Suara.com - Mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, kembali menjadi sorotan setelah intelijen AS memberikan peringatan terkait ancaman dari Iran untuk membunuhnya. Dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada Selasa, tim kampanye Trump menegaskan adanya ancaman yang serius tersebut.
"Presiden Trump telah diberi pengarahan oleh Kantor Direktur Intelijen Nasional mengenai ancaman nyata dan spesifik dari Iran untuk membunuhnya dalam upaya menciptakan kekacauan di Amerika Serikat," ujar Steven Cheung, Direktur Komunikasi Kampanye Trump.
Pihak intelijen AS mengungkapkan bahwa serangan terkoordinasi yang dilakukan Iran semakin meningkat dalam beberapa bulan terakhir. Mereka juga menegaskan bahwa semua lembaga penegak hukum di Amerika Serikat bekerja sama untuk memastikan keselamatan Trump serta menjaga agar pemilu berjalan tanpa gangguan.
Meskipun demikian, tim kampanye Trump tidak memberikan rincian lebih lanjut terkait ancaman ini. Situasi ini mencuat di tengah meningkatnya tekanan internasional terhadap Iran, terutama terkait ketegangan yang memuncak di Lebanon. Israel sendiri telah melancarkan serangan udara terhadap kelompok Hizbullah yang didukung oleh Teheran.
Iran, sebelumnya pada musim panas lalu, telah menolak tuduhan yang menyebutkan bahwa mereka berencana membunuh Trump. Bantahan ini muncul tak lama setelah terjadinya penembakan di sebuah acara di Pennsylvania, yang menyebabkan satu orang tewas dan melukai kandidat presiden tersebut.
Beberapa hari setelah insiden 13 Juli, media AS melaporkan bahwa otoritas telah menerima informasi intelijen terkait dugaan plot Iran terhadap Trump, yang kemudian meningkatkan langkah-langkah keamanan di sekitarnya. Iran, bagaimanapun, kembali membantah tuduhan ini, menyebutnya sebagai tuduhan "jahat" yang tak berdasar.
Selain ancaman fisik, AS juga menuding Iran terlibat dalam serangan siber terhadap kampanye Trump. Tuduhan ini menyebut Teheran berupaya mempengaruhi pemilu AS 2024 dengan cara-cara yang ilegal.
Berita Terkait
-
Negara Bagian Missouri Tolak Hentikan Eksekusi Terpidana Mati Imam Marcellus Khalifah Williams
-
Hizbullah Umumkan Kematian Komandan yang Gugur saat Menuju Yerusalem
-
Memanasnya Konflik Israel-Hizbullah Berpotensi Menyeret Iran dan Amerika Serikat
-
Beasiswa S2 Erina Gudono Dikritik dan Dibahas Media Pennsylvania, Dokter Tifa: Memalukan!
-
Pakai Dalih Keamanan Nasional, Biden akan Blokir Teknologi Mobil Listrik China dan Rusia
Terpopuler
- 5 Mobil Sedan Bekas yang Jarang Rewel untuk Orang Tua
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- 5 Sepatu Lari Hoka Diskon 50% di Sports Station, Akhir Tahun Makin Hemat
- 5 Rekomendasi Sepatu Lokal Senyaman Skechers Buat Jalan-Jalan, Cocok Buat Traveling dan Harian
- 6 Mobil Bekas untuk Pemula atau Pasangan Muda, Praktis dan Serba Hemat
Pilihan
-
Bencana Sumatera 2025 Tekan Ekonomi Nasional, Biaya Pemulihan Melonjak Puluhan Triliun Rupiah
-
John Herdman Dikontrak PSSI 4 Tahun
-
Bukan Sekadar Tenda: Menanti Ruang Aman bagi Perempuan di Pengungsian
-
4 Rekomendasi HP Xiaomi Murah, RAM Besar Memori Jumbo untuk Pengguna Aktif
-
Cek di Sini Jadwal Lengkap Pengumuman BI-Rate Tahun 2026
Terkini
-
Sampah Jadi Listrik Dinilai Menjanjikan, Akademisi IPB Tekankan Peran Pemilahan di Masyarakat
-
Wapres Gibran ke Jawa Tengah, Hadiri Perayaan Natal dan Pantau Arus Mudik Akhir Tahun
-
Jurnalisme Masa Depan: Kolaborasi Manusia dan Mesin di Workshop Google AI
-
Suara.com Raih Top Media of The Year 2025 di Seedbacklink Summit
-
147 Ribu Aparat dan Banser Amankan Misa Malam Natal 2025
-
Pratikno di Gereja Katedral Jakarta: Suka Cita Natal Tak akan Berpaling dari Duka Sumatra
-
Kunjungi Gereja-Gereja di Malam Natal, Pramono Anung: Saya Gubernur Semua Agama
-
Pesan Menko Polkam di Malam Natal Katedral: Mari Doakan Korban Bencana Sumatra
-
Syahdu Misa Natal Katedral Jakarta: 10 Ribu Umat Padati Gereja, Panjatkan Doa untuk Sumatra
-
Melanggar Aturan Kehutanan, Perusahaan Tambang Ini Harus Bayar Denda Rp1,2 Triliun