Suara.com - Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Taruna Ikrar mengungkap penyebab harga obat di Indonesia relatif mahal. Ada anggapan bahwa harga obat menjadi mahal akibat bahan bakunya harus diimpor dari luar negeri, Taruna membenarkan hal tersebut juga mengungkapkan ada penyebab lain.
"Harga obat selama ini kita anggap mahal karena kita impor bahan, harganya naik. Bukan semata-mata karena faktor itu, ternyata ada faktor lain. Hubungannya dengan faktor maturitas ini," kata Taruna usai acara Focus Group Discussion (FGD) BPOM di Jakarta, Selasa (24/9/2024).
Maturitas atau jurnal akademis pada industri farmasi dinilai sangat penting untuk menunjukkan kualitas produksi obat buatan dalam negeri. Menurut Taruna, industri farmasi Indonesia masih berada pada maturitas menengah yang kita disebut dengan kalkulatif. Dari 46 perusahaan farmasi yang ada di Indonesia, batu 1 yang telah memiliki maturitas tertinggi.
Padahal, dikatakan Taruna, memiliki maturitas tinggi bisa membuat suatu perusahaan farmasi makin berpeluang lakukan ekspor karena produknya dinilai terjamin dan berkualitas.
"Tentu kita berasumsi dengan peningkatan maturitas dari seluruh farmasi, industri farmasi kita masuk ke level tertinggi. Maka akan berdampak lebih besar pada berbagai hal, termasuk harga obat. Contohnya begini, kalau produk obat itu memproduksi lebih banyak, maka harga pasti turun. Kalau dia memproduksi dalam bentuk terbatas, pasti harganya naik," tuturnya.
Catatan BPOM, industri farmasi mampu meraih pemasukan sebanyak Rp100-140 triliun per tahun. Apabila setiap industri farmasi dalam negeri mampu meningkatkan maturitas serta produksi mereka, Taruna berpandangan kalau penghasilan itu bisa naik dua kali lipat lagi.
"Saya yakin kita bisa sampai 300-400 triliun kalau ekonomi dijalankan dengan tepat. Kenapa? Jumlah perusahaan farmasi kita atau industri farmasi itu 240 saja. Tapi yang aktif selama ini hampir cuma 190-an," katanya.
Terlebih Indonesia memiliki jumlah penduduk lebih dari 282 juta orang. Jumlah tersebut, kata Taruna, bisa menjadi pangsa pasar yang sangat besar untuk mendistribusikan obat. Tak hanya itu, industri farmasi juga harus mulai berpikir untuk lakukan ekspor.
"Kalau produk-produk kita terakreditasi dengan baik, kan bisa diekspor. Ekspornya apakah itu negara-negara tetangga atau kemancanegara tempat lain, ke Eropa, ke Amerika, ke Afrika, dan sebagainya," tuturnya.
Baca Juga: BPOM Dorong Pemberian Label GGL Pada Kemasan Produk Olahan Siap Saji
Berita Terkait
-
BPOM Dorong Pemberian Label GGL Pada Kemasan Produk Olahan Siap Saji
-
Kemitraan 20 Tahun Daewoong dan Indonesia: Pembukaan Pabrik Sel Punca, Meningkatkan Kolaborasi Riset dan Pengembangan
-
Upayakan Harga Obat Lebih Terjangkau, GPFI dan BPOM Ungkap Strategi Terkini
-
Usai Temuan BPOM, Masih Amankah Minum Air Kemasan Dalam Galon?
-
Kasus Pemerasan dan Gratifikasi, Rumah Mantan Pegawai BPOM Digeledah Bareskrim Polri
Terpopuler
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- Calon Pelatih Indonesia John Herdman Ngaku Dapat Tawaran Timnas tapi Harus Izin Istri
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
Pilihan
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
-
4 Tablet RAM 8 GB dengan Slot SIM Card Termurah untuk Penunjang Produktivitas Pekerja Mobile
-
3 Fakta Perih Usai Timnas Indonesia U-22 Gagal Total di SEA Games 2025
-
CERPEN: Catatan Krisis Demokrasi Negeri Konoha di Meja Kantin
-
CERPEN: Liak
Terkini
-
Wagub Sumut Apresiasi Bantuan Korban Banjir dan Longsor dari Pemprov Bengkulu
-
Sidang Etik 6 Anggota Yanma Pengeroyok Matel di Kalibata Digelar Pekan Depan, Bakal Dipecat?
-
Menanti Status Bencana Nasional Sumatera sampai Warga Ingin Ajukan Gugatan
-
BGN Optimis, Program Makan Bergizi Gratis Mampu Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi hingga 8 Persen
-
BGN Minta SPPG Tidak Lagi Menggunakan Makanan Buatan Pabrik Pada Program MBG
-
Tak Hanya Ciptakan Lapangan Kerja, Waka BGN Sebut Program MBG Jalan Tol Pengentasan Kemiskinan
-
6 Anggota Yanma Mabes Polri Jadi Tersangka Kasus Tewasnya 2 Debt Collector, Ini Identitasnya
-
Dari OTT ke Jejak Dana Gelap Pilkada: Seberapa Mahal Biaya Kampanye Calon Kepala Daerah?
-
Prabowo ke Pengungsi Banjir Aceh: Maaf, Saya Tak Punya Tongkat Nabi Musa, Tapi Rumah Kalian Diganti
-
Dasco Unggah Video Prabowo saat Bikin Kaget WWF karena Sumbangkan Tanah di Aceh