Suara.com - Swedia baru saja mengeluarkan lima juta pamflet yang memperingatkan warganya untuk mempersiapkan persediaan makanan dan air, tak lama setelah Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky memberikan pidato yang menegaskan bahwa serangan rudal AS ke wilayah Rusia akan berbicara untuk dirinya sendiri. Peringatan ini datang setelah Swedia memperbarui dokumen "Jika Krisis atau Perang Datang" yang pertama kali diterbitkan enam tahun lalu, menyusul situasi keamanan global yang semakin memburuk akibat invasi Rusia ke Ukraina.
Pembaruan pamflet tersebut, yang hanya diterbitkan lima kali sejak Perang Dunia II, mengingatkan warganya tentang meningkatnya risiko penggunaan senjata nuklir. Dalam pamflet itu, pemerintah Swedia menyarankan agar warganya mencari perlindungan di tempat yang aman jika terjadi serangan dengan senjata nuklir, biologis, atau kimia.
"Perlindungan terbaik adalah berlindung. Setelah beberapa hari, radiasi akan berkurang secara signifikan," demikian bunyi peringatan tersebut.
Selain itu, pamflet itu juga menyatakan bahwa jika Swedia diserang oleh negara lain, mereka tidak akan menyerah.
"Semua informasi yang menyatakan bahwa perlawanan harus dihentikan adalah bohong," kata dokumen itu, menegaskan tekad negara untuk bertahan meski dihadapkan pada ancaman besar.
Di sisi lain, kebijakan luar negeri AS turut memperburuk ketegangan. Keputusan Presiden Joe Biden yang memberi izin kepada Ukraina untuk menyerang target di dalam wilayah Rusia dengan rudal jarak jauh buatan AS, yang pertama kalinya dalam konflik ini, mendapat kecaman keras dari Kremlin. Juru bicara Rusia, Dmitry Peskov, menyebut keputusan ini menambah "bahan bakar" dalam konflik dan memperburuk ketegangan internasional.
Zelensky, dalam pidatonya yang menggetarkan, memperingatkan bahwa serangan rudal tersebut dapat terjadi dalam waktu dekat, tanpa pemberitahuan sebelumnya.
"Serangan tidak diumumkan dengan kata-kata. Rudal akan berbicara untuk dirinya sendiri," ujarnya.
Selain Swedia, negara-negara Skandinavia lainnya, seperti Norwegia dan Finlandia, juga telah mengeluarkan pamflet serupa yang mengingatkan warganya untuk siap menghadapi kemungkinan krisis dan perang. Norwegia bahkan mengirimkan 2,2 juta salinan pamflet ke rumah-rumah warga, sementara Finlandia memilih untuk mendistribusikan versi digital agar lebih mudah diperbarui.
Baca Juga: Diisukan Hijrah ke Man United, Victor Gyokeres Janji Setia pada Sporting CP
Krisis ini juga semakin mengkhawatirkan setelah serangan rudal Rusia ke wilayah Ukraina yang menewaskan setidaknya 21 orang, termasuk dua anak-anak, dan melukai puluhan lainnya. Sementara itu, pertemuan para pemimpin dunia di KTT G20 di Brasil menyoroti pentingnya dukungan untuk Ukraina, dengan Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer, menegaskan bahwa kemenangan bagi Putin tidak boleh terjadi.
Berita Terkait
-
Diisukan Hijrah ke Man United, Victor Gyokeres Janji Setia pada Sporting CP
-
Tegang! Iran Tolak Tekanan Barat Soal Nuklir
-
Duh! Gara-gara Lebah Kecil, Bisa Gagalkan Proyek AI Raksasa dari Meta
-
AS Jadi Penghambat Penyelesaian Damai Isu Nuklir Iran?
-
Kim Jong Un Minta Pasukan Nuklir Bersiap, Perang Korea Bakal Terjadi?
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 7 Rekomendasi HP Murah Memori Besar dan Kamera Bagus untuk Orang Tua, Harga 1 Jutaan
Pilihan
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
Terkini
-
Kondisi Terkini Pelaku Ledakan SMAN 72 Jakarta: Masih Lemas, Polisi Tunggu Lampu Hijau Dokter
-
Duka Longsor Cilacap: 16 Nyawa Melayang, BNPB Akui Peringatan Dini Bencana Masih Rapuh
-
Misteri Kematian Brigadir Esco: Istri Jadi Tersangka, Benarkah Ada Perwira 'W' Terlibat?
-
Semangat Hari Pahlawan, PLN Hadirkan Cahaya Bagi Masyarakat di Konawe Sulawesi Tenggara
-
Diduga Rusak Segel KPK, 3 Pramusaji Rumah Dinas Gubernur Riau Diperiksa
-
Stafsus BGN Tak Khawatir Anaknya Keracunan karena Ikut Dapat MBG: Alhamdulillah Aman
-
Heboh Tuduhan Ijazah Palsu Hakim MK Arsul Sani, MKD DPR Disebut Bakal Turun Tangan
-
Pemkab Jember Kebut Perbaikan Jalan di Ratusan Titik, Target Rampung Akhir 2025
-
Kejagung Geledah Sejumlah Rumah Petinggi Ditjen Pajak, Usut Dugaan Suap Tax Amnesty
-
Kepala BGN Soal Pernyataan Waka DPR: Program MBG Haram Tanpa Tenaga Paham Gizi