Suara.com - Kejaksaan Tinggi (Kejati) Daerah Khusus Jakarta menetapkan tiga orang tersangka tindak pidana korupsi dalam pengelolaan keuangan PT Indofarma Tbk dan anak perusahaan periode tahun 2020-2023. Salah satu tersangkanya yaitu Direktur Utama PT Indofarma Tbk, Arief Pramuhanto yang mejabat tahun 2019-2023. Berikut ini adalah profil mantan Dirut Indofarma.
Selain Arief Pramuhanto, Kejati Jakarta juga menjerat Direktur PT. Indofarma Global Medika (PT. IGM) tahun 2020-2023 berinisial GSR, lalu Head of Finance PT. IGM pada tahun 2019-2021 berinisial CSY. Karena ulah ketiganya menyebabkan negara rugi hingga Rp 371 miliar.
Kepala Seksi Penerangan Hukum Kejaksaan Tinggi Jakarta Syahron Hasibuan mengungkapkan, AP berperan dalam memanipulasi laporan keuangan PT. Indofarma Tbk tahun 2020. Diduga dengan cara membuat piutang/hutang dan uang muka pembelian produk alkes fiktif hingga seolah-olah target perusahaan terpenuhi.
Sementara itu, GSR melakukan aksi penjualan Panbio ke PT. Promedik yang merupakan anak dari perusahaan PT. IGM. Padahal PT. Promedik tidak mampu melakukan pembelian, sehingga merugikan PT. IGM. Selain itu, GSR juga memerintahkan CSY selaku Head of Finance PT. IGM untuk mengadakan klaim diskon fiktif dari beberapa vendor.
Tak sampai di situ, CSY juga diperintahkan untuk mencari donatur non-perbankan dengan tujuan agar memenuhi operasional PT. Indofarma Tbk dan PT. IGM serta membentuk unit baru FMCG untuk mengadakan transaksi fiktif.
Profil Mantan Dirut Indofarma
Arief Pramuhanto menjabat sebagai direktur utama Indofarma sejak 7 Mei 2019 lalu. Sebelumnya ia mengemban tugas sebagai Kepala Divisi Human Capital PT Bank Tabungan Negara (Persero) mulai tahun 2015 sampai 2017.
Karier Pria kelahiran Jakarta 13 Juni 1962 di dunia perbankan terbilang cukup lama. Sebelum bekerja di BTN, Arief juga sudah berkarier di Standard Chartered Bank pada tahun 1997 lalu menangani bidang sumber daya manusia (SDM).
Mengutip dari situs resmi Indofarma, perjalanan karier Arief Pramuhanto terus berkembang hingga ke PT Thames Water pada tahun 1998 hingga 2020. Selama 15 tahun, lulusan administrasi bisnis Monash University Australia tersebut juga aktif berkarier di bidang SDM dengan menempati posisi GM Human Resources Management PT Frisian Flag Indonesia (2000-2015).
Baca Juga: Sudah 4,5 Tahun Tak Bisa Tangkap Eks Caleg PDIP, Kini KPK Minta Harun Masiku Serahkan Diri
Selama berkarier di Indofarma Tbk. Arief Pramuhanto pernah meraih penghargaan The Best CEO dalam ajang TOP BUMN Award 2020 yang digelar oleh Bisnis Indonesia. Arief mendapat award The Best CEO BUMN 2020 kategori perusahaan publik dan nonkeuangan dengan aset yang tercatat hingga Rp15 triliun.
Dikabarkan, di bawah kepemimpinan Arief Pramuhanto, Indofarma berhasil mencapai titik balik yang mana bisa mencetak keuntungan hingga sebesar Rp7,9 miliar pada tahun 2019. Adapun sejak tahun 2016 sampai 2018, perusahaan BUMN bidang farmasi ini dilaporkan selalu merugi.
Bahkan, di tengah pandemi Covid-19, kinerja Indofarma terbilang masih cukup stabil. Di akhir 2020, Indofarma berhasil mencatatkan perbaikan kinerja, yang tercermin dari pertumbuhan pendapatan serta penurunan kerugian.
Kronologi Kasus Korupsi Indofarma
Seperti yang diberitakan sebelumnya, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menemukan indikasi korupsi yang menyeret PT Indofarma Tbk yang disinyalir merugikan negara hingga Rp 371 miliar. Penemuan hasil pemeriksaan keuangan itu, lantas dilaporkan ke Kejaksaan Agung (Kejagung).
Dugaan korupsi kemudian tetungkap dari laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) investigatif BPK atas Pengelolaan Keuangan PT Indofarma Tbk, anak Perusahaan serta instansi terkait lainnya pada tahun 2020-2023 di Jakarta dan Jawa Barat.
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
Terkini
-
Jalan Berlubang di Flyover Pancoran Makan Korban: ASN Terjatuh, Gigi Patah-Dahi Sobek
-
DPR Ingatkan Program Revitalisasi Sekolah Jangan Hanya Buat Gedung Mewah: Guru Juga Harus Sejahtera
-
Gibran Tak Lulus SMA? Said Didu Bongkar UTS Insearch Cuma 'Bimbel', Surat Kemendikbud Disorot
-
Ditinggal Jaksa di Tengah Gugatan Rp125 Triliun, Gibran Hadapi Sendiri Kasus Ijazah SMA-nya?
-
Geger Dugaan Skandal Terlarang Irjen KM, Terkuak Panggilan 'Papapz-Mamamz' Kompol Anggraini
-
Jadi Buron Kasus Pencemaran Nama Baik JK, Kejagung Buru Silfester Matutina
-
Inikah Wajah Kompol Anggraini Diduga Jadi Orang Ketiga di Rumah Tangga Irjen Krishna Murti?
-
Bukan Septic Tank! Ternyata Ini Sumber Ledakan di Pamulang yang Rusak 20 Rumah
-
Nama PBNU Terseret Kasus Haji, KPK Buka Suara: Benarkah Hanya Incar Orangnya, Bukan Organisasinya?
-
Rentetan Kasus Keracunan Makan Bergizi Gratis, DPD Minta BGN Kurangi Jumlah Penerima MBG