Suara.com - Calon presiden dari Partai Demokrat sekaligus Wakil Presiden AS saat ini, Kamala Harris, mendapat kritik tajam dari tim kampanye Donald Trump. Caroline Sunshine, Wakil Direktur Komunikasi tim kampanye Trump, menuduh bahwa Harris ditunjuk sebagai calon presiden oleh partainya, bukan dipilih secara langsung oleh publik.
Pernyataan tersebut disampaikan Sunshine dalam wawancara dengan Al Arabiya pada Senin (9/9).
"Debat ini penting bagi rakyat Amerika karena Kamala Harris benar-benar ditunjuk oleh partainya, bukan dipilih. Ia juga menolak menghadapi wawancara yang sulit dari pers," ujar Sunshine dikutp Selasa.
Pernyataan tersebut disampaikan Sunshine sebagai kritik atas kurangnya keterlibatan publik Harris sejak ia menjadi calon presiden Demokrat menggantikan Presiden Joe Biden.
Harris hanya melakukan satu wawancara publik sejak pengumuman pencalonannya. Penunjukannya sebagai calon presiden terjadi setelah penarikan mendadak Biden akibat penampilannya yang dinilai buruk dalam debat pertama dengan Trump.
Di sisi lain, Sunshine membela rekam jejak Trump sebagai presiden, mengklaim bahwa di bawah kepemimpinannya, rakyat Amerika menikmati kemakmuran, keamanan, dan ekonomi yang lebih baik. Ia juga menekankan bahwa pemilih harus mengingat masa jabatan Trump sebelum ia kalah dari Biden dalam pemilu 2020.
Sementara itu, Cenk Uygur, seorang komentator politik progresif, mengkritik Trump sebagai "elit besar" yang cenderung mendukung kebijakan ekonomi yang menguntungkan orang kaya dan korporat.
Dalam pandangannya, baik Harris maupun Trump tidak akan membantu Palestina dalam konflik Israel-Palestina, namun ia menyebut Trump sebagai sosok yang "lebih tidak waras" dalam kebijakan luar negeri terkait Israel.
Uygur berpendapat bahwa jika Trump kembali berkuasa, situasi di Timur Tengah, khususnya terkait Palestina, akan memburuk secara signifikan.
Baca Juga: Gempar! Donald Trump Akui Dapat Amanat Langsung dari Tuhan Untuk Lindungi Dunia
Debat tatap muka pertama antara Trump dan Harris dijadwalkan berlangsung pada Selasa malam, dengan pemilihan presiden yang hanya berjarak kurang dari 60 hari.
Berita Terkait
-
Gempar! Donald Trump Akui Dapat Amanat Langsung dari Tuhan Untuk Lindungi Dunia
-
Donald Trump Dukung Legalitas Ganja di Florida, Ini Alasannya
-
Pertemuan 'Jaksa dan Terpidana' di Debat Capres AS 2024, Kamala Harris vs Donald Trump Siapa Yang Menang?
-
Setelah 'Ditikung' Anies di Pilpres 2024, AHY Lega Demokrat Kini Dapat Tempat di Pemerintahan
-
SBY Ungkap Pahitnya 10 Tahun Jadi Oposisi: Ada Pihak Halangi Demokrat Gabung Pemerintah
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
Pilihan
-
Here We Go! Jelang Lawan Timnas Indonesia: Arab Saudi Krisis, Irak Limbung
-
Berharap Pada Indra Sjafri: Modal Rekor 59% Kemenangan di Ajang Internasional
-
Penyumbang 30 Juta Ton Emisi Karbon, Bisakah Sepak Bola Jadi Penyelamat Bumi?
-
Muncul Tudingan Ada 'Agen' Dibalik Pertemuan Jokowi dengan Abu Bakar Ba'asyir, Siapa Dia?
-
BBM RI Dituding Mahal Dibandingkan Malaysia, Menkeu Purbaya Bongkar Harga Jual Pertamina
Terkini
-
Merasa Terlindungi, Barang Pemberian Kapolda Herry Heryawan Bikin Penyandang Tunarungu Ini Terharu
-
Kolaborasi Bareng DPRD DKI, Pramono Resmikan Taman Bugar Jakbar
-
Menteri Hukum Ultimatum PPP: Selesaikan Masalah Internal atau AD/ART Jadi Penentu
-
Satu Bulan Tragedi Affan Kurniawan: Lilin Menyala, Tuntutan Menggema di Benhil!
-
Polemik Relokasi Pedagang Pasar Burung Barito, DPRD DKI Surati Gubernur Pramono Anung
-
Siapa Ketum PPP yang Sah? Pemerintah akan Tentukan Pemenangnya
-
KPAI Minta Polri Terapkan Keadilan Restoratif untuk 13 Anak Tersangka Demonstrasi
-
Program Magang Fresh Graduate Berbayar Dibuka 15 Oktober, Bagaimana Cara Mendaftarnya?
-
DPR RI Kajian Mendalam Putusan MK soal Tapera, Kepesertaan Buruh Kini Sukarela
-
Setelah Kasih Nilai Merah, ICW Tagih Aksi Nyata dari Pemerintah dan Aparat Penegak Hukum