Suara.com - Usai heboh ucapan menghina penjual es teh oleh Utusan Khusus Presiden Miftah Maulana alias Gus Miftah jadi sorotan. Muncul desakan publik agar sosok Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan itu dipecat dari jabatannya.
Kelakuan Gus Miftah yang memantik kritikan publik disebut bukan kali ini saja. Ucapannya yang mengolok-olok pedagang es teh di sebuah pengajian pun viral.
Warganet menilai apa yang dilakukan Gus Miftah sangat tidak mencerminkan perilaku seorang tokoh agama. Apalagi saat ini dia dipercaya menjadi salah satu staf Presiden Prabowo di bidang keagamaan.
Salah satu desakan agar Gus Miftah dipecat dilontar penulis sekaligus aktivis gender, Kalis Mardiasih. Dia jadi salah satu pemengaruh yang intens menyoroti kelakuan Gus Miftah yang viral.
Di salah satu cuitannya di X, Kalis Mardiasih membeberkan alasan kenapa Gus Miftah layak dipecat dari jabatannya sebagai utusan khusus Presiden bidang keagamaan.
"Mengapa Miftah harus dipecat dari Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama?," tulis Kalis Mardiasih mengawali cuitannya sebagaimana dikutip, Kamis (5/12/2024).
Ada lima poin dia jelaskan. Pertama, Indonesia dengan penduduk 270 juta, adalah negara dengan permasalahan Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (KBB) yang kompleks.
"Keberagaman agama dan keyakinan harus dikelola dengan benar agar tidak ada kelompok yang dipersekusi karena keyakinan berbeda, pendirian rumah ibadah dan kegiatan keagamaan berjalan damai, dan lain-lain. Mungkin masih banyak yang berpikir isu toleransi dan perdamaian itu remeh, sebetulnya tidak," kata Kalis.
Kedua, sejarah mencatat sejumlah rentetan konflik terkait isu agama mulai dari Poso, Ambon, perundungan murid-murid penghayat kepercayaan hingga ibu-ibu dan perempuan Ahmadiyah Transito NTB yang tinggal di pengungsian sejak 17 tahun lalu.
Baca Juga: Kasih Kritik Keras, Joko Anwar Dukung Gus Miftah Dicopot dari Jabatan Sebagai Utusan Khusus Presiden
"Demikian pula pengungsi Syiah Sampang. Anak-anak perempuan beranjak pubertas tanpa air bersih dan tinggal dibatasi sekat kain yang tak nyaman. Mereka punya cita-cita jadi dokter dan pilot sedangkan mereka tidak bisa pergi ke sekolah karena diskriminasi. Bagaimana dengan Ibu hamil? See, isu toleransi bukan isu mudah," kata Kalis Mardiasih.
Ketiga, menurut Kalis, sebagai Utusan Khusus Presiden, Miftah menerima gaji dan tunjangan setara dengan pejabat setingkat menteri. Hal ini diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 137 Tahun 2024.
"Digaji pakai uang kita! Tapi, Miftah tidak memiliki latar keilmuan resolusi konflik KBB, tidak secara formal, tidak juga pengalaman meriset, berorganisasi atau advokasi lapangan untuk konflik KBB yang realitanya amat kompleks," katanya.
Keempat, menurut Kalis, jejak-jejak digital Miftah yang ada justru menampakkan ujaran diskriminatifnya ke kelompok yang berbeda, atau statement-statement mendukung kriminalisasi warga sipil, seperti Lina Mukherji, Komika Lampung Aulia Rakhman.
"Bagaimana jika suatu saat, mulutnya yang ngawur sebagai utusan khusus Presiden justru memicu konflik KBB yang berdampak merusak ke masyarakat sipil?," ujarnya.
Kelima, Kalis menyebut sudah terlalu banyak jejak digital Miftah mengolok-olok mereka yang lemah. Pedagang kecil, mereka yang dianggap jelek, seksisme akut melecehkan perempuan.
Berita Terkait
-
Silsilah Keluarga Habib Zaidan, Disorot Usai Ikut Tertawa Saat Gus Miftah Hina Penjual Es Teh
-
Benarkah Hinaan Membawa Rezeki? Pelajaran dari Kasus Gus Miftah
-
Penjual Es Teh yang Dihina Gus Miftah Diangkat Jadi Anggota Kehormatan Banser Jogja
-
Tyo Pakusadewo Desak Gus Miftah Agar Dipecat: Gak Pantas Jadi Utusan Khusus Presiden!
-
Kasih Kritik Keras, Joko Anwar Dukung Gus Miftah Dicopot dari Jabatan Sebagai Utusan Khusus Presiden
Terpopuler
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Pakar Tolak Keras Gagasan 'Maut' Bahlil: Koalisi Permanen Lumpuhkan Demokrasi!
-
Gus Yahya Ngaku Sejak Awal Inginkan Islah Sebagai Jalan Keluar Atas Dinamika Organisasi PBNU
-
Rais Aam PBNU Kembali Mangkir, Para Kiai Sepuh Khawatir NU Terancam Pecah
-
Puasa Rajab Berapa Hari yang Dianjurkan? Catat Jadwal Berpuasa Lengkap Ayyamul Bidh dan Senin Kamis
-
Doa Buka Puasa Rajab Lengkap dengan Artinya, Jangan Sampai Terlewat!
-
Pedagang Korban Kebakaran Pasar Induk Kramat Jati Mulai Tempati Kios Sementara
-
Buku "Jokowi's White Paper" Ditelanjangi Polisi: Cuma Asumsi, Bukan Karya Ilmiah
-
Gibran Turun Gunung ke Nias, Minta Jembatan 'Penyelamat' Siswa Segera Dibangun
-
Mensos Salurkan Santunan Rp15 Juta bagi Ahli Waris Korban Bencana di Sibolga
-
Pengamat: Sikap Terbuka Mendagri Tito Tunjukkan Kepedulian di Masa Bencana