Suara.com - Insiden mengejutkan terjadi selama penggerebekan di Tepi Barat yang diduduki, di mana tentara Israel diduga mendorong tiga mayat dari atap gedung di kota Qabatiya. Seorang jurnalis Associated Press (AP) yang berada di tempat kejadian melaporkan bahwa ia menyaksikan sendiri insiden tersebut.
Dalam rekaman video yang beredar di media sosial, terlihat tiga tentara Israel berada di atas atap dan mengangkat tubuh yang terlihat kaku. Mereka kemudian menyeret tubuh tersebut ke tepi atap sebelum menjatuhkannya.
Rekaman tersebut menimbulkan keprihatinan internasional, terlebih setelah militer Israel merilis pernyataan yang menyebutkan bahwa insiden tersebut sedang ditinjau. Mereka juga menyatakan bahwa tindakan tersebut adalah insiden serius yang tidak sesuai dengan nilai-nilai IDF (Pasukan Pertahanan Israel) dan harapan dari para prajurit IDF.
Sebelumnya, operasi militer yang dilakukan Israel di Qabatiya mengakibatkan kematian empat militan, menurut keterangan militer Israel. Sementara itu, kementerian kesehatan Palestina di Ramallah melaporkan bahwa satu orang tewas dan sepuluh lainnya dirawat di rumah sakit setelah operasi tersebut.
Identitas korban tewas dan penyebab kematian mereka belum diketahui secara pasti. Namun, insiden ini memicu kecaman dari kelompok hak asasi manusia yang menyatakan bahwa tindakan tersebut melanggar hukum internasional.
Berdasarkan hukum internasional, tentara diharuskan memperlakukan jenazah, termasuk jenazah musuh, dengan martabat dan layak.
Lebih dari 700 warga Palestina di Tepi Barat telah tewas akibat tembakan Israel sejak 7 Oktober lalu, menurut laporan dari kementerian kesehatan Palestina.
Sementara itu, Israel beralasan bahwa penggerebekan tersebut diperlukan untuk memerangi militansi yang terus meningkat di wilayah tersebut. Selama periode yang sama, orang-orang bersenjata Palestina juga dilaporkan melakukan serangan terhadap warga Israel di pos pemeriksaan dan di dalam wilayah Israel.
Berita Terkait
-
Peduli Palestina, Dompet Dhuafa dan Titimangsa Gelar Teater dan Musikal Bertajuk Tanah yang Terpenjara
-
Disalahkan China Karena Gagal Tekan Israel, Menlu AS Kembali Bertolak ke Mesir Bahas Gencatan Senjata di Gaza
-
Gibran Nonton Konser Bruno Mars, Jejak Digital Mengerikan Fufufafa soal Palestina Ikut Dikuliti
-
Polemik Gibran Nonton Konser Bruno Mars: Dicap Pendukung Zionis, Sikap Fufufafa ke Palestina Diungkit
-
Bela Palestina, Greta Thunberg Dituding Antisemit dan Dianggap Abaikan Kiprah Israel di Bidang Lingkungan
Terpopuler
- 6 Sepatu Adidas Diskon 60 Persen di Sports Station, Ada Adidas Stan Smith
- Kronologi Lengkap Petugas KAI Diduga Dipecat Gara-Gara Tumbler Penumpang Hilang
- 5 Moisturizer dengan Alpha Arbutin untuk Memudarkan Flek Hitam, Cocok Dipakai Usia 40-an
- 7 Sabun Muka Mengandung Kolagen untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Tetap Kencang
- 15 Merek Ban Mobil Terbaik 2025 Sesuai Kategori Dompet Karyawan hingga Pejabat
Pilihan
-
Polemik RS dr AK Gani 7 Lantai di BKB, Ahli Cagar Budaya: Pembangunan Bisa Saja Dihentikan
-
KGPH Mangkubumi Akui Minta Maaf ke Tedjowulan Soal Pengukuhan PB XIV Sebelum 40 Hari
-
Haruskan Kasus Tumbler Hilang Berakhir dengan Pemecatan Pegawai?
-
BRI Sabet Penghargaan Bergengsi di BI Awards 2025
-
Viral Tumbler Tuku di Jagat Maya, Berapa Sebenarnya Harganya? Ini Daftar Lengkapnya
Terkini
-
Antrean Bansos Mengular, Gus Ipul 'Semprot' PT Pos: Lansia-Disabilitas Jangan Ikut Berdesakan
-
Prabowo Jawab Desakan Status Bencana Nasional: Kita Monitor Terus, Bantuan Tak Akan Putus
-
Rajiv Desak Polisi Bongkar Dalang Perusakan Kebun Teh Pangalengan: Jangan Cuma Pelaku Lapangan
-
KPK Akui Lakukan Eksekusi Eks Dirut ASDP Ira Puspadewi Sesaat Sebelum Dibebaskan
-
Dongkrak Pengembangan UMKM, Kebijakan Memakai Sarung Batik di Pemprov Jateng Menuai Apresiasi
-
Gerak Cepat Athari Gauthi Ardi Terobos Banjir Sumbar, Ribuan Bantuan Disiapkan
-
Prabowo Murka Lihat Siswa Seberangi Sungai, Bentuk Satgas Darurat dan Colek Menkeu
-
Krisis Air Bersih di Pesisir Jakarta, Benarkah Pipa PAM Jaya Jadi Solusi?
-
Panas Kisruh Elite PBNU, Benarkah Soal Bohir Tambang?
-
Gus Ipul Bantah Siap Jadi Plh Ketum PBNU, Sebut Banyak yang Lebih Layak