Suara.com - Kejadian di Gaza dapat dilihat sebagai aksi balas dendam yang murni. Ini merupakan pengakuan mengejutkan dari dua mantan tentara Israel yang pernah bertugas di wilayah Palestina, namun memilih keluar dari militer Israel akibat kekejaman yang mereka saksikan, terutama terhadap anak-anak.
Pengakuan ini dimuat dalam surat kabar Arab, Rai al-Youm, dalam edisi Minggu.
Kedua prajurit, Max Frisch dan Michael Ofer Ziv, bergabung dengan tentara Israel setelah pecahnya perang Gaza pada 7 Oktober 2023, namun memutuskan untuk mundur beberapa bulan kemudian.
Mereka menyebutkan bahwa tindakan di Gaza adalah "balas dendam murni," berbeda dengan istilah "perang eksistensial" yang digunakan pejabat Israel.
Frisch mengungkapkan bahwa ia mendapat informasi bahwa membunuh anak-anak dianggap sebagai kewajiban agama, karena mereka di masa depan akan menjadi teroris.
Ia menambahkan, meskipun berusaha untuk melayani Israel, ia memilih untuk keluar setelah melihat bahwa pemerintah yang sedang berkuasa tidak menjalankan tanggung jawabnya.
Michael, prajurit lainnya, membahas sikap rasis dan diskriminatif terhadap warga Palestina. Ia mencatat bahwa setelah 7 Oktober, banyak orang Israel mulai melihat warga Palestina bukan sebagai manusia lagi, yang membuat para perwira enggan untuk menjatuhkan hukuman kepada prajurit mereka, terutama saat melakukan penjarahan atau merusak properti Palestina.
Rai al-Youm juga mengutip laporan dari media Israel, Yedioth Ahronoth, mengenai seorang pilot Israel yang bunuh diri akibat trauma psikologis akibat perang di Gaza.
Pilot tersebut, Asaf Dagan, mengakhiri hidupnya setelah berkarir 20 tahun dalam militer Israel, menurut ibunya.
Baca Juga: Israel Lancarkan Serangan Udara di Lebanon Selatan, 21 Orang Tewas
Dalam laporannya, Rai al-Youm menyoroti bahwa banyak tentara Israel telah beralih ke media di luar wilayah pendudukan untuk mengungkap kebenaran di tengah penyensoran yang dilakukan oleh militer, yang berupaya membenarkan pembunuhan warga sipil di Gaza.
Berita Terkait
-
Serangan Israel di Tyre Tewaskan 7 Orang, Gerak-gerik Hizbullah Jadi Kambing Hitam
-
Iran Tidak Ingin Perang dengan Israel, Tapi...
-
Geopolitik Timur Tengah Kian Panas, Rupiah Minggir Dulu!
-
Sumber Militer Israel Sebut 30 Tentara Tewas di Gaza dan Lebanon
-
Israel Lancarkan Serangan Udara di Lebanon Selatan, 21 Orang Tewas
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
Pilihan
-
Roy Suryo Ikut 'Diseret' ke Skandal Pemalsuan Dokumen Pemain Naturalisasi Malaysia
-
Harga Emas Hari Ini: Antam Naik Lagi Jadi Rp 2.338.000, UBS di Pegadaian Cetak Rekor!
-
Puluhan Siswa SD di Agam Diduga Keracunan MBG, Sekda: Dapurnya Sama!
-
Bernardo Tavares Cabut! Krisis Finansial PSM Makassar Tak Kunjung Selesai
-
Ada Adrian Wibowo! Ini Daftar Pemain Timnas Indonesia U-23 Menuju TC SEA Games 2025
Terkini
-
Lewat Sirukim, Pramono Sediakan Hunian Layak di Jakarta
-
SAS Institute Minta Program MBG Terus Dijalankan Meski Tuai Kontroversi: Ini Misi Peradaban!
-
Dua Kakek Kembar di Bekasi Lecehkan Difabel, Aksinya Terekam Kamera
-
Jadwal SIM Keliling di 5 Wilayah Jakarta Hari Ini: Lokasi, Syarat dan Biaya
-
Dana Bagi Hasil Jakarta dari Pemerintah Pusat Dipangkas Rp15 Triliun, Pramono Siapkan Skema Ini
-
KemenPPPA Dorong Evaluasi Program Makan Bergizi Gratis Pasca Kasus Keracunan
-
BGN Enggan Bicara Sanksi untuk Dapur MBG, Malah Sebut Mereka 'Pejuang Tanah Air'
-
Agus Suparmanto Sah Pimpin PPP, Mahkamah Partai Bantah Dualisme Usai Muktamar X Ancol
-
DPRD DKI Sidak 4 Lahan Parkir Ilegal, Pemprov Kehilangan Potensi Pendapatan Rp70 M per Tahun
-
Patok di Wilayah IUP PT WKM Jadi Perkara Pidana, Pengacara: Itu Dipasang di Belakang Police Line