Suara.com - Pemerintah disarankan untuk memperkuat ketahanan menghadapi bencana banjir dengan memprioritaskan kelompok masyarakat rentan, seperti lansia, anak-anak, dan penyandang disabilitas.
Kelompok masyarakat itu perlu mendapat perhatian khusus karena tidak memiliki sumber daya dan kemampuan antisipasi terhadap bencana, sehingga dampak yang mereka alami jauh lebih besar dan berkepanjangan.
Penelitian dari Koneksi, yang terdiri dari gabungan universitas di Indonesia dan Australia, ditemukan bahwa masyarakat rentan alami dampak spesifik pasca bencana. Penelitian itu dilakukan di Surabaya dan kota Lismore, Australia, dengan melihat ketahanan masyarakat rentan terhadap bencana banjir.
Kelompok populasi rentan ditemukan berbeda antar lokasi dan konteks. Di Surabaya, kelompok usia (anak kecil dan lanjut usia) menjadi kelompok masyarakat rentan utama. Sedangkan di Lismore, banjir telah menyebabkan tunawisma karena sejumlah besar rumah tidak dapat dihuni lagi.
"Kelompok masyarakat yang tidak rentan cenderung memiliki antisipasi yang lebih baik dalam menghadapi banjir dan setelah banjir," kata peneliti bencana dari Queensland University of Technology (QUT) Australia, Connie Susilawati, saat diskusi dengan media di Jakarta (4/12/2024).
Connie menambahkan, masyarakat rentan antara lain anak-anak, perempuan, lanjut usia, penyandang disabilitas, dan mereka yang terpinggirkan secara sosial dan ekonomi. Selain mengandalkan jaringan keluarga dan orang terdekat, masyarakat rentan perlu mendapatkan perhatian khusus dari organisasi masyarakat dan pemerintah.
Studi di Surabaya dilakukan pada periode 2023-2024. Connie mengungkapkan bahwa penelitian untuk mengidentifikasi kebutuhan kelompok rentan dalam situasi banjir dan memetakan sumber-sumber informasi utama yang digunakan oleh kelompok rentan.
Farida Rachmawati, peneliti yang mewakili ITS, menambahkan bahwa penguatan ketahanan masyarakat menjadi hal yang krusial.
"Aspek teknis sudah banyak dikaji, namun ketahanan masyarakat, khususnya kesiapsiagaan mereka dalam menghadapi banjir, perlu mendapat perhatian serius," katanya.
Kolaborasi riset ini tidak hanya menghasilkan rekomendasi strategis, tetapi juga memberikan pengalamam berharga bagi peneliti dari kedua negara.
Bagi peneliti Indonesia, proyek ini membuka kesempatan untuk terlibat dalam penelitian internasional dan memperluas jejaring. Sementara bagi peneliti Australia, proyek ini menjadi ajang pembelajaran tentang budaya, sistem pemerintahan, dan respon masyarakat Indonesia terhadap bencana banjir.
Berita Terkait
-
Geram! Joko Anwar Desak Gus Miftah Dipecat dari Utusan Khusus Prabowo: Kalau Tidak, Nilai Kemanusiaan Makin Nyungsep
-
Punya Gelar 'Gus' tapi Niradab, Sosiolog 'Ceramahi' Gus Miftah Pakai Ayat Alquran usai Sindir Nasib Penjual Es Teh
-
Banjir Besar Landa Sukabumi, Ratusan Rumah Terendam
-
Kini Ditantang Jualan Es Teh Keliling, Masa Lalu Gus Miftah Dikuliti Netizen: Dulunya Susah, Senang Lupa Diri
Terpopuler
- 7 Body Lotion di Indomaret untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Rawat Garis Penuaan
- 7 Rekomendasi Lipstik Transferproof untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp20 Ribuan
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 14 November: Ada Beckham 111, Magic Curve, dan Gems
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 6 Tablet RAM 8 GB Paling Murah untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp2 Jutaan
Pilihan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
Terkini
-
Dituduh Palsu, Hakim MK Arsul Sani Pamerkan Ijazah Berikut Transkrip Nilainya: Ini yang Asli!
-
International Parade Marching Carnival Sukses Digelar, Jember Siap Jadi Pusat Event Berskala Dunia
-
Duka dari Banjarnegara: Longsor Pandanarum Telan 2 Korban, 27 Warga Masih Hilang Tertimbun
-
Gebrakan Prabowo: Uang Koruptor Disulap Jadi Smartboard untuk Tiap Kelas, Maling Bakal Dikejar!
-
Program Prioritas Presiden Dinilai Berpihak pada Daerah, Tamsil Linrung Soroti Tantangan Lapangan
-
Dugaan Perundungan Tewaskan Siswa SMPN 19 Tangsel, Mendikdasmen Segera Ambil Kebijakan Ini
-
Kemendagri Apresiasi Upaya Sumut Tekan Inflasi
-
Buruh Tuntut UMP DKI Rp6 Juta, Gubernur Pramono Malah Tak Bisa Ditemui, Ada Apa?
-
Kebakaran di Jatipulo Hanguskan 60 Rumah, Kabel Sutet Putus Biang Keroknya?
-
Rekaman CCTV Detik-detik Pendopo FKIP Unsil Ambruk Viral, 16 Mahasiswa Terluka