Suara.com - Amnesty International menyebutkan sepanjang 2024, ada 116 kasus tindakan kekerasan aparat kepolisian. Angka tersebut tercatat sejak Januari hingga November 2024.
Direktur Eksekutif Amnesty Internasional Indonesia, Usman Hamid mengatakan 29 diantaranya merupakan pembunuhan di luar hukum yang dilakukan oleh pihak kepolisian.
“Saat mengejar TPNPB, anggota polisi menembak warga sipil berinisial YS (40) hingga tewas di Intan Jaya, Papua Tengah, pada bulan Januari. Kemudian penembakan pria berinisial R (34) hingga tewas di rumahnya di Batu Badak, Lampung Timur, pada Maret 2024,” kata Usman, dalam siaran Youtube Ambesty International, Senin (9/12/2024).
“Terbaru, polisi menembak remaja berinisial G (16) di Semarang, Jawa Tengah saat sedang mengendarai sepeda motor dengan S dan A, setelah sepeda motor mereka bersenggolan dengan aparat, pada bulan November,” tambahnya.
Tindakan kekerasan lainnya yakni penyiksaan sebanyak 26 kasus. Penangkapan sewenang-wenang terhadap warga sipil dalam aksi demontrasi sebanyak 21 kasus.
“Intimidasi dan kekerasan fisik sebanyak 28 kasus,” ujarnya.
Selanjutnya, dalam membubarkan massa, aprat kepolisian juga sering menggunakan gas air mata dan water cannon tidak sesuai prosedur. Berdasarkan catatan Amesty, hal itu terjadi sebayak 7 kasus.
“Gas air mata serta water cannon memang bukan senjata yang bisa langsung mematikan namun jika ditembakan secara langsung apalagi ke arah mata, bisa sangat menbahayakan. Water cannon juga bisa membuat patah tulang rusuk dan kerusakan organ dalam tubuh jika disemprotkan dari jarak dekat,” beber Usman.
Kemudian, kekerasan lainnya yang pernah dilakukan aparat yakni melakukan penahanan tanpa diketahui keberadaannya sebanyak 3 peristiwa.
“Kemudian pembubaran diskusi 1 kasus dan penghilangan sementara 1 kasus,” pungkasnya.
Berita Terkait
-
Ramai Insiden Warga Sipil Tewas Diduga Ditembak, Amnesty International Kecam Aksi Aparat Gunakan Senpi
-
Amnesty Internasional Kecam Pernyataan Yusril Soal Tragedi 1998 Bukan Pelanggaran HAM Berat
-
Ricuh! Bentrok Warga Vs Aparat di Poco Leok, Proyek Geothermal Pemicu Amarah
-
Geruduk Mabes Polri, Koalisi Peduli Masyarakat Poco Leok: Kami Bawa Amarah Atas Kekerasan Polisi!
-
Masih Gelap, Dua Dekade Munir Diracun di Udara, Amnesty International: Padahal Masih Ada Peluang Hukum
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Dicopot
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
- Viral Murid SD Kompak Tolak Makan Gratis, Anak-Anak Jujur Masalahnya di Menu?
Pilihan
-
3 Kontroversi Purbaya Yudhi Sadewa di Tengah Jabatan Baru sebagai Menteri
-
Indonesia di Ujung Tanduk, Negara Keturunan Jawa Malah Berpeluang Lolos ke Piala Dunia 2026
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB, Terbaru September 2025
-
IHSG Jeblok Hingga 1 Persen di Sesi I Perdagangan Selasa Setelah Sertijab Menteri Keuangan
-
19 Tewas di Aksi Demo Anti Korupsi, Eks Persija Jakarta: Pemerintah Pembunuh!
Terkini
-
PSI Jakarta Ungkap Aksi Nyata Jawab Tuntutan 17+8, Apa Saja?
-
Baru Sehari Jabat Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa Didemo dan Didesak Dicopot
-
Mengenal Lebih Dekat Puteri Komarudin, Sosok Disebut Jadi Menpora Gantikan Dito
-
Ustaz Khalid Ngaku Jadi Korban Agen Travel Muhibbah dalam Kasus Korupsi Kuota Haji
-
Susul Kasus Jokowi, Roy Suryo Pertanyakan Ijazah Gibran
-
Viral! Wanita Ini Syok Isi Celengan Berubah, Uang Ratusan Ribu Mendadak Jadi Recehan
-
Peringatan Ulta Levenia soal Ancaman Intervensi Asing di Indonesia
-
KPK Tahan 3 Tersangka Kasus Suap pada Pengadaan Katalis Pertamina
-
Refly Harun : Gibran Jadi Wapres Setelah SMA di Luar Negeri Adalah Cacat Bawaan
-
Jejak Karier Irjen Asep Edi Suheri yang Dituntut Mundur: Punya Prestasi Mentereng