Suara.com - Kelompoh Hamas nampaknya sudah 'menyerah' setelah satu tahun lebih ini dibombardir tak henti oleh militer Israel di Jalur Gaza, Palestina.
Mereka juga mendorong agar Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menarik pasukan Israel di jalur Gaza dan mendoron gencatan senjata.
Hal itu menjadi persyaratan Hamas untuk memulai negosiasi perundingan damai dengan Israel, kata Taher Nunu, penasihat media dari ketua biro politik Hamas.
"Sejak awal, kami telah menetapkan empat 'kunci' untuk mencapai kesepakatan yang dapat mengakhiri perang ini. Kunci-kunci itu termasuk gencatan senjata penuh dan penarikan seluruh pasukan dari Gaza, bantuan kemanusiaan serta akses yang bebas, upaya rekonstruksi ... dan akhirnya pertukaran tahanan dengan sandera," kata Nunu saat ditanya tentang tanggapan Hamas terhadap proposal perdamaian dari mediator internasional setelah putaran pembicaraan baru di Qatar.
Ia mengatakan bahwa Hamas menghargai upaya yang dilakukan oleh para mediator dan terbuka untuk menerima proposal baru, namun telah menyampaikan sikapnya dengan jelas.
Pada Minggu (27/10), Presiden Mesir Abdel Fattah Sisi mengusulkan gencatan senjata selama dua hari di Jalur Gaza untuk pertukaran empat sandera Israel yang ditahan oleh Hamas dengan beberapa warga Palestina yang berada dalam tahanan Israel.
Sebelumnya pada hari yang sama, Dmitry Gendelman, penasihat perdana menteri Israel, mengatakan kepada Sputnik bahwa negosiasi di Doha diharapkan berlangsung hingga setidaknya pada Selasa.
Israel mengutus kepala dinas rahasia Mossad, David Barnea, untuk bertemu dengan Kepala Badan Intelijen Pusat Amerika Serikat (AS) /CIA, William Burns, dan Perdana Menteri Qatar Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim Al Thani untuk membahas opsi-opsi kesepakatan terkait Gaza.
Pembicaraan yang diadakan di Doha ini telah mengalami kebuntuan selama beberapa bulan karena pemerintah Israel dan Hamas saling menuduh menggagalkan setiap opsi untuk perdamaian.
Baca Juga: Serangan Terbaru Israel di Gedung Pemukiman Gaza: 55 Tewas Termasuk Wanita dan Anak-Anak
Setelah militer Israel berhasil membunuh ketua biro politik Hamas, Yahya Sinwar, yang dikenal menentang kesepakatan perdamaian, banyak pihak di Israel melihat ini sebagai peluang untuk merundingkan kesepakatan yang akan memungkinkan pengembalian para sandera yang ditahan oleh Hamas. [Antara].
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- Jordi Cruyff Sudah Tinggalkan Indonesia, Tinggal Tandatangan Kontrak dengan Ajax
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
Pilihan
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
Terkini
-
Bahlil Pasang Target Tinggi di Pileg 2029: Bisa Terwujud Kalau Presiden Senyum Bersama Golkar
-
Lampu Hijau DPR: Anggaran Bencana Sumatera Boleh Diutak-atik Tanpa Izin, Ini Syaratnya
-
Menteri Bahlil Kerahkan Pasukan ESDM dan ERT Bangun Dapur Umum di Sumatera - Aceh
-
Janji Sat-Set Menteri Bahlil: 2 Hari Pasca Kunjungan, Masjid dan Pengungsi di Agam Terang Benderang
-
Update Jalur Aceh: Geumpang-Pameu Akhirnya Tembus Mobil, Tapi Akses ke Kota Takengon Masih Lumpuh
-
Kejagung Siapkan Jurus Ekstradisi, 3 Buron Kakap Jurist Tan hingga Riza Chalid Siap Dijemput Paksa
-
Diduga Gelapkan Uang Ganti Rugi Rp5,9 M, Lurah Rawa Burung Dilaporkan ke Polda Metro Jaya
-
Kementerian P2MI Paparkan Kemajuan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia di Hadapan Komite PBB
-
Penyakit Mulai Hantui Pengungsi Banjir Sumatra, Kemenkes Diminta Gerak Cepat
-
Soal DPR Lakukan Transformasi, Puan Maharani: Ini Niat Baik, Tapi Perlu Waktu, Tak Bisa Cepat