"Suasana di kongres semakin panas. Kursi dan asbak sudah terbang dilempar peserta kongres. Megawati sudah diamankan di bawah meja. Lampu dimatikan. Kepanikan melanda," ujar Panda menggambarkan situasi KLB PDI saat itu.
Chaos nya suasana kongres sampai ke telinga Puan Maharani, anak Megawati. Puan yang saat itu masih kuliah di Universitas Indonesia, sengaja datang ke Surabaya untuk mengecek kondisi orang tuanya.
"Baru tiba di teras posko, Puan sudah menangis meraung-raung yang langsung dirangkul Taufiq Kiemas dan mendudukkan Puan di pangkuannya," kisah Panda Nababan.
Presiden Suharto menerbitkan larangan mendukung pencalonan Megawati sebagai Ketua Umum PDI. Pemerintah meminta PDI mendukung Budi Harjono sebagai Ketua Umum.
Larangan ini tidak digubris kader PDI. Mereka mendukung penuh Mega sebagai Ketua Umum. Dalam pemandangan umum, 256 cabang dari 305 cabang PDI di seluruh Indonesia mendukung Mega.
Melihat kuatnya dukungan arus bawah terhadap Mega, membuat Pemerintah khawatir. Suharto menganggap Megawati bisa menjadi ancaman terhadap kekuasaannya.
Atas intervensi pemerintah, kongres luar biasa berakhir dead lock. KLB gagal mengukuhkan Megawati sebagai Ketua Umum PDI. Biar begitu, secara de facto, Megawati adalah Ketua Umum PDI.
Megawati Terpilih Jadi Ketum
Sebagai lanjutan dari KLB Surabaya, digelar Musyarawah Nasional PDI di Jakarta pada 22-23 Desember1993. Pemerintah lewat militer kembali berupaya menggagalkan langkah Megawati dipilih menjadi Ketum PDI.
Baca Juga: Diragukan Lawan Ridwan Kamil, Mampukah Pramono Anung Menangkan Hati Warga Jakarta?
Namun Direktur A Badan Intelijen Strategis (Bais) Brigjen Agum Gumelar yang ditugaskan menggagalkan Munas PDI tidak menjalankan perintah atasannya.
Agum membiarkan Munas PDI berjalan lancar tanpa intervensi siapapun dari pihak pemerintah. Ini terlihat ketika ada rekan Agum dari Departemen Dalam Negeri dan Badan Koordinasi Intelijen Negara (Bakin) mau mengacaukan Munas.
“Eit, no, no, no biarkan mereka berpesta demokrasi,” kata Agum kepada dua rekannya itu.
Alhasil munas berjalan mulus dan Megawati diangkat menjadi Ketua Umum PDI yang sah. Agum punya alasan mengapa waktu itu ia tidak menganggu Munas PDI.
“Saya hanya berusaha menegakkan demokrasi yang digembar-gemborkan waktu itu. Tapi sesungguhnya kita terpasung,” ujar Agum dikutip dari buku Agum Gumelar Jenderal Bersenjata Nurani.
Berita Terkait
-
Diragukan Lawan Ridwan Kamil, Mampukah Pramono Anung Menangkan Hati Warga Jakarta?
-
Sejarah Kaskus, Trending Topic Usai Netizen Ungkap Isi Akun Diduga Milik Gibran
-
Apa Agama Ronal Surapradja, Presenter yang Diutus PDIP Bertarung di Pilgub Jabar?
-
Profil Ronal Surapradja: Dari Panggung Hiburan ke Panggung Politik Begini Perjalanan Kariernya
-
Ditunjuk Megawati Jadi Gubernur DKI Jakarta, Respons Istri Pramono Anung: Ngapain?
Terpopuler
- Resmi Dibuka, Pusat Belanja Baru Ini Hadirkan Promo Menarik untuk Pengunjung
- Kenapa Motor Yamaha RX-King Banyak Dicari? Motor yang Dinaiki Gary Iskak saat Kecelakaan
- 7 Rekomendasi Motor Paling Tangguh Terjang Banjir, Andalan saat Musim Hujan
- 5 Shio Paling Beruntung di 1 Desember 2025, Awal Bulan Hoki Maksimal
- Ke Mana Saja Rp26 Triliun Dana Transfer Pusat Mengalir di Sulawesi Selatan?
Pilihan
-
6 Mobil Turbo Bekas untuk Performa Buas di Bawah Rp 250 Juta, Cocok untuk Pecinta Kecepatan
-
OPEC Tahan Produksi, Harga Minyak Dunia Tetap Kokoh di Pasar Asia
-
Menteri UMKM Sebut Produk Tak Bermerek Lebih Berbahaya dari Thrifting: Tak Terlihat tapi Mendominasi
-
Telkom Siapkan Anak Usaha Terbarunya infraNexia, Targetkan Selesai pada 2026
-
Ironi di Kandang Sendiri: UMKM Wajib Sertifikasi Lengkap, Barang China Masuk Bebas?
Terkini
-
Anggap Banjir Sumatera Tanda Kiamat Sudah Terjadi, Menko Cak Imin Ajak Raja Juli hingga Bahlil Tobat
-
Heran Didakwa Rugikan Negara Rp2,9 T, Anak Riza Chalid: Jasa Saya Untungkan Pertamina
-
Dari ISPA hingga Trauma: Ancaman Ganda yang Mengincar Anak di Wilayah Bencana
-
Hakim PN Jaksel Mentahkan Gugatan Praperadilan Buronan E-KTP Paulus Tannos, Ini Penjelasannya
-
Praperadilan Ditolak! Hakim Tegaskan Penyidikan Kasus e-KTP Paulus Tannos Tetap Jalan
-
Momen Kepala BNPB Minta Maaf, 'Salah Baca' Dahsyatnya Banjir Sumatra: Saya Surprise
-
Tragedi Sumatra: 631 Tewas, 472 Hilang, Pemerintah Siapkan Hunian Pasca Bencana
-
Ada Ancaman di Balik Korupsi NTB? 15 Anggota DPRD Ramai-ramai Minta Perlindungan LPSK
-
Kemenag Jelaskan Dasar Ilmiah dan Fikih Penetapan Waktu Subuh: Bukan Perkiraan, Tapi Hasil Ijtihad
-
Viral Aksi Zulhas Panggul Beras di Lumpur Banjir Padang, Janjikan Bantuan Dobel