Suara.com - Kepergian Presiden Suriah Bashar al-Assad dari jabatannya menandai momen penting yang mencerminkan lemahnya posisi Rusia di panggung geopolitik global.
Menurut pernyataan Kementerian Luar Negeri Ukraina pada Minggu (8/12), situasi ini menunjukkan ketidakmampuan Rusia untuk bertahan menghadapi tekanan di dua medan konflik sekaligus—di Suriah dan Ukraina.
Sejak 2015, Rusia telah menjadi pendukung utama rezim Assad melalui serangkaian serangan udara terhadap oposisi, sekaligus menggunakan dua pangkalan militer utama di Suriah.
Namun, invasi Moskow ke Ukraina yang telah berlangsung hampir tiga tahun ternyata menguras sumber daya militernya secara signifikan.
Dalam pernyataan resminya, Kementerian Luar Negeri Ukraina mengatakan, “Peristiwa di Suriah menunjukkan kelemahan rezim Putin, yang tidak mampu berperang di dua front sekaligus dan bahkan meninggalkan sekutunya demi melanjutkan agresi terhadap Ukraina.”
Rusia mengonfirmasi bahwa Bashar al-Assad telah meninggalkan jabatannya dan menyerahkan kekuasaan secara damai. Namun, lokasi Assad saat ini tidak diungkapkan, dan belum ada kepastian apakah militer Rusia akan tetap berada di Suriah.
Direktorat Intelijen Ukraina (HUR) mengungkapkan bahwa Rusia telah menarik kapal perangnya dari pangkalan angkatan laut di Tartous. Kapal frigat Admiral Grigorovich dan kapal kargo Engineer Trubin dilaporkan meninggalkan pangkalan tersebut pada Minggu.
Sementara itu, pangkalan udara Khmemim juga dilaporkan sedang dikosongkan, dengan persenjataan dan peralatan militer Rusia diterbangkan keluar dari Suriah.
Kehadiran Rusia di Timur Tengah, yang sebelumnya diperkuat melalui peran strategisnya di Suriah, kini berada di bawah ancaman besar.
Baca Juga: Israel Diam-diam Duduki Wilayah Perbatasan Golan saat Konflik Suriah
Para blogger perang Rusia memperingatkan bahwa dua pangkalan militer utama Rusia di Suriah—Tartous dan Khmemim—berada dalam bahaya jatuh ke tangan kelompok pemberontak yang telah mengambil alih kekuasaan.
Berita Terkait
-
Israel Diam-diam Duduki Wilayah Perbatasan Golan saat Konflik Suriah
-
Gempur Damaskus, Israel Hancurkan Pusat Rudal Iran di Suriah
-
Rezim Assad Tumbang! PM Inggris Sambut Era Baru Suriah
-
Bashar Al-Assad Dilengserkan, Tim Nasional Suriah Alami Dampaknya
-
Netanyahu Tuding Tergulingnya Assad Sebagai 'Jatuhnya Mata Rantai Kejahatan Iran'
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
Pilihan
-
Pertamax Tetap, Daftar Harga BBM yang Naik Mulai 1 Oktober
-
Lowongan Kerja PLN untuk Lulusan D3 hingga S2, Cek Cara Daftarnya
-
Here We Go! Jelang Lawan Timnas Indonesia: Arab Saudi Krisis, Irak Limbung
-
Berharap Pada Indra Sjafri: Modal Rekor 59% Kemenangan di Ajang Internasional
-
Penyumbang 30 Juta Ton Emisi Karbon, Bisakah Sepak Bola Jadi Penyelamat Bumi?
Terkini
-
Momen Menkeu Purbaya Ancam Pertamina Malas Bikin Kilang Baru: Males-malesan, Saya Ganti Dirutnya
-
Sosok Meta Ayu Puspitantri Istri Arya Daru: Keberatan Kondom Jadi Barang Bukti Kematian Suami
-
Gubernur Ahmad Luthfi Minta Organisasi Tani Ikut Atasi Kemiskinan
-
Bernasib Tragis saat Rumah Ditinggal Pemiliknya, 4 Anak Ini Tewas Terbakar!
-
Naturalisasi Atlet Timnas Secepat Kilat, Kenapa Anak Keturunan WNI Malah Terancam Jadi Stateless?
-
Cecar Kepala BGN di Rapat Soal MBG, Legislator PDIP: Tugas Kami Memang Menggonggong
-
Heboh Polemik Pelat BK, Aksi Bobby Nasution Dibela DPR, Apa Alasannya?
-
Perkap Baru, Polisi Bisa Tembak Penyerang Markas Pakai Peluru Tajam! Ini Aturan Lengkapnya
-
Akhirnya Terungkap! Menkes Budi Gunadi Beberkan 3 Penyebab Utama di Balik Krisis Keracunan MBG
-
Korban Keracunan MBG di SDN Gedong Jadi 22 Siswa, Komnas PA Kritik Guru Jadi Pencicip Makanan