Suara.com - Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian mengingatkan para guru agar memahami metode pembelajaran yang tepat untuk siswa zaman sekarang.
Menurutnya, dalam pengajaran kepada siswa, yang kini didominasi oleh Gen Z dan Gen Alpha, diperlukan metode mengajar yang sangat berbeda dengan siswa angkatan sebelumnya.
Penerapan metode ajar yang tepat itu dinilai penting untuk mencegah terjadinya perbedaan persepsi atas dugaan kekerasan oleh guru kepada murid.
Pernyataan tersebut dilontarkan Hetifah menanggapi kasus guru honorer SDN 4 Baito, Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara, Supriyani yang dituduh menganiaya siswanya.
"Jadi memang kalau zaman dulu kita pun orangtua mungkin menegur anak, menjewer anak, memukul anak, itu biasa. Kalau sekarang anak-anak juga jauh lebih sensitif. Ada keluhan kan kalau kita bentak, baru bentak. Apalagi lempar kapur, lempar ini," kata Hetifah ditemui di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (29/10/2024).
Proses mengajar yang kasar kepada anak seperti membentak, bisa jadi berdampak terhadap psikoligisnya. Hetifah menyebut, kesejahteraan psikologis anak bisa terpengaruh dalam jangka panjang.
Lebib lanjut Hetifah menyampaikan bahwa guru dan dosen juga diberikan perlindungan hukum oleh negara dalam menjalankan tugas sebagai pengajar, sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen.
Namun, diakui Hetifah bahwa negara belum punya hukum pasti tentang batasan metode ajar terhadap siswa.
"Jadi sebetulnya ya guru kalau terbukti bahwa dia itu melakukan sesuatu, di dalam konteks mendisiplinkan anak, termasuk kepada tindak kekerasan, nah ini batasnya yang suka sulit ya. Jadi kita membentak itu termasuk kekerasan atau tidak," tuturnya.
Baca Juga: Dibongkar Pengacara di Sidang, Cerita Guru Supriyani Dipalak Kapolsek Rp50 Juta buat Setop Kasus
Terkait kasus Supriyani yang saat ini masih proses di kepolisian, Hetifah memastikan bahwa pemerintah mendukung guru tersebut mendapatkan keadilan yang layak.
"Yang begitu-begitu ini menurut saya ke depan memang harus menjadi perhatian kita ya. Dan kami juga akan mencoba mendalami lagi ya setiap kasus seperti apa," ujarnya.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 10 Sunscreen untuk Flek Hitam Terlaris di Shopee yang Bisa Kamu Coba
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- Lebih Murah dari Innova Zenix: 5 Mobil 7 Seater Kabin Lega Cocok untuk Liburan Keluarga Akhir Tahun
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- 7 Mobil 8 Seater Termurah untuk Keluarga, MPV hingga SUV Super Nyaman
Pilihan
-
3 Rekomendasi HP Xiaomi 1 Jutaan Chipset Gahar dan RAM Besar, Lancar untuk Multitasking Harian
-
Tukin Anak Buah Bahlil Naik 100 Persen, Menkeu Purbaya: Saya Nggak Tahu!
-
Menkeu Purbaya Mau Tangkap Pelaku Bisnis Thrifting
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
Terkini
-
Di Hari Sumpah Pemuda, Puan Ajak Generasi Muda Kawal Demokrasi dengan Etika dan Akal Sehat
-
Penyelidikan Perkara Whoosh Masih Fokus Cari Tindak Pidana, KPK Enggan Bahas Calon Tersangka
-
Suka Mabuk Sambil Acungkan Golok ke Warga, Pria di Pulogadung Tewas Terlindas Truk
-
Sandra Dewi Mendadak Menyerah, Gugatan Penyitaan Aset Korupsi Harvey Moeis Dicabut!
-
Dukung KPK Selidiki Dugaan Mark Up Kereta Cepat Whoosh, DPR: Pelakunya Harus Diseret ke Jalur Hukum
-
Trump Tingkatkan Tekanan Militer: AS Kirim Kapal Perang, Venezuela Tuduh CIA Terlibat!
-
Jokowi Jawab Utang Whoosh di Tengah Isu Korupsi: Ini Bukan Cari Laba
-
Dugaan Mark Up Whoosh Naik Sidik: KPK Bicara Peluang Periksa Luhut, Ini yang Bakal Digali
-
Prediksi Cuaca Hari Ini 28 Oktober 2025: Waspada Hujan Lebat di Indonesia
-
Viral Diusir Gegara Parkir di Jalur Disabilitas, Polisi Patwal Kena Semprot: Bapak Bisa Jalan Kan?