Suara.com - Israel telah menandatangani dokumen yang melarang penggunaan senjata buatan Jerman "untuk genosida".
Hal itu merupakan syarat agar pengiriman senjata dari Berlin dapat dilanjutkan, menurut laporan surat kabar Bild pada Selasa (15/10).
Surat kabar tersebut mengungkapkan bahwa dokumen itu diserahkan kepada Jerman pada Kamis (10/10).
Pada hari Minggu (13/10), Bild melaporkan bahwa Jerman belum mengirimkan senjata ke Israel sejak bulan Maret lalu.
Berlin meminta jaminan tertulis bahwa senjata buatan Jerman tidak akan digunakan "untuk genosida."
Keputusan untuk menangguhkan pengiriman senjata ini mendapat kritik dari pihak oposisi.
Pekan lalu, Kanselir Olaf Scholz menyatakan bahwa Jerman telah mengirim dan akan terus mengirimkan senjata untuk Israel.
Pemerintah Jerman juga telah memutuskan untuk melanjutkan pengadaan baru dalam waktu dekat, tambah Scholz.
Bild juga melaporkan bahwa Jerman belum menanggapi permintaan Israel terkait amunisi untuk tank dan senjata lainnya sejak tahun lalu, sementara pada waktu yang sama menyetujui permintaan yang sama dari Qatar.
Baca Juga: Teror Penembakan di Israel Tewaskan 1 Orang, Siapa Dalangnya?
Sementara itu, Amerika Serikat (AS) menuntut agar Israel memperbaiki situasi kemanusiaan di Gaza dalam 30 hari, sekitar satu minggu setelah pemilihan presiden pada 5 November, atau berisiko menghadapi embargo senjata dari AS, menurut laporan yang diterbitkan pada Selasa (15/10).
Surat dari Menteri Luar Negeri Antony Blinken dan Menteri Pertahanan Lloyd Austin pada Minggu (13/10), yang diperoleh oleh beberapa media, mengatakan sangat tegas dan merinci berbagai masalah yang dapat membahayakan pemberian bantuan lebih lanjut.
"Kami menulis untuk menegaskan kembali kekhawatiran mendalam pemerintah AS terhadap situasi kemanusiaan yang memburuk di Gaza, dan meminta tindakan mendesak dan berkelanjutan oleh pemerintah Anda bulan ini untuk membalikkan situasi itu," tulis Blinken dan Austin, menurut salinan surat yang diunggah di media sosial oleh seorang reporter Axios.
"Kami sangat khawatir bahwa tindakan terbaru pemerintah Israel, termasuk penghentian impor komersial, penolakan atau menghalangi hampir 90 persen gerakan kemanusiaan antara Gaza utara dan selatan pada September, pembatasan berlebihan terkait penggunaan ganda, serta penerapan persyaratan bea cukai dan tanggung jawab yang memberatkan bagi staf kemanusiaan dan pengiriman - bersama dengan meningkatnya tindakan kejahatan dan penjarahan - berkontribusi pada memburuknya kondisi di Gaza dengan cepat," tambah mereka.
Berita Terkait
-
Bank Dunia Sebut Kerugian akibat Serangan Israel di Gaza Capai Rp311 Triliun, Belum Termasuk di Lebanon
-
Harapan Kecil di Tengah Kegelapan, Nasib Anak-Anak di Gaza Semakin Mengenaskan
-
Inggris Soroti Kabar Warga Sipil Palestina Terbakar Hidup-Hidup, Saat Israel Bombardir Tenda Pengungsi
-
Teror Penembakan di Israel Tewaskan 1 Orang, Siapa Dalangnya?
-
Pasukan Perdamaian PBB Dihujani Tembakan di Lebanon, Dewan Keamanan Desak Gencatan Senjata!
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 5 Mobil Bekas Sekelas Honda Jazz untuk Mahasiswa yang Lebih Murah
- 26 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 13 November: Klaim Ribuan Gems dan FootyVerse 111-113
- Biodata dan Pendidikan Gus Elham Yahya yang Viral Cium Anak Kecil
- 5 Pilihan Bedak Padat Wardah untuk Samarkan Garis Halus Usia 40-an, Harga Terjangkau
Pilihan
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
Terkini
-
Tak Mau Renovasi! Ahmad Sahroni Pilih Robohkan Rumah Usai Dijarah Massa, Kenapa?
-
Borobudur Marathon 2025 Diikuti Peserta dari 38 Negara, Perputaran Ekonomi Diprediksi Di Atas Rp73 M
-
Langsung Ditangkap Polisi! Ini Tampang Pelaku yang Diduga Siksa dan Jadikan Pacar Komplotan Kriminal
-
Transfer Pusat Dipangkas, Pemkab Jember Andalkan PAD Untuk Kemandirian Fiskal
-
Pelaku Bom SMAN 72 Jakarta Dipindah Kamar, Polisi Segera Periksa Begitu Kondisi Pulih
-
Robohkan Rumah yang Dijarah hingga Rata Dengan Tanah, Ahmad Sahroni Sempat Ungkap Alasannya
-
Hakim PN Palembang Raden Zaenal Arief Meninggal di Indekos, Kenapa?
-
Guru Besar UEU Kupas Tuntas Putusan MK 114/2025: Tidak Ada Larangan Polisi Menjabat di Luar Polri
-
MUI Tegaskan Domino Halal Selama Tanpa Unsur Perjudian
-
Korlantas Polri Gelar Operasi Zebra 2025 dari 17 November, Ini Tujuan Utamanya