Suara.com - Dalam sejarah perjalanan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Kongres Luar Biasa (KLB) di Asrama Haji Sukolilo, Surabaya, Jawa Timur, adalah kongres terpanas.
Digelarnya KLB pada 2-6 Desember 1993 merupakan buntut dari macetnya pemilihan Ketua Umum PDI (saat itu PDIP masih bernama PDI) di Kongres IV di Medan, Sumatera Utara, Juli 1993.
Di KLB inilah nama Megawati Soekarnoputri mencuat sebagai Calon Ketua Umum PDI. Dukungan arus bawah mengalir deras untuk putri sang Proklamator itu.
Namun sosok Megawati tidak disukai rezim Presiden Suharto. Pemerintah punya calonnya, sendiri, yaitu Budi Harjono. Dengan melibatkan militer, pemerintah berupaya menggagalkan Megawati naik ke kursi Ketua Umum PDI.
Belakangan KLB ini juga berakhir deadlock walau Megawati secara de facto sudah terpilih sebagai Ketua Umum PDI. Saking kerasnya KLB ini, sempat diwarnai cerita mistis.
Panda Nababan, pelaku sejarah KLB PDI di Surabaya, menceritakan ketika kongres sedang berlangsung, datang seorang ibu membawa buntalan yang diikat selendang. Ibu itu mengaku datang dari desa yang sangat jauh di Jawa Timur.
Kepada Panda, ibu itu memberitahu bahwa ada banyak kekuatan gaib yang mencoba menyerang Megawati. Untuk mengamankan Mega dari serangan gaib itu, sang ibu memberikan buntalan tersebut sebagai pagar pengaman. Buntalan itu harus ditaruh di bawah bantal Megawati.
Panda yang menerima buntalan itu tidak memberikannya ke Megawati. Dia tahu Megawati adalah orang yang tidak percaya pada hal mistis. Ditaruhlah buntalan itu di laci atas filling cabinet di posko pemenangan Mega.
Sejak itu kata Panda, Tim Garuda, yang merupakan tim sukses Megawati, malah sering terlibat konflik satu sama lain.
Baca Juga: Pramono Anung-Rano Karno Buka Pintu untuk Anies jika Mau Jadi Timses di Pilkada Jakarta
"Saat itu suasana kongres semakin memanas. Anehnya, kami yang berada dalam satu tim bukannya kompak tapi malah sering terlibat konflik satu sama lain. Konflik bahkan bisa dipicu sesuatu yang sangat sepele," ujar Panda dikutip dari buku dua otobiografi Panda Nababan "Dalam Pusaran Kekuasaan".
Hal ini menurut Panda Nababan sulit dicerna akal sehat. Maka ia pun memutuskan berkonsultasi dengan paranormal Ki Gendeng Pamungkas, teman lamanya. Ki Gendeng menyarankan agar Panda membuang bungkusan yang diberikan seorang ibu itu ke sungai di Surabaya.
Panda mengikuti saran Ki Gendeng Pamungkas. "Ajaib. Setelah itu, tim Garuda solid lagi, kompak," ujar Panda Nababan.
Tag
Berita Terkait
-
Pramono Anung-Rano Karno Buka Pintu untuk Anies jika Mau Jadi Timses di Pilkada Jakarta
-
Rampung Tes Kesehatan untuk Pilkada Jakarta, Pramono Anung Disetrum hingga Kesulitan Jawab Psikotes
-
Balik Arah Golkar Dukung Airin di Pilkada Banten: Bahlil Takut Manuver Megawati
-
Hubungannya Kini Sudah Cair, PDIP Terbuka Terima Anies Jadi Kader
-
Ternyata Ini Alasan PDIP 'Lepeh' Anies Baswedan di Pilkada DKI Meski Punya Elektabilitas Tinggi
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Apa Jabatan Nono Anwar Makarim? Ayah Nadiem Makarim yang Dikenal Anti Korupsi
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
Pilihan
-
Studi Banding Hemat Ala Konten Kreator: Wawancara DPR Jepang Bongkar Budaya Mundur Pejabat
-
Jurus Baru Menkeu Purbaya: Pindahkan Rp200 Triliun dari BI ke Bank, 'Paksa' Perbankan Genjot Kredit!
-
Sore: Istri dari Masa Depan Jadi Film Indonesia ke-27 yang Dikirim ke Oscar, Masuk Nominasi Gak Ya?
-
CELIOS Minta MUI Fatwakan Gaji Menteri Rangkap Jabatan: Halal, Haram, atau Syubhat?
-
Hipdut, Genre Baru yang Bikin Gen Z Ketagihan Dangdut
Terkini
-
Usai Dicopot Prabowo, Benarkah Sri Mulyani Adalah Menteri Keuangan Terlama?
-
Inikah Ucapan yang Bikin Keponakan Prabowo, Rahayu Saraswati Mundur dari Senayan?
-
Suciwati: Penangkapan Delpedro Bagian dari Pengalihan Isu dan Bukti Rezim Takut Kritik
-
Viral Pagar Beton di Cilincing Halangi Nelayan, Pemprov DKI: Itu Izin Pemerintah Pusat
-
Temuan Baru: Brimob Dalam Rantis Sengaja Lindas Affan Kurniawan
-
PAN Tolak PAM Jaya Jadi Perseroda: Khawatir IPO dan Komersialisasi Air Bersih
-
CEK FAKTA: Isu Pemerkosaan Mahasiswi Beralmamater Biru di Kwitang
-
Blusukan Gibran Picu Instruksi Tito, Jhon: Kenapa Malah Warga yang Diminta Jaga Keamanan?
-
DPR Sambut Baik Kementerian Haji dan Umrah, Sebut Lompatan Besar Reformasi Haji
-
CEK FAKTA: Viral Klaim Proyek Mall di Leuwiliang, Benarkah?