Suara.com - Hamas menuduh Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menghambat upaya gencatan senjata dan pertukaran tahanan di Gaza.
Kelompok perlawanan Palestina itu menyatakan bahwa Netanyahu bersikeras mempertahankan kendali atas Koridor Philadelphia, wilayah yang membentang di sepanjang perbatasan Gaza dengan Mesir. Hamas menyebut tindakan ini sebagai kendala utama dalam mencapai kesepakatan.
Netanyahu, dalam konferensi pers sebelumnya, menegaskan bahwa pasukan Israel tidak akan mundur dari Koridor Philadelphia setelah insiden penyelundupan senjata yang diduga dilakukan Hamas melalui rute tersebut. Sementara Hamas menegaskan, tidak perlu ada proposal baru dan meminta masyarakat internasional untuk menekan Netanyahu agar menghormati komitmen negosiasi sebelumnya.
Hamas juga menolak laporan bahwa Amerika Serikat sedang mempersiapkan inisiatif baru untuk pertukaran tahanan dan gencatan senjata. Mereka menekankan bahwa prioritas utama adalah mendorong Israel untuk mematuhi kesepakatan yang sudah ada.
Hamas mengklaim bahwa sikap Netanyahu hanyalah upaya untuk memperpanjang konflik yang sedang berlangsung.
Sebelumnya, Mesir, Qatar, dan AS telah memediasi pembicaraan tidak langsung antara Israel dan Hamas selama berbulan-bulan, namun belum membuahkan hasil. Penolakan Israel terhadap tuntutan Hamas, termasuk penarikan pasukan dari Gaza dan pemulangan pengungsi Palestina, dianggap sebagai penyebab utama kegagalan negosiasi.
Sejak pecahnya perang Israel-Hamas pada 7 Oktober tahun lalu, lebih dari 40.800 warga Palestina, mayoritas wanita dan anak-anak, tewas, sementara sekitar 94.400 lainnya terluka.
Blokade yang berkelanjutan juga memperburuk krisis kemanusiaan, menyebabkan kelangkaan makanan, air bersih, dan obat-obatan. Israel kini menghadapi tuduhan genosida di Mahkamah Internasional atas tindakannya di Gaza.
Berita Terkait
-
Mahasiswa Denmark Protes Keras, Aktivis Greta Thunberg Ikut Ditangkap Gara-gara Tuntut Boikot Universitas Israel
-
Amerika Serikat Klaim Israel Ingin Akhiri Perang di Jalur Gaza
-
Israel Terus Perluas Operasi Militer di Tepi Barat, 30 Warga Palestina Tewas!
-
Inggris Tangguhkan 30 Lisensi Ekspor Senjata ke Israel, Netanyahu Berang
-
Hubungan Amerika Serikat dan Israel Retak? Joe Biden Tak Percaya Netanyahu Lakukan Ini
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
-
Menkeu Purbaya Lagi Gacor, Tapi APBN Tekor
-
realme C85 Series Pecahkan Rekor Dunia Berkat Teknologi IP69 Pro: 280 Orang Tenggelamkan Ponsel
Terkini
-
Remaja Perempuan Usia 15-24 Tahun Paling Rentan Jadi Korban Kekerasan Digital, Kenapa?
-
Vonis Tiga Mantan Bos, Hakim Nyatakan Kerugian Kasus Korupsi ASDP Rp1,25 Triliun
-
Selain Chromebook, KPK Sebut Nadiem Makarim dan Stafsusnya Calon Tersangka Kasus Google Cloud
-
Bikin Geger Tambora, Begal Sadis Ternyata Sudah Beraksi 28 Kali, Motor Tetangga Pun Disikat
-
Ketum Joman 'Kuliti' Isu Ijazah Jokowi: Ini Bukti Forensik Digital, Roy Suryo Kena UU ITE!
-
Korupsi Taspen Rugi Rp1 T, Kenapa KPK Cuma Pamer Rp883 M? Ini Jawabannya
-
BMKG Bunyikan Alarm Bahaya, Pemprov DKI Siapkan 'Pasukan Biru' hingga Drone Pantau Banjir Rob
-
Terjerat Kasus Korupsi Dinas PUPR, Wakil Ketua dan Anggota DPRD Kabupaten OKU Ditahan KPK
-
PSI Sorot Kinerja Pemprov DKI Atasi Banjir Rob Jakarta: Mulai Pencegahan dari Musim Kemarau
-
Jalani Sidang dengan Tatapan Kosong, Ortu Terdakwa Demo Agustus: Mentalnya Gak Kuat, Tiga Kali Jatuh