Suara.com - Indonesia Corruption Watch (ICW) membenarkan pejabat tak punya rasa takut lagi untuk lakukan korupsi. Hal ini sebelumnya juga sudah disampaikan oleh pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Alexander Marwata.
Bahkan ICW melihat, sikap tersebut tak hanya terjadi pada pejabat, melainkan pihak swasta yang juga kerap terjerat kasus korupsi.
Peneliti ICW Almas Sjafrina mengatakan, fenomena itu tak lepas dari dampak pelemahan terhadap KPK yang dilakukan oleh rezim Presiden Joko Widodo atau Jokowi selama dua periode.
"Apakah ini adalah dampak dari kelemahan KPK, saya rasa itu menjadi salah satu faktor yang cukup signifikan berdampak ya," kata Almas saat dihubungi Suara.com, Jumat (13/9/2024).
Pelemahan KPK dari aspek regulasi dan kelembagaannya melalui revisi UU KPK hingga pemecatan pegawainya melalui tes wawasan kebangsaan (TWK), disebut Almas, semakin membuat pemberantasan korupsi oleh KPK menjadi tidak cukup menakutkan.
Pelemahan KPK juga tidak menjadi satu-satunya faktor. Almas mengungkapkan bahwa ada kaitannya pula dengan perangkat hukum yang tidak tegas dalam memberikan hukuman kepada koruptor.
"Justru yang terjadi di dua rezim pemerintahan Jokowi yang terjadi adalah kemunduran. Yang sedang ramai dibahas misalnya soal rancangan undang-undang perampasan aset itu belum (disahkan)," ujarnya.
Setuju dengan pernyataan Alexander Marwata, Almas menyampaikan kalau koruptor saat ini memandang tindakan korupsi dapat menghasilkan keuntungan secara materi lebih tinggi, meskipun ada risiko hukuman penjara. Sayangnya, penegakan hukum terhadap koruptor juga masih lemah.
"Karena vonis masih rendah, kemudian juga hukuman tambahan seperti misalnya pencabutan hak politik. Kemudian juga terkait dengan pengenaan pasal pencucian uang, itu kan juga belum maksimal," kata Almas.
Baca Juga: KPK Temukan Mobil Harun Masiku, Mantan Penyidik: Yang Penting Orangnya
Dalam catatan ICW, perilaku korupsi itu tak lagi hanya karena dorongan kebutuhan kebutuhan hiduo sehari-hari. Tetapi juga tergiur meningkatkan gaya hidup jadi lebih mewah.
Sebelumnya Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Alexander Marwata menegaskan ada pejabat yang tidak takut untuk melakukan korupsi. Hal bisa dilihat dari indeks persepsi korupsi di Indonesia menurun.
"Saya kan juga banyak menerima informasi dan mendengar cerita dari para penyelenggara negara, pejabat-pejabat. Sekarang orang nggak takut lagi Pak untuk korupsi," ujar Alex di Bogor, Jawa Barat, dikutip Jumat (13/9/2024).
Alexander menyebut korupsi dinilai oleh kebanyakan pejabat Indonesia sebagai perilaku yang menimbulkan keuntungan besar dengan risiko rendah.
"Korupsi itu di Indonesia itu risikonya rendah. Berbeda dengan investasi yang high risk, korupsi itu risiko rendah, kemungkinan untuk mendapatkan keuntungan yang besar tinggi," kata Alex.
Berita Terkait
-
Mobil Harun Masiku Terparkir Bertahun-tahun di Jakarta Pusat, KPK Temukan Dokumen Penting
-
PON XXI Banyak Keluhan hingga Disebut Ada Dugaan Korupsi, Menpora Bakal Tinjau Langsung ke Medan
-
Pimpinan KPK Sebut Pejabat Tak Takut Korupsi Lagi, Risikonya Rendah!
-
KPK Temukan Mobil Harun Masiku, Mantan Penyidik: Yang Penting Orangnya
-
Menantu Hingga Anak Jokowi di Pusaran Dugaan Gratifikasi: Masihkah KPK Punya Taji?
Terpopuler
- Kumpulan Prompt Siap Pakai untuk Membuat Miniatur AI Foto Keluarga hingga Diri Sendiri
- Terjawab Teka-teki Apakah Thijs Dallinga Punya Keturunan Indonesia
- Bakal Bersinar? Mees Hilgers Akan Dilatih Eks Barcelona, Bayern dan AC Milan
- Gerhana Bulan Langka 7 September 2025: Cara Lihat dan Jadwal Blood Moon Se-Indo dari WIB-WIT
- Geger Foto Menhut Raja Juli Main Domino Bareng Eks Tersangka Pembalakan Liar, Begini Klarifikasinya
Pilihan
-
Nomor 13 di Timnas Indonesia: Bisakah Mauro Zijlstra Ulangi Kejayaan Si Piton?
-
Dari 'Sepupu Raisa' Jadi Bintang Podcast: Kenalan Sama Duo Kocak Mario Caesar dan Niky Putra
-
CORE Indonesia: Sri Mulyani Disayang Pasar, Purbaya Punya PR Berat
-
Sri Mulyani Menteri Terbaik Dunia yang 'Dibuang' Prabowo
-
Surat Wasiat dari Bandung: Saat 'Baby Blues' Bukan Cuma Rewel Biasa dan Jadi Alarm Bahaya
Terkini
-
Benarkah 'Era Jokowi' Sudah Usai? 5 Fakta Reshuffle Prabowo, Diawali Depak Sri Mulyani
-
Kompolnas: Etik Tak Cukup, Kasus Kematian Ojol Affan Kurniawan Harus Diproses Pidana
-
21 Tahun Kasus Munir: Komnas HAM Periksa 18 Saksi, Kapan Dalang Utama Terungkap?
-
CEK FAKTA: Klaim Prabowo Pindahkan 150 Ribu TKI dari Malaysia ke Jepang
-
Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
-
Deadline 2026! Pemerintah Kejar Target Kemiskinan Ekstrem: Daerah Wajib Lakukan Ini...
-
Baru Dilantik Prabowo, Kekayaan Menteri P2MI Mukhtarudin Capai Rp 17,9 Miliar
-
Pesan Terbuka Ferry Irwandi ke Jenderal: Tidak Lari, Tidak Takut, Tidak Diam
-
CEK FAKTA: Video Jurnalis Australia Ditembak Polisi Indonesia
-
Dito Ariotedjo Dicopot dari Menpora, Bahlil Langsung Setor Nama Pengganti, Puteri Komarudin?