
-
Drama Grup WA 'Mas Menteri': Najelaa Shihab dan Kubu Nadiem Kompak Bantah, tapi Temuan Jaksa Beda
-
Karen Agustiawan Ungkap Pertemuan Pertama dengan Anak Riza Chalid di Kasus Korupsi Pertamina
-
Website KontraS Diretas! Netizen Murka, Curigai Upaya Pembungkaman Informasi
-
Terungkap di Sidang: Detik-detik Anak Riza Chalid 'Ngotot' Adu Argumen dengan Tim Ahli UI
-
Harga Telur Naik Gara-gara MBG, Mendagri Tito: Artinya Positif
-
Penyelidikan Kasus Whoosh Sudah Hampir Setahun, KPK Klaim Tak Ada Kendala