Suara.com - Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Moni (IPMMO) Se-Jawa dan Bali koordinator wilayah Yogyakarta dan Solo Mendesak kepada pemerintah untuk tarik kembali militer organik dan anorganik yang ada di daerahnya.
Insiden penangkapan, penyiksaan, penembakan bahkan pembunuhan secara tidak manusiawi terhadap warga sipil oleh aparat TNI-Polri di Kabupaten Intan Jaya, Provinsi Papua Tengah, memang menjadi perhatian serius.
Terutama terkait dengan korban warga sipil yang terus berjatuhan sejak tahun 2016 hingga saat ini (2024).
Juru bicara Eklesia Sondegau keterangan tertulis mengatakan, konflik bersenjata di daerah ini didominasi oleh ketegangan antara aparat keamanan negara dan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB).
Penangkapan dan Penyiksaan terhadap warga sipil oleh aparat keamanan TNI-POLRI di Kabupaten Intan Jaya kata dia, karena warga sipil dituduh bekerja sama atau berhubungan dengan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB).
"Banyak laporan yang menyatakan bahwa warga tersebut ditangkap secara paksa oleh aparat keamanan dan mengalami penyiksaan selama interogasi. Penyiksaan ini berupa pemukulan, intimidasi, dan ancaman kekerasan terhadap keluarga mereka untuk memaksa pengakuan atau informasi tentang TPNPB," katanya, Minggu (20/10/2024).
Insiden penangkapan, penyiksaan, penembakan bahkan pembunuhan secara tidak manusiawi terhadap warga sipil oleh aparat TNI-Polri di Kabupaten Intan Jaya semakin meningkat.
Hal itu terjadi ketika operasi keamanan yang semakin intensif. Inside penangkapan dan pembunuhan terhadap warga sipil secara paksa ini pun tanpa henti-hentinya semakin terus menerus dilancarkan sampai saat ini tahun 2024.
Pada Tanggal 9 Oktober 2024, Alex Sondegau, yang berumur 30 tahun, seorang mantan mahasiswa Universitas Diponegoro Semarang, jurusan Teknik, telah menjadi korban dari tindakan kekerasan yang tidak manusiawi.
Baca Juga: 'Hantu Masa Lalu' Korban Pemerkosaan Kenali Pelakunya 36 Tahun Kemudian
Alex, yang diketahui mengalami gangguan jiwa, ditangkap dan ditembak mati oleh satuan TNI Raider Yonif 509. Peristiwa ini terjadi tanpa alasan yang jelas dan merupakan pelanggaran serius terhadap hak asasi manusia.
"Kemudian lanjut pada tanggal 12 Oktober 2024 Seorang pelajar SMP atas nama Wenes Tipagau ditangkap dan disiksa secara sadis oleh TNI-POLRI dengan tanpa alasan yang tepat," imbuhnya.
Pada tanggal 13 Oktober 2024 pukul 12.14 WIT, Atas nama Apinus Sani dan anak dari bapak Obet Bagubau seketika pulang dari gereja Bilogai menuju ke Kampung Mamba dengan menggunakan motor, lalu pihak keamanan meminta mereka berhenti untuk di periksa.
"Mereka trauma dengan pihak keamanan yang dengan kejam biasa menangkap warga sipil tanpa alasan, sehingga mereka terus lari dengan kecepatan tinggi, tetapi mereka terjatuh dari motor dan di tahan, kemudian anak dari Obet Bagubau di lepaskan namun Apinus Sani tetap ditahan dan dibunuh oleh pihak keamanan Pos 509 Mamba," ucapnya.
Dampak dari adanya penangkapan, penyiksaan, penembakan bahkan pembunuhan terhadap warga sipil oleh aparat TNI-Polri di Kabupaten Intan Jaya, warga sipil yang berdomisili di kecamatan Sugapa Kampung Eknemba, kampung Titigi Kampung Ndugusiga, Kampung Mamba lebih memilih untuk mengungsi ke hutan.
"Untuk melindungi diri dan mencari keamanan. Dan ruang gerak masyarakat di kabupaten Intan Jaya menjadi tidak nyaman," kata Sondegau.
Berita Terkait
Terpopuler
- Timur Kapadze Tolak Timnas Indonesia karena Komposisi Pemain
- 5 Body Lotion dengan Kolagen untuk Usia 50-an, Kulit Kencang dan Halus
- 19 Kode Redeem FC Mobile 5 Desember 2025: Klaim Matthus 115 dan 1.000 Rank Up Gratis
- 7 Rekomendasi Sabun Cuci Muka dengan Niacinamide untuk Mencerahkan Kulit Kusam
- John Heitingga: Timnas Indonesia Punya Pemain Luar Biasa
Pilihan
-
Stok BBM Shell Mulai Tersedia, Cek Lokasi SPBU dan Harganya
-
Kekuatan Tersembunyi Mangrove: Bisakah Jadi Solusi Iklim Jangka Panjang?
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
Terkini
-
Tangan Terikat, Kaki Diseret di Aspal: Teka-teki Kematian Wanita Jaksel di Bogor
-
Sudah Terima Insentif Rp 6 Juta per Hari, Wakil Kepala BGN Ingatkan Pekerja SPPG Tetap Profesional
-
Dinilai Sarat Kepentingan Politik, Mantan Jubir KPK Tolak Amnesti untuk Sekjen PDIP
-
RSUD Aceh Tamiang Dibersihkan Pascabanjir, Kemenkes Targetkan Layanan Kesehatan Segera Pulih
-
RS Kapal Terapung IKA Unair Siap Dikerahkan ke Aceh, Waspada Penyakit Pascabanjir
-
Sinyal Tegas Kapolri di Tengah Banjir Sumatra, Ujian Nyata Reformasi dan Presisi Polri
-
105 SPPG di Aceh Jadi Dapur Umum, 562.676 Porsi Disalurkan ke Warga Terdampak
-
Prabowo Pastikan Stok Pangan Pengungsi Bencana di Sumatra Aman, Suplai Siap Dikirim dari Daerah Lain
-
Banjir Sumatera, Pengamat Desak Komisi IV Panggil Mantan Menhut Zulkifli Hasan
-
Presiden Prabowo Hapus Utang KUR Petani Korban Banjir dan Longsor di Sumatra