Suara.com - Putri Presiden ke-2 RI Soeharto, Siti Hardijanti Rukmana alias Tutut, menyampaikan permohonan maaf atas kesalahan-kesalahan yang pernah dilakukan oleh bapaknya ketika memimpin.
Pernyataan itu disampaikan Tutut dalam sambutannya di acara Silaturahmi kebangsaan MPR RI dengan keluarga Soeharto usai nama Soeharto dihapus dalam TAP MPR RI Nomor 11 Tahun 1998 tentang perintah untuk menyelenggarakan yang bersih tanpa Korupsi, Kolusi, Nepotisme (KKN) di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Sabtu (28/9/2024).
"Dalam rangka pencabutan nama Bapak Haji Muhammad Soeharto dari Tap MPR dan semua itu terjadi karena kesadaran dan juga rasa menghargai kepada bapak yang selama ini telah memimpin bangsa dan negara ini selama 35 tahun," kata Tutut.
"Memang manusia tidak ada yang betul selalu ya. Pasti ada salahnya. Kami juga mohon maaf kalau selama ini bapak ada kesalahan-kesalahan yang dilakukan saat memimpin," sambungnya.
Menurutnya, apa yang dilakukan Soeharto selama ini untuk kepentingan Bangsa dan Negara Indonesia.
Ia pun bersyukur atas penghapusan nama Soeharto dari TAP MPR tersebut. Menurutnya, semua keluarga Soeharto haru atas hal tersebut lantaran merupakan penantian yang lama.
"Bahwa setelah sekian tahun lamanya akhirnya ada yang menyadari dan mengatakan sesuatu yang benar, bahwa yang benar itu benar, yang salah itu salah dan persatuan itu lebih penting daripada dendam kesumat," ujarnya.
Menurutnya, Soeharto mengajarkan kepada anak-anaknya tak boleh memunculkan rasa dendam.
"'Sakit pak hatinya pak'. 'Nggak boleh begitu'. Kami itu nggak boleh dendam. 'Dendam itu tidak akan menyelesaikan masalah'. itu yang disampaikan bapak kepada kami anak-anak. 'Jadi mohon sabar kalian semua harus sabar'. 'Kalau ampas dendam nanti anak cucu di akhirat juga merasa bahwa itu tidak benar dia akan mengungkit lagi masalah-masalah yang ada. Jadi ingat, sabar, sabar, sabar'," katanya.
Baca Juga: Bamsoet Sebut Presiden Soeharto Layak Dapat Gelar Pahlawan Nasional: Rasanya Tak Berlebihan
"'Gimana caranya sabar pak?', 'kalau nikmat semua yang ada yang diberikan Allah, mau baik mau buruk, mau enak apa tidak nikmati', kata bapak gitu," sambungnya.
Untuk itu, kata dia, penghapusan nama Soeharto dari TAP MPR yang baru dilakukan itu membuat keluarga sangat terharu.
"Jadi ini semua yang membuat kami keluarga terharu karena para pimpinan telah memutuskan dengan sepakat semuanya ditandatangani semuanya tentang pencabutan nama bapak dari Tap MPR tersebut," katanya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Mobil Listrik 8 Seater Pesaing BYD M6, Kabin Lega Cocok untuk Keluarga
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- Target Harga Saham CDIA Jelang Pergantian Tahun
Pilihan
-
Catatan Akhir Tahun: Emas Jadi Primadona 2025
-
Dasco Tegaskan Satgas DPR RI Akan Berkantor di Aceh untuk Percepat Pemulihan Pascabencana
-
6 Rekomendasi HP Murah Layar AMOLED Terbaik untuk Pengalaman Menonton yang Seru
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
Terkini
-
Sekolah di Tiga Provinsi Sumatra Kembali Normal Mulai 5 Januari, Siswa Boleh Tidak Pakai Seragam
-
Makna Bendera Bulan Bintang Aceh dan Sejarahnya
-
Antara Kesehatan Publik dan Ekonomi Kreatif: Adakah Jalan Tengah Perda KTR Jakarta?
-
Fahri Hamzah Sebut Pilkada Melalui DPRD Masih Dibahas di Koalisi
-
Mendagri: Libatkan Semua Pihak, Pemerintah Kerahkan Seluruh Upaya Tangani Bencana Sejak Awa
-
Seorang Pedagang Tahu Bulat Diduga Lecehkan Anak 7 Tahun, Diamuk Warga Pasar Minggu
-
Banjir Ancam Produksi Garam Aceh, Tambak di Delapan Kabupaten Rusak
-
Simalakama Gaji UMR: Jaring Pengaman Lajang yang Dipaksa Menghidupi Keluarga
-
Manajer Kampanye Iklim Greenpeace Indonesia Diteror Bangkai Ayam: Upaya Pembungkaman Kritik
-
Sepanjang 2025, Kemenag Teguhkan Pendidikan Agama sebagai Investasi Peradaban Bangsa