Suara.com - Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov pada Kamis (6/12) mengirimkan peringatan keras kepada sekutu Ukraina dan dunia internasional. Dalam wawancaranya dengan jurnalis Amerika Serikat Tucker Carlson, Lavrov menegaskan bahwa Rusia siap menggunakan "cara apa pun" untuk mempertahankan diri dan mencegah kekalahan strategis yang disebut-sebut oleh Barat.
“Kami berharap sinyal terbaru kami, termasuk penggunaan rudal hipersonik Oreshnik, diambil dengan serius,” ujar Lavrov, merujuk pada serangan rudal canggih tersebut ke kota Dnipro dua pekan lalu.
Rudal Oreshnik, yang diklaim oleh Presiden Rusia Vladimir Putin memiliki kecepatan sepuluh kali lipat dari kecepatan suara dan tidak dapat dicegat oleh sistem pertahanan udara, telah menambah dimensi baru dalam konflik Ukraina yang kini memasuki tahun ketiga.
Serangan ini menuai kecaman internasional, termasuk dari Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, yang menyebut aksi tersebut sebagai "bentuk kegilaan terbaru Rusia." Zelenskyy juga menyerukan dukungan tambahan untuk sistem pertahanan udara negaranya guna menghadapi ancaman baru ini.
Di tengah eskalasi konflik, Lavrov mengklaim Rusia tetap mengutamakan penyelesaian damai melalui negosiasi, tetapi dengan syarat yang berat. Kyiv, menurut Lavrov, harus menerima kontrol Rusia atas wilayah Donetsk, Kherson, Luhansk, dan Zaporizhzhia, yang kini dianggap sebagai bagian dari Federasi Rusia berdasarkan konstitusi negara tersebut.
“Ini adalah kenyataan yang harus diterima,” tegas Lavrov.
Lavrov juga melontarkan kritik tajam terhadap kebijakan Amerika Serikat, menuding pemerintahan Presiden Joe Biden sengaja memperburuk situasi di Ukraina demi meninggalkan warisan buruk bagi pemerintahan Donald Trump yang akan datang.
Mengenai Trump, yang berjanji akan mengakhiri perang dengan cepat tanpa merinci langkah-langkahnya, Lavrov menyebutnya sebagai “pribadi yang kuat” dan “fokus pada hasil.”
Dalam wawancara yang mencakup berbagai isu global, Lavrov juga menyoroti konflik di Gaza dan Suriah. Ia mengecam operasi militer Israel di Gaza sebagai bentuk “hukuman kolektif yang melanggar hukum humaniter internasional.”
Baca Juga: California Diguncang Gempa Kuat, Peringatan Tsunami Sempat Berlaku
Selain itu, Lavrov menyatakan keprihatinannya atas meningkatnya kekerasan di Suriah, di mana kelompok oposisi bersenjata terus memperluas wilayah kontrol mereka. Ia dijadwalkan bertemu dengan pejabat Turki dan Iran pada Jumat untuk membahas situasi di negara tersebut.
Berita Terkait
-
California Diguncang Gempa Kuat, Peringatan Tsunami Sempat Berlaku
-
Vladimir Putin: Amerika Serikat Lakukan Tindakan Agresif di Timur Tengah
-
AS Lindungi Israel dari ICC: Sanksi Menanti Usai Surat Perintah Penangkapan Netanyahu
-
Donald Trump Ingin Gencatan Senjata di Gaza Sebelum Dilantik, PM Qatar: Kami Akan Berusaha
-
Setelah Dua Tahun Disiksa Hingga Tewas, Mayat Wali Kota Ukraina yang Diculik Rusia Akhirnya Dipulangkan
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
Pilihan
-
Pertamax Tetap, Daftar Harga BBM yang Naik Mulai 1 Oktober
-
Lowongan Kerja PLN untuk Lulusan D3 hingga S2, Cek Cara Daftarnya
-
Here We Go! Jelang Lawan Timnas Indonesia: Arab Saudi Krisis, Irak Limbung
-
Berharap Pada Indra Sjafri: Modal Rekor 59% Kemenangan di Ajang Internasional
-
Penyumbang 30 Juta Ton Emisi Karbon, Bisakah Sepak Bola Jadi Penyelamat Bumi?
Terkini
-
Kepala BGN Ngaku Tak Semua Dapur MBG Punya Sanitasi Air yang Bersih
-
Terbuai Ramalan Kiamat Seorang Pastor, Ratusan Warga Rela ke Hutan Tinggalkan Segalanya
-
Pemerintah Wajibkan Rapid Test di Dapur MBG, Perpres Darurat Segera Terbit
-
Modus Keji Predator Seks di Apartemen Kalibata: Imingi Hadiah Ultah, Rekam Aksi dengan Handycam!
-
Geger Keracunan Massal, Program Makan Bergizi Gratis Didesak Setop, Kantin Sekolah Jadi Solusi?
-
Dokter Tifa Tawarkan Obat Autoimun Manjur untuk Jokowi, Syaratnya Cuma Satu: Tobat Nasuha!
-
KPK Panggil Eks Dirut PGN untuk Kasus Korupsi Jual Beli Gas
-
Dituduh Cabul Hingga Diusir Warga, Benarkah Eks Dosen UIN Malang Ini Korban Fitnah Tetangga Sendiri?
-
Sebar ShopeePay: Tebar Saldo Gratis hingga 2,5 Juta, Klik Linknya Sekarang Juga!
-
Viral Perang Tetangga di Malang: Yai Mim Diusir Warga Dituduh Cabul, Ternyata Ini Akar Masalahnya