Suara.com - Sekelompok orang di Amerika Serikat, khususnya dari kalangan kulit hitam, telah menerima pesan teks yang mengejutkan dan menyeramkan, mengklaim bahwa mereka telah terpilih untuk memetik kapas di perkebunan terdekat. Pesan yang mengingatkan pada masa perbudakan ini dikirimkan kepada sejumlah mahasiswa dari universitas ternama seperti Ohio State University, Clemson University, University of Southern California, dan Missouri State University.
Selain itu, beberapa warga kulit hitam di negara bagian lain seperti New York, Alabama, Pennsylvania, Maryland, dan Tennessee juga menjadi sasaran.
Pesan-pesan tersebut pertama kali muncul tak lama setelah hasil pemilu AS diumumkan, dengan beberapa pesan bahkan menyebut nama presiden terpilih, Donald Trump.
Meskipun siapa yang berada di balik pengiriman pesan ini belum diketahui, dan motif mereka juga belum jelas, FBI mengonfirmasi bahwa mereka tengah melakukan penyelidikan terkait insiden ini. Kantor Komisaris Federal untuk Komunikasi (FCC) turut menyatakan sedang bekerja sama dengan pihak berwenang untuk mengungkap asal-usul pesan-pesan ini.
Beberapa pesan yang diterima mengandung ancaman yang sangat mengganggu, salah satunya kepada Monet Miller, seorang publikasi dari Atlanta.
"Selamat datang Monet M, Anda telah dipilih untuk memetik kapas di perkebunan terdekat," demikian isi pesan yang diterimanya, lengkap dengan ancaman berupa pencarian fisik dan pengawalan menggunakan van.
Monet mengungkapkan bahwa pesan itu membuatnya merasa sangat takut dan terancam.
Tindak lanjut dari kejadian ini datang dari berbagai pihak, termasuk otoritas hukum di Virginia yang mengutuk tindakan ini, serta meminta siapa saja yang merasa terancam untuk segera menghubungi penegak hukum. Di sisi lain, TextNow, layanan pesan yang diduga digunakan oleh pelaku, mengklaim telah menutup akun-akun yang terkait dengan pengiriman pesan-pesan tersebut dalam waktu singkat setelah mendapat laporan.
Sementara itu, reaksi terhadap pesan-pesan ini datang dari berbagai kalangan. NAACP (National Association for the Advancement of Colored People) mengutuk keras pengiriman pesan-pesan tersebut, dengan menilai hal ini sebagai buah dari retorika kebencian yang dikaitkan dengan presiden terpilih Donald Trump.
Baca Juga: Melania Trump jadi Sorotan Rusia, Foto-fotonya Tanpa Busana Ditayangkan di Televisi
"Pesan-pesan ini menggambarkan peningkatan yang mengkhawatirkan terhadap retorika kebencian yang semakin meluas dari kelompok-kelompok rasis di seluruh negeri," ujar Derrick Johnson, presiden NAACP.
Brian Hughes, perwakilan kampanye Trump, menanggapi dengan keras tuduhan yang mengaitkan presiden terpilih dengan pesan-pesan tersebut. Ia menyebutnya sebagai omong kosong dan menegaskan bahwa Trump telah membangun koalisi yang beragam dan inklusif selama kampanyenya.
Namun, terlepas dari siapa yang bertanggung jawab, pesan-pesan ini menandai sebuah pengingat yang sangat mencolok akan adanya peningkatan kebencian rasial di tengah masyarakat AS. Kini, pihak berwenang bekerja keras untuk menuntaskan kasus ini, memastikan agar kejadian serupa tidak terulang di masa depan.
Berita Terkait
-
Melania Trump jadi Sorotan Rusia, Foto-fotonya Tanpa Busana Ditayangkan di Televisi
-
Iran Bantah Keterlibatan dalam Dugaan Rencana Pembunuhan Donald Trump
-
Trump Menang, Valuasi Tesla Tembus 1 Triliun Dolar AS
-
Telepon Pengacara Donald Trump Disadap Peretas dari China
-
Terus Lancarkan Serangan, Amerika Serikat Minta Israel Tingkatkan Bantuan Kemanusiaan ke Gaza
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Penggugat Ijazah Gibran Bantah Bagian dari Musuh Keluarga Jokowi: Saya Tidak Sedang Mencari Musuh!
-
Rekam Jejak Wahyudin Anggota DPRD Gorontalo, Narkoba hingga Video Rampok Uang Negara
-
Bongkar Gurita Korupsi Pertamina, Kejagung Periksa Jaringan Lintas Lembaga
-
Guntur Romli Murka, Politikus PDIP 'Rampok Uang Negara' Terancam Sanksi Berat: Sudah Masuk Evaluasi!
-
Dasco: UU Anti-Flexing Bukan Sekadar Aturan, tapi Soal Kesadaran Moral Pejabat
-
Harta Kekayaan Minus Wahyudin Moridu di LHKPN, Anggota DPRD Ngaku Mau Rampok Uang Negara
-
Dapat Kesempatan Berpidato di Sidang Umum PBB, Presiden Prabowo Bakal Terbang ke New York?
-
SPBU Swasta Wajib Beli BBM ke Pertamina, DPR Sebut Logikanya 'Nasi Goreng'
-
Menkeu Purbaya hingga Dirut Pertamina Mendadak Dipanggil Prabowo ke Istana, Ada Apa?
-
Bukan Kursi Menteri! Terungkap Ini Posisi Mentereng yang Disiapkan Prabowo untuk Mahfud MD