Suara.com - Komite Khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dalam laporan terbarunya menyuarakan keprihatinan mendalam atas situasi kritis yang dihadapi warga Palestina di Gaza. Laporan tersebut merinci dampak bencana yang ditimbulkan dari pengepungan Israel, serangan udara yang meluas, serta kondisi kehidupan yang memburuk secara drastis sejak serangan Hamas pada 7 Oktober tahun lalu hingga Juli tahun ini.
Dalam pernyataannya, Komite PBB menuding Israel dengan sengaja menimbulkan kematian dan penderitaan warga sipil.
"Melalui pengepungan Gaza, penghalangan bantuan kemanusiaan, dan serangan yang menargetkan warga sipil serta pekerja kemanusiaan, Israel secara sengaja menyebabkan kelaparan, cedera parah, dan kematian," tegas pernyataan itu, menyoroti bahwa tindakan tersebut bertentangan dengan berbagai seruan PBB, perintah Mahkamah Internasional, dan resolusi Dewan Keamanan.
Tuduhan Tindakan Genosida
Laporan ini mempertegas bahwa praktik militer Israel di Gaza memiliki ciri-ciri yang sesuai dengan definisi genosida.
"Penggunaan kelaparan sebagai metode perang dan pemberian hukuman kolektif kepada populasi Palestina sangat mengkhawatirkan," tulis Komite. Penilaian yang didukung PBB pekan lalu bahkan memperingatkan bahwa bencana kelaparan dapat segera terjadi di Gaza utara.
Kerusakan infrastruktur akibat serangan bom besar-besaran telah melumpuhkan layanan penting seperti air bersih, sanitasi, dan distribusi makanan, menciptakan bencana lingkungan yang berdampak panjang. Hingga Februari tahun ini, laporan mencatat bahwa lebih dari 25.000 ton bahan peledak digunakan oleh pasukan Israel di Gaza, setara dengan dua bom nuklir.
Teknologi AI dalam Operasi Militer
Yang lebih mencengangkan, laporan mengungkap penggunaan teknologi kecerdasan buatan (AI) oleh militer Israel dalam menargetkan serangan. Sistem ini diduga beroperasi dengan pengawasan manusia yang minim, meningkatkan risiko korban sipil.
"Penggunaan AI untuk mengidentifikasi dan menandai target secara otomatis, ditambah dengan bom berat, mencerminkan pelanggaran kewajiban Israel untuk melindungi warga sipil," ungkap laporan itu.
Komite juga menyoroti dugaan perubahan pedoman yang menurunkan standar untuk pemilihan target dan memperbolehkan rasio korban sipil yang lebih tinggi dibandingkan sebelumnya. Teknologi AI ini konon memungkinkan militer mengidentifikasi puluhan ribu target dalam waktu singkat, bahkan melacak target hingga ke rumah mereka di malam hari, saat keluarga berkumpul untuk berlindung.
Baca Juga: HRW Sebut Pengusiran Warga Palestina oleh Israel sebagai Kejahatan Perang dan Kemanusiaan
Seruan untuk Tindakan Internasional
Dalam kesimpulannya, Komite PBB menekankan pentingnya keterlibatan komunitas internasional untuk segera menghentikan pertumpahan darah.
"Negara-negara lain memiliki kewajiban untuk bertindak, tetapi keengganan mereka untuk meminta pertanggungjawaban Israel, serta dukungan militer yang terus diberikan, memperburuk situasi," tutup laporan itu.
Dunia kini menghadapi tantangan besar untuk merespons krisis ini, sementara suara warga Gaza terus tenggelam dalam hiruk-pikuk konflik yang semakin memburuk.
Berita Terkait
-
HRW Sebut Pengusiran Warga Palestina oleh Israel sebagai Kejahatan Perang dan Kemanusiaan
-
Libatkan Donald Trump, Israel Berupaya Capai Kesepakatan Gencatan Senjata di Lebanon
-
Soroti Konflik di Timur Tengah, Prabowo ke Menlu AS: Bagaimana dengan Palestina, Apakah Anda Bisa Lakukan Sesuatu?
-
Turki Kecam Rencana Aneksasi Tepi Barat Israel: "Tujuan Akhirnya Menguasai Palestina!"
-
Israel Hadapi Gugatan Genosida, AS Tekan Akhiri Perang Gaza Segera
Terpopuler
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
- Ditunjuk Jadi Ahli, Roy Suryo Siapkan Data Akun Fufufafa Dukung Pemakzulan Gibran
Pilihan
-
DPR 'Sentil' Menkeu Purbaya, Sebut Kebijakan Rp200 Triliun Cuma Jadi Beban Bank & Rugikan Rakyat!
-
Ivan Gunawan Blak-blakan: Dijauhi Teman Pesta Usai Hijrah dan Risih Dipanggil 'Haji'
-
5 Prompt AI Viral: Ubah Fotomu Jadi Anime, Bareng Idol K-Pop, Sampai Action Figure
-
Media Belanda Julid ke Eliano Reijnders yang Gabung Persib: Penghangat Bangku Cadangan, Gagal
-
Sudah di Indonesia, Jebolan Ajax Amsterdam Hilang dari Skuad
Terkini
-
Profil Ahmad Dofiri, Purnawirawan Jenderal Polisi yang Masuk Bursa Kabinet Prabowo
-
Komisi I DPR Benarkan Djamari Chaniago Akan Dilantik Jadi Menko Polkam, Menporanya Erick Thohir?
-
Usut Korupsi Kuota Haji, KPK Periksa 5 Pejabat Direktorat Haji Khusus Kemenag
-
Kejagung Periksa 8 Saksi Kasus Korupsi Digitalisasi Pendidikan yang Menyeret Nadiem, Siapa Saja?
-
Gelar Aksi 'Pink', Aliansi Perempuan Tuntut Pembebasan Delpedro Cs di Polda Metro Jaya
-
Skandal Ijazah Capres: KPU Panen Kritik, Keputusan Dicabut, DPR Angkat Bicara
-
5 Pejabat Kemenag Diperiksa KPK di Kasus Korupsi Haji, Ini Nama-namanya!
-
Dugaan Perselingkuhan Irjen Krishna Murti Viral di Medsos, Kompolnas Minta Klarifikasi Polri
-
Didampingi Istri, Ahmad Dofiri Kepergok ke Istana, Sinyal Kuat Reshuffle Kabinet Prabowo Jilid 3?
-
Soroti Masalah Kesehatan, Ribka PDIP: Negara Tak Boleh Abai, Pasien bukan Sekedar Angka Statistik!