Suara.com - Kabinet Merah Putih yang dibentuk oleh Prabowo Subianto menuai sorotan publik karena besarnya jumlah menteri dan kepala lembaga yang dilibatkan.
Beberapa pihak bahkan menyebut kabinet ini sebagai 'kabinet gemuk,' mengingat komposisinya yang hampir menyamai Kabinet Dwikora di era Presiden Soekarno.
Pengamat Politik Adi Prayitno menilai bahwa kondisi ini bukan tanpa alasan, melainkan mencerminkan kebutuhan strategis menghadapi dinamika global yang penuh ketidakpastian.
"Saya kira memang secara prinsip kabinet itu apakah ramping ataupun gemuk itu tentu sangat tergantung. Bagaimana presiden terpilih itu menentukan langkah-langkah strategis ke depan yang akan dihadapi," ujarnya kepada Suara.com, Selasa (22/10/2024).
Menurutnya, eskalasi geopolitik seperti perang antara Ukraina dan Rusia serta konflik yang kian membesar di Timur Tengah memerlukan antisipasi dari Indonesia.
Dalam situasi tersebut, kabinet dengan komposisi luas dan melibatkan berbagai kekuatan politik dianggap perlu untuk memperkuat stabilitas nasional.
Dalam sejarah Indonesia, Kabinet Dwikora juga dibentuk dengan latar belakang kondisi geopolitik yang tidak menentu pasca-Perang Dunia II dan krisis ekonomi yang melanda.
Meski kini situasi global berbeda, tantangan yang dihadapi tetap signifikan. Prabowo, dengan menggandeng Gibran Rakabuming Raka sebagai Wakil Presiden, seolah ingin merangkul semua elemen politik nasional demi membangun sinergi yang kuat di dalam negeri.
Menurut Adi, kabinet yang lebih besar memang membutuhkan anggaran lebih besar, namun ia menekankan pentingnya hasil nyata dari koalisi tersebut.
Baca Juga: Pakar Unsoed: Koordinasi Antarkementerian Jadi Tantangan Utama Kabinet Merah Putih
"Kritik publik soal koalisi gemuk itu harus dibayar dengan bukti nyata dan konkret. Semua lini harus bisa diselesaikan," katanya.
Ia menekankan bahwa kritik soal pemborosan anggaran hanya akan mereda jika kabinet mampu bekerja efektif dan menghasilkan solusi nyata bagi persoalan nasional, seperti mengurangi angka kemiskinan, mengatasi stunting, dan menciptakan lapangan pekerjaan.
Ancaman Global
Adi juga menyampaikan bahwa kabinet Prabowo bertujuan untuk mempersiapkan Indonesia menghadapi ancaman global serta mempercepat transisi dari negara berkembang menjadi negara yang lebih kompetitif.
"Sepertinya, Prabowo ingin gaspol bahwa ke depan Indonesia itu harus menjadi negara berkembang, kompetitif, jangan lagi ada kemiskinan, jangan lagi ada pengangguran," ungkapnya.
Dalam pandangannya, kondisi geopolitik global menjadi alasan utama di balik kebutuhan kabinet dengan formasi luas ini.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
Pilihan
-
Kepsek Roni Ardiansyah Akhirnya Kembali ke Sekolah, Disambut Tangis Haru Ratusan Siswa
-
Bukan Cuma Joget! Kenalan dengan 3 Influencer yang Menginspirasi Aksi Nyata untuk Lingkungan
-
Heboh! Rekening Nasabah Bobol Rp70 Miliar di BCA, OJK dan SRO Turun Tangan, Perketat Aturan!
-
Emiten Sejahtera Bintang Abadi Textile Pailit, Sahamnya Dimiliki BUMN
-
Jaminan Laga Seru! Ini Link Live Streaming Bayern Munchen vs Chelsea
Terkini
-
Satire Berkelas Wisudawan Rayakan Kelulusan Sambil Pegang Ijazah: Jokowi Mana Bisa Gini
-
Operasi Tanpa Izin, Dishub Segel Dua Lokasi Parkir Milik BUMD Dharma Jaya
-
Cabuli Keponakan Sambil Direkam, Aksi Bejat Paman Terbongkar usai Ortu Korban Lihat Kiriman Email
-
Di Balik Skandal Irjen Krishna Murti: Inilah Nany Arianty Utama, Istri Sah yang Setia Dampingi Suami
-
Sidang Gugatan Perkosaan Mei '98, Kuasa Hukum Fadli Zon Mengaku Belum Tahu Objek Perkara
-
Penyelidikan Kasus Kematian Arya Daru Masih Lanjut, Polisi Terbuka Jika Keluarga Punya Bukti Baru
-
Karma Kopi Sianida? Aib Irjen Krishna Murti Dibongkar Rismon, Dituding Main Serong Hingga Cuci Uang
-
Hari Tani Nasional 2025: Ketimpangan Agraria Jerat Petani, SPI Desak Pemerintah Bertindak!
-
Dana Rp200 Triliun Mengalir ke Himbara: Banggar DPR Wanti-Wanti, Awas Salah Sasaran!
-
Ratusan Pelajar Keracunan Massal Usai Santap MBG, Polisi Turun Tangan Hingga RS Kewalahan