Suara.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan sempat membagikan sebuah cerita menarik terkait pengalamannya saat menerbitkan paspor untuk Prabowo Subianto. Hal itu terjadi ketika ia masih menjabat sebagai Duta Besar Indonesia untuk Singapura.
Menurut cerita dari Menko Marves itu, diketahui bahwa Prabowo sempat tak bisa perpanjang paspor. Tentu saja hal ini menarik dan memicu rasa penasaran publik. Kira-kira seperti apa cerita dan sejarah Prabowo tak bisa perpanjang paspor?
Sejarah Prabowo Tidak Dapat Perpanjangan Paspor
Prabowo Subianto menghadapi masalah serius terkait paspornya setelah ia meninggalkan Indonesia pasca kerusuhan Mei 1998 silam, yang terjadi setelah lengsernya Presiden Soeharto.
Sebagai mantan jenderal yang terlibat dalam operasi militer di masa Orde Baru, Prabowo menghadapi tuduhan pelanggaran HAM dan keterlibatannya dalam penculikan aktivis pro-demokrasi.
Akibat situasi politik yang memanas, Prabowo memilih untuk tinggal di luar negeri, termasuk di Yordania, untuk menghindari perhatian politik dalam negeri.
Namun, kehidupan di pengasingan ini tidak berjalan mulus, terutama saat masa berlaku paspornya mendekati akhir. Karena posisinya yang sensitif secara politik, Prabowo sulit mendapatkan akses ke layanan administrasi resmi seperti perpanjangan paspor.
Ia bercerita kepada Luhut bahwa meskipun sudah berusaha untuk mengurus perpanjangan paspor di Kedutaan Besar Indonesia di Yordania, ia kesulitan bertemu dengan pejabat yang berwenang, termasuk Duta Besar Indonesia untuk Yordania saat itu.
Tidak diperpanjangnya paspor Prabowo pada waktu itu dapat dipahami dalam konteks ketegangan politik yang melibatkan dirinya.
Baca Juga: Sejarah Kabinet Djuanda, Contoh Zaken Kabinet yang Pernah Diterapkan di Indonesia
Pemerintah Indonesia di bawah Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dan Wakil Presiden Megawati Soekarnoputri saat itu mungkin memiliki alasan tertentu terkait status Prabowo. Mengingat tuduhan atas dirinya yang dekat dengan rezim orde baru yang masih sensitif.
Prabowo dianggap sebagai tokoh yang berpotensi menimbulkan gejolak jika kembali ke Indonesia tanpa adanya penyelesaian politik yang jelas. Prabowo sendiri menghabiskan sebagian besar waktu di pengasingan, khususnya di Yordania, di mana ia memiliki hubungan baik dengan keluarga kerajaan di sana.
Kedekatannya dengan pihak Kerajaan Yordania memberi Prabowo ruang untuk beraktivitas tanpa terlalu banyak mendapat tekanan. Namun, tetap saja, tanpa paspor yang sah, Prabowo kesulitan untuk melakukan perjalanan, termasuk untuk kembali ke Indonesia mengurus urusan pribadi, seperti kondisi kesehatan ayahnya, Soemitro Djojohadikoesoemo, yang kala itu memburuk.
Di tengah situasi ini, pertemuan antara Prabowo dan Luhut di Singapura menjadi momen penting. Luhut, yang saat itu menjabat sebagai Duta Besar Indonesia untuk Singapura, melihat bahwa sebagai teman lama, ia bisa membantu Prabowo keluar dari kebuntuan administrasi ini.
Dengan kewenangan yang ia miliki sebagai duta besar, Luhut akhirnya memutuskan untuk memerintahkan stafnya memperpanjang paspor Prabowo, sehingga Prabowo bisa kembali ke tanah air. Ini menjadi titik balik yang memungkinkan Prabowo memulai kembali karier politiknya, yang puncaknya adalah pencalonannya dalam pemilihan presiden.
Cerita Luhut Tentang Paspor Prabowo
Berita Terkait
-
Sejarah Kabinet Djuanda, Contoh Zaken Kabinet yang Pernah Diterapkan di Indonesia
-
Zaken Kabinet Ala Prabowo: Seperti Apa Contoh Penerapannya di Indonesia?
-
Jurus Keponakan Prabowo Dongkrak Penerimaan Negara Tahun Depan
-
Prabowo Lantik 500 Komcad Di Banjarbaru Kalsel: Untuk Bantu Jaga IKN
-
Bamsoet Ungkap Obrolan soal Jumlah Menteri Prabowo Sebanyak 44, PAN Disebut Dapat Jatah 5 Kursi
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- 17 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 20 September: Klaim Pemain 110-111 dan Jutaan Koin
- Nasib Aiptu Rajamuddin Usai Anaknya Pukuli Guru, Diperiksa Propam: Kau Bikin Malu Saya!
- Korban Keracunan MBG di Yogyakarta Nyaris 1000 Anak, Sultan Akhirnya Buka Suara
- Momen Thariq Halilintar Gelagapan Ditanya Deddy Corbuzier soal Bisnis
Pilihan
-
Malaysia Turunin Harga Bensin, Netizen Indonesia Auto Julid: Di Sini yang Turun Hujan Doang!
-
Drama Bilqis dan Enji: Ayu Ting Ting Ungkap Kebenaran yang Selama Ini Disembunyikan
-
Rapor Dean James: Kunci Kemenangan Go Ahead di Derby Lawan PEC Zwolle
-
Nostalgia 90-an: Kisah Tragis Marco Materazzi yang Nyaris Tenggelam di Everton
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan Memori 256 GB Terbaru September 2025
Terkini
-
Aksi Cabul Disebar ke Situs Porno, Eks Kapolres Ngada Predator Seks Anak Dituntut 20 Tahun Bui
-
Viral Aksi Perpeloncoan Mahasiswa Baru Diduga Kampus Unsri, Dipaksa Cium Teman
-
Said Didu Bongkar Sinyal Keras Jokowi ke Prabowo: Ancaman 'Paket Maut' dan Kunci Tiket 2 Periode
-
Pusing hingga Muntah, Dinkes Garut Ungkap 600 Siswa Keracunan MBG: Alhamdulillah Semua Sudah Sehat
-
Geger Riwayat Pendidikan Gibran: Data KPU vs Setneg Bikin Geleng-geleng, S1 Dulu Baru Setara SMK?
-
Gugatan Rp125 Triliun Lanjut ke Mediasi, Gibran Bakal Hadir?
-
Geram Bunyi Tet Tok Wuk Wuk, DPR ke Polisi: Stop Kawal Artis-Selebgram, Presiden Saja yang Boleh!
-
Geger Penemuan Mayat Anak 8 Tahun di Kos Penjaringan: Apa yang Sebenarnya Terjadi?
-
Analisa Panas Ade Armando: PDIP, Anies dan Demokrat Otaki Isu Ijazah Palsu Jokowi, Dendam Politik?
-
Kapolri Bentuk Tim Reformasi Polri, Apa Target Awal yang Dibenahi?