Suara.com - Hunter Biden, putra Presiden AS Joe Biden, baru-baru ini mengaku bersalah atas dakwaan pajak federal, menghindari potensi persidangan yang bisa mempermalukan keluarga Biden beberapa minggu menjelang pemilihan presiden.
Langkah ini menjadi kejutan bagi banyak pihak, mengingat dakwaan ini mencakup nilai yang besar, yaitu sekitar $1,4 juta atau berkisar Rp21 miliar yang tidak dibayarkan.
Hunter Biden, yang berusia 54 tahun, awalnya dijadwalkan menjalani persidangan atas tuduhan kriminal terkait kegagalan membayar pajak di tengah pengeluaran yang disebut-sebut melibatkan penggunaan narkoba, pekerja seks, serta barang-barang mewah.
Namun, untuk menyelamatkan keluarganya dari 'rasa sakit yang lebih besar, invasi privasi, dan rasa malu yang tidak perlu,' dia memutuskan untuk mengakui kesalahannya dalam sembilan dakwaan tersebut.
Hakim Mark Scarsi mengatakan bahwa Biden bisa menghadapi hukuman hingga 17 tahun penjara dan denda sebesar $450.000. Meski begitu, banyak pihak memprediksi bahwa hukuman yang lebih ringan mungkin akan dipertimbangkan.
Dalam pernyataannya, Hunter Biden mengakui bahwa kecanduannya terhadap narkoba menjadi salah satu alasan utama di balik kegagalannya dalam mengelola kewajiban pajak.
"Ketika saya kecanduan, saya tidak memikirkan pajak saya. Saya hanya memikirkan cara bertahan hidup," ungkapnya.
Ia juga menambahkan bahwa kini dirinya telah pulih dan bersih dari narkoba selama lebih dari lima tahun, berkat dukungan keluarganya.
Kasus ini turut menyeret berbagai kontroversi lain, termasuk keterlibatan Biden dengan perusahaan gas alam Ukraina, Burisma, dan aktivitas bisnisnya di Tiongkok.
Baca Juga: Warga AS Tewas Setelah Ditembak Pasukan Israel di Tepi Barat
Meskipun demikian, tidak ada bukti yang mengaitkan Presiden Joe Biden dengan tindakan kriminal dalam investigasi yang dilakukan oleh pihak oposisi dari Partai Republik.
Berita Terkait
-
Warga AS Tewas Setelah Ditembak Pasukan Israel di Tepi Barat
-
Ayah Pelaku Penembakan di Sekolah Georgia Ditangkap, Beri Kado Natal Pistol ke Anaknya
-
Putin Mengaku Siap Bernegosiasi dengan Ukraina, Tapi Ada Syaratnya
-
Bukan Kamala Harris, Kakak Tim Walz Blak-blakan Mendukung Donald Trump di Pilpres AS
-
AS Terus Membeli Tanah Sejumlah Negara, Salah Satu Motif Ekspansi Wilayah
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 7 Rekomendasi HP Murah Memori Besar dan Kamera Bagus untuk Orang Tua, Harga 1 Jutaan
Pilihan
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
Terkini
-
DPR Kejar Target Sahkan RKUHAP Hari Ini, Koalisi Sipil Laporkan 11 Anggota Dewan ke MKD
-
Siswa SMP di Tangsel Tewas Akibat Perundungan, Menteri PPPA: Usut Tuntas!
-
Klarifikasi: DPR dan Persagi Sepakat Soal Tenaga Ahli Gizi di Program MBG Pasca 'Salah Ucap'
-
Kondisi Terkini Pelaku Ledakan SMAN 72 Jakarta: Masih Lemas, Polisi Tunggu Lampu Hijau Dokter
-
Duka Longsor Cilacap: 16 Nyawa Melayang, BNPB Akui Peringatan Dini Bencana Masih Rapuh
-
Misteri Kematian Brigadir Esco: Istri Jadi Tersangka, Benarkah Ada Perwira 'W' Terlibat?
-
Semangat Hari Pahlawan, PLN Hadirkan Cahaya Bagi Masyarakat di Konawe Sulawesi Tenggara
-
Diduga Rusak Segel KPK, 3 Pramusaji Rumah Dinas Gubernur Riau Diperiksa
-
Stafsus BGN Tak Khawatir Anaknya Keracunan karena Ikut Dapat MBG: Alhamdulillah Aman
-
Heboh Tuduhan Ijazah Palsu Hakim MK Arsul Sani, MKD DPR Disebut Bakal Turun Tangan