Di samping karakter disiplin dan tegas yang didapat selama berkarir di militer, kehidupan Prabowo sebagai putra menteri sekaligus ekonom Sumitro Djojohadikusumo juga dianggap berperan penting dalam pembentukan karakternya.
Ketika Sumitro berselisih dengan Sukarno pada tahun 1957 dan dipaksa mengasingkan diri secara politik, dia membawa serta keluarganya ke Malaysia, Thailand, dan akhirnya ke Eropa untuk waktu yang lama, di mana Prabowo muda dididik di Sekolah Amerika yang bergengsi di London.
Setelah menghabiskan lebih dari satu dekade tinggal dan belajar di luar negeri, Prabowo mendalami sejarah, budaya, dan tradisi Barat; pada saat yang sama, ia mengembangkan pemahaman yang tajam tentang Asia, suatu sifat yang akan selalu terwujud dalam kemampuannya untuk berhubungan dengan para pemimpin yang datang dari Timur dan Barat dengan nyaman.
Berdasarkan karakter yang terbentuk lewat latar belakang tersebut, Prabowo dinilai punya wawasan dan insting lebih dibanding pendahulunya, terlebih soal pembentukan kebijakan luar negeri.
Pemahamannya tentang dinamika global dan kecanggihan budaya dianggap akan menjadikannya mampu untuk menavigasi hubungan internasional yang kompleks dan meningkatkan pengaruh Indonesia di panggung dunia.
Status ayah Prabowo yang merupakan anggota Partai Sosialis Indonesia juga dianggap punya pengaruh dalam pemikiran Prabowo mengani rencana-rencana program strategis dalam negeri seperti makan siang gratis dan pemukiman untuk 15 juta keluarga.
Program-program ini disebut sejalan dengan visi Prabowo tentang Indonesia yang lebih adil, di mana pembangunan ekonomi berjalan seiring dengan kemajuan sosial.
Dalam opini tersebut, disebutkan cara memahami Prabowo harus dilakukan dengan melihat lebih jauh dari sekadar berita utama dan narasi yang sensasional. Saat Indonesia menghadapi tantangan baru, pengalaman militer, politik, dan global Prabowo diyakini mampu memberikan perspektif unik yang dapat membimbing negara menuju kemajuan, baik di dalam negeri maupun internasional.
Baca Juga: Lengser dari Pimpinan DPR, Cak Imin Blak-blakan Ogah jadi Menteri di Kabinet Prabowo, Kenapa?
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
Nova Arianto Ungkap Biang Kerok Kekalahan Timnas Indonesia U-17 dari Zambia
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
Terkini
-
OTT KPK di Riau! Gubernur dan Kepala Dinas Ditangkap, Siapa Saja Tersangkanya?
-
KPK Sebut OTT di Riau Terkait dengan Korupsi Anggaran Dinas PUPR
-
Polisi Berhasil Tangkap Sindikat Penambangan Ilegal di Taman Nasional Gunung Merapi
-
600 Ribu Penerima Bansos Dipakai Judi Online! Yusril Ungkap Fakta Mencengangkan
-
Pemerintah Segera Putihkan Tunggakan Iuran BPJS Kesehatan, Catat Waktunya!
-
Pengemudi Ojol Jadi Buron Usai Penumpangnya Tewas, Asosiasi Desak Pelaku Serahkan Diri
-
Sempat Kabur Saat Kena OTT, Gubernur Riau Ditangkap KPK di Kafe
-
Targetkan 400 Juta Penumpang Tahun 2025, Dirut Transjakarta: Bismillah Doain
-
Sejarah Terukir di Samarkand: Bahasa Indonesia Disahkan sebagai Bahasa Resmi UNESCO
-
Tolak Gelar Pahlawan Soeharto, Koalisi Sipil Ungkap 9 Dosa Pelanggaran HAM Berat Orde Baru