Suara.com - Wacana pertemuan Presiden Terpilih Prabowo Subianto dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri makin kencang berembus. Masing-masing kubu sudah memberi sinyal positif.
Prabowo tak menampik akan adanya pertemuan dengan Megawati sebelum pelantikan dirinya sebagai Presiden RI pada 20 Oktober 2024. Ia berharap tatap muka itu segera terealisasi.
“Insya Allah, mudah-mudahan (segera bertemu),” ujar Prabowo di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Rabu (25/9/2024) saat ditanya mengenai wacana pertemuan dengan Megawati.
Ketua DPP PDIP, Puan Maharani, bahkan menyebut pertemuan antara Prabowo dan Mega akan berlangsung di suatu tempat yang asyik.
Pertemuan kedua tokoh ini memiliki nilai politik tinggi. Sebab bukan tidak mungkin PDIP akan menanggalkan peran oposisinya dam memilih bergabung menjadi bagian pemerintahan Prabowo-Gibran. Semua itu tergantung dari lobi-lobi politik Prabowo.
Hubungan Prabowo dengan Megawati sedikit merenggang ketika Prabowo memutuskan menggandeng Gibran sebagai pendamping di Pilpres 2024. Gibran dan Jokowi dianggap telah berkhianat terhadap partai karena berada di pihak lawan.
Sejak itu, PDIP rajin mengkritik Jokowi. Sementara Prabowo dan Gerindra, selalu menangkis kritikan-kritikan yang dialamatkan ke Jokowi.
Perjanjian Batu Tulis
TIdak kali ini saja, Prabowo dan Megawati terlibat perang dingin. Ketika Pilpres 2014, kedua tokoh ini juga berseteru. Dan lagi-lagi Jokowi lah penyebabnya.
Baca Juga: Tersenyum Soal Rencana Bertemu Prabowo, Megawati Mau Ketemu Jokowi Juga?
Kita masih ingat, saat Pilpres 2009, Megawati dan Prabowo berpasangan menjadi Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden. Ada satu perjanjian yang disepakati keduanya yang dinamakan Perjanjian Batu Tulis.
Ada tujuh pasal yang dimuat dalam Perjanjian Batu Tulis yang intinya adalah komitmen Megawati mendukung Prabowo sebagai Calon Presiden pada Pilpres 2014.
"Megawati Soekarnoputri mendukung pencalonan Prabowo Subianto sebagai Calon Presiden pada Pemilu Presiden tahun 2014," isi pasal ketujuh dalam perjanjian yang ditandatangani Mega dan Prabowo pada 16 Mei 2009 di Batu Tulis, Bogor.
Namun saat Pilpres 2014, Megawati dan PDIP justru mengusung Jokowi sebagai capres berpasangan dengan Jusuf Kalla (JK). Keputusan PDIP memilih Jokowi didasarkan pada hasil survei Jokowi yang tinggi dan Jokowi adalah kader internal.
Prabowo dan Gerindra menganggap Mega dan PDIP telah mengkhianati perjanjian yang telah disepakati pada 2009 lalu. Prabowo tak habis pikir mengapa Megawati sampai melakukan itu terhadap dirinya.
"Kalau Anda manusia, lalu ada di pihak saya, bagaimana? Ya pikirkan saja. Saya tidak mengerti apa salah saya. Saya menghormati beliau (Mega)," kata Prabowo pada 16 Maret 2014 dikutip dari ANTARA.
Berita Terkait
-
Tersenyum Soal Rencana Bertemu Prabowo, Megawati Mau Ketemu Jokowi Juga?
-
Camat Grogol Dilaporkan ke Bawaslu Cilegon, Diduga Menggiring Pilih Calon Petahana
-
Tak Mau Ikut-ikutan Kaesang Pakai Rompi Mulyono, Joman: Tak Ada Gunanya
-
Ketua Joman Tak Dimarahi saat Panggil Jokowi Mulyono, Malah Begini Responsnya
-
Dicap Berbohong karena Catut Nama Rakyat Demi Ambisi IKN, Rocky Gerung: Jokowi Langgar Prinsip Pacta Sunt Servanda
Terpopuler
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- 7 Sepatu Adidas Diskon hingga 60% di Sneakers Dept, Cocok Buat Tahun Baru
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Kencang bak Ninja, Harga Rasa Vario: Segini Harga dan Konsumsi BBM Yamaha MT-25 Bekas
Pilihan
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
-
Aksi Adik Kandung Prabowo yang Makin Mencengkeram Bisnis Telekomunikasi
-
Sesaat Lagi! Ini Link Live Streaming Final Futsal ASEAN 2025 Indonesia vs Thailand
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
Terkini
-
Fraksi Partai Nasdem Dukung Pilkada Lewat DPRD: Sesuai Konstitusi dan Pancasila
-
DPR Desak KPK Jelaskan Penghentian Penyelidikan Kasus Aswad Sulaiman Secara Transparan
-
Hadapi Tantangan Geografis, Pendidikan dan Kesejahteraan Anak di Maluku Utara Jadi Fokus
-
AMAN Catat Konflik 202 Ribu Hektare Wilayah Adat Bengkulu Sepanjang 2025
-
Harapan Publik Tinggi, KPK Tegaskan Penghentian Kasus Aswad Sulaiman Berbasis Alat Bukti
-
Rentetan Kecelakaan Kerja di Galangan PT ASL Shipyard Kembali Terjadi, Polisi Turun Tangan
-
Viral Sekelompok Orang Diduga Berzikir di Candi Prambanan, Pengelola Buka Suara
-
Bahlil Lahadalia Jamu Cak Imin dan Zulhas Hingga Dasco di Kediamannya, Bahas Apa?
-
Tak Bisa Beli Roti Gegara Cuma Punya Uang Tunai: Kenapa Toko Lebih Suka Cashless?
-
Mendagri: Pemerintah Siapkan Bantuan Renovasi dan Hunian bagi Warga Terdampak Bencana Sumatra