Suara.com - Kemenangan Donald Trump dalam pemilihan Presiden AS 2024 memunculkan banyak spekulasi, salah satunya mengenai kemungkinan Meghan Markle memasuki dunia politik. Sebagai figur yang pernah menyebut Trump sebagai sosok yang "membelah dan misoginis," pertanyaan pun muncul: apakah kemenangan Trump akan mendorong Meghan untuk mengejar ambisi politik yang sudah lama diprediksi banyak pihak?
Berdasarkan informasi dari sumber kerajaan, meski saat ini masih terasa jauh dari kenyataan, tidak menutup kemungkinan Meghan akan berencana maju ke Gedung Putih suatu saat nanti. Terutama setelah dia kini bebas dari kewajiban untuk tetap menjaga netralitas politik yang sempat mengikatnya saat masih menjadi bagian dari Keluarga Kerajaan Inggris. Namun, menurut Grant Harrold, mantan pelayan pribadi Raja Charles dan Ratu Camilla, meskipun peluangnya ada, banyak faktor yang membuat hal itu tidak terlalu mungkin.
"Tentu saja, bukan hal yang mustahil bagi Meghan untuk mencalonkan diri, tapi apakah orang akan memilihnya?" ujar Harrold.
Menurutnya, salah satu tantangan besar bagi Meghan adalah keengganan masyarakat untuk terlibat dalam politik, terutama keluarga kerajaan yang sebelumnya selalu menjaga jarak. Meski begitu, tidak ada yang tahu apa rencana Meghan ke depan. Ia juga mempertanyakan apakah Pangeran Harry akan mendukung penuh keputusan tersebut.
"Ini situasi yang menarik, apakah Harry akan berada di belakang Meghan? Itu akan menjadi pertanyaan besar," tambah Harrold.
Sejak keluar dari kehidupan kerajaan, Meghan telah menunjukkan minat yang besar terhadap politik. Pada tahun 2021, dia terlibat dalam kampanye untuk cuti orangtua yang dibayar dengan menghubungi senator-senator AS secara langsung, termasuk Shelley Moore Capito dan Susan Collins.
Dia bahkan menyapa mereka dengan berkata, "Ini Meghan, Duchess of Sussex." Keterlibatannya dalam politik semakin jelas saat bekerja sama dengan feminis Gloria Steinem dalam kampanye untuk mendorong warga AS menggunakan hak pilih mereka pada Pemilu 2020.
Meskipun begitu, dalam pemilu kali ini, Harry dan Meghan lebih memilih untuk tidak terlibat secara langsung dan tidak memberikan dukungan kepada salah satu kandidat. Mereka tetap mendukung demokrasi dengan mengadakan berbagai kegiatan melalui yayasan mereka, The Archewell Foundation, termasuk menulis surat kepada masyarakat agar mendaftar sebagai pemilih pada Hari Pendaftaran Pemilih Nasional.
Pada pemilu 2020, pasangan ini bahkan sempat tampil dalam video untuk mengajak masyarakat AS memilih, dengan menekankan pentingnya "memilih untuk menanggulangi ujaran kebencian." Meskipun mereka tidak menyebut nama secara langsung, video tersebut banyak dipahami sebagai bentuk sindiran terhadap Trump, dan beberapa pihak menyebutnya sebagai pelanggaran terhadap kesepakatan Sandringham Summit yang disepakati saat pasangan ini mundur dari tugas kerajaan.
Baca Juga: Kemenangan Trump, Apa Artinya bagi Masa Depan Konflik Rusia-Ukraina?
Kini, dengan kemenangan Trump yang semakin memperburuk ketegangan politik di AS, mungkin waktunya semakin mendekat bagi Meghan untuk mengeksplorasi jalur politik. Meski demikian, keputusan tersebut bukan tanpa tantangan.
Sebagai figur publik, Meghan akan menghadapi pertanyaan besar tentang dukungan masyarakat dan kemampuan politiknya untuk bersaing dengan para kandidat lainnya. Bagaimanapun, perjalanan karier politik Meghan tetap menjadi hal yang menarik untuk diperhatikan ke depannya.
Berita Terkait
-
Kemenangan Trump, Apa Artinya bagi Masa Depan Konflik Rusia-Ukraina?
-
Akurat! Kuda Nil Moo Deng Sudah Prediksi Donald Trump Bakal Menang Pemilu AS 2024
-
Berikut daftar Kebijakan Kontroversial Donald Trump yang Bakal Mengguncang Dunia
-
Kembali ke Gedung Putih, Donald Trump Tak Lupa Ucapkan Terima Kasih Kepada Melania: Istri Saya yang Cantik...
-
Trump Kembali Berkuasa, Masa Depan Pangeran Harry dan Meghan di AS Terancam?
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- Profil dan Rekam Jejak Alimin Ribut Sujono, Pernah Vonis Mati Sambo dan Kini Gagal Jadi Hakim Agung
- Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
- Ditunjuk Prabowo Reformasi Polri: Sosok Ahmad Dofiri Jenderal Rp7 Miliar Berani Pecat Ferdy Sambo!
- Sosok Kompol Anggraini, Polwan Diduga Jadi 'Badai' di Karier Irjen Krishna Murti, Siapa Dia?
Pilihan
-
3 Catatan Menarik Liverpool Tumbangkan Everton: Start Sempurna The Reds
-
Dari Baper Sampai Teriak Bareng: 10+ Tontonan Netflix Buat Quality Time Makin Lengket
-
Menkeu Purbaya Janji Lindungi Industri Rokok Lokal, Mau Evaluasi Cukai Hingga Berantas Rokok China
-
Usai Dicopot dari Kepala PCO, Danantara Tunjuk Hasan Nasbi jadi Komisaris Pertamina
-
4 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan Baterai Besar Minimal 6000 mAh, Terbaik September 2025
Terkini
-
Tragedi Freeport: 2 Pekerja Ditemukan Tewas, 5 Hilang di Tambang Maut Grasberg
-
Hitung-hitungan Jelang Muktamar X PPP: Mardiono Disebut Masih Kuat dari Agus Suparmanto
-
Jokowi Beri Arahan 'Prabowo-Gibran 2 Periode', Relawan Prabowo: Tergantung Masyarakat Memilih
-
DPR Desak Penghentian Sementara PSN Kebun Tebu Merauke: Hak Adat Tak Boleh Dikorbankan
-
Usai Pecat Anggota DPRD Gorontalo, PDIP Beri Pesan: Jangan Cederai Hati Rakyat!
-
Mahasiswa Green Leadership Academy Tanam Semangat Baru di Tabung Harmoni Hijau
-
Profil Alvin Akawijaya Putra, Bupati Buton Kontroversial yang Hilang Sebulan saat Dicari Mahasiswa
-
Mendagri Tito Sebut Bakal Ada 806 SPPG Baru: Lahannya Sudah Siap
-
'Warga Peduli Warga', 98 Resolution Network Bagikan Seribu Sembako untuk Ojol Jakarta
-
Perlindungan Pekerja: Menaker Ingatkan Pengemudi ODOL Pentingnya BPJS Ketenagakerjaan